"Kalau tidak percaya, silakan tendang dan atau dorong sekuat tenaga, tak akan ada apa-apa," ucapnya, sembari mempersilakan Tribun Jateng menendang maupun mendorong sel.
Kendati sistem pengamanan di lapas sudah super ketat, petugas yang ada pun akan dibekali senjata api.
"Senjata laras pendek dan panjang dengan kaliber kecil, karena fungsinya bukan untuk tempur, tapi melumpuhkan. Selain itu ada juga peluru karet, gas air mata, alat kejut listrik. Petugas penjemput terpidana yang ingin dibesuk harus lebih dari satu orang," urainya.
Selanjutnya, Jongga mengajak Tribun Jateng ke pintu masuk tahap dua lapas, tepat di belakang gedung utama.
Di sana juga terlihat petugas yang berjaga-jaga. Selain itu, terpasang X-ray barang dan body scaner.
Kedua alat itu dioperasionalkan oleh masing-masing tiga operator. Pengunjung yang hendak membesuk tahanan harus lebih dulu melewatinya.
Baca: Harga Daging Ayam di Pasar Sabak Barat Tembus Hingga Rp 48 Ribu per Kilogram
Mereka tidak boleh membawa masuk barang terlarang seperti handphone dan lain sebagainya. Jadi, barang-barang bawaan pengunjung akan dititipkan kepada petugas.
"Body scaner ini bisa mendeteksi barang bawaan pengunjung sekecil apapun, bahkan isi dalam perut akan kelihatan. Jika ada yang berusaha menyelundupkan narkotika akan segera ditindak," tandasnya.
Diketahui, Lapas Batu disiapkan sebagai lapas bagi napi risiko tinggi, khususnya napi bandar narkoba.
Pengunjung tidak boleh memberikan barang kepada penghuni, sebab segala keperluan telah dipenuhi pihak lapas.
"Obat-obatan pun harus melalui tim medis dari Nusakambangan, tidak bisa diberikan langsung," imbuh Jonggo.
Tembok Kaca
Dua langkah dari ruang pemeriksaan, ada sebuah ruangan untuk bertemunya pengunjung dan napi.
Mereka dibatasi tembok kaca tebal, dan hanya bisa berkomunikasi lewat telepon yang telah disediakan.
Terdapat 14 bilik temu yang dilengkapi telepon dua arah. Semuanya tersambung dengan petugas, sehingga apa yang dibicarakan akan terekam dan dapat didengarkan petugas.
Selain itu, tidak diperkenankan juga besentuhan fisik.
Karena lokasi Lapas Nusakambangan yang cukup jauh, petugas memberi kelonggaran waktu bertemu relatif lebih lama, atau maksimal 1 jam lebih 15 menit.
Mereka yang membesuk harus terdaftar dalam Kartu Keluarga napi, sehingga tidak semua orang bisa menjenguk.
Masuk lebih dalam terdapat dua pos penjagaan, yaitu berada di tengah halaman, sebelum masuk ke blok tahanan.
Apabila ada yang membesuk, mereka harus berjalan dari ruangan tahanan ke area pertemuan dengan pengawalan petugas.
"Sebelum keluar sel, lebih dulu tangan dan kaki diborgol petugas," tuturnya.
Dalam satu ruangan dibagi dua sel dan tengahnya terdapat jalan. Setiap sel hanya boleh dihuni satu orang, dan dilengkapi CCTV.
Fasilitas yang ada hanya kasur tipis dan kamar mandi terbuka berukuran kecil di setiap sel.
Sejauh ini, Lapas Batu masih sepi dari tahanan, karena baru saja selesai direnovasi untuk high risk. Tetapi, rencananya lapas itu segara dioperasionalkan dalam waktu dekat.
Ketika ditanya sudah adakah jumlah tahanan yang 'memesan' tinggal di Lapas Batu, Sujonggo mengaku belum ada perkiraan.
"Tahanan yang nanti tinggal di Lapas Batu merupakan hasil dari assesment pihak terkait, termasuk BNN (Badan Narkotika Nasional). Merekalah yang menentukan seseorang napi tergolong high risk atau tidak," kata dia.
Sebelum mengusung konsep high risk, Lapas Batu berkapasitas 750 orang.
Sejak Oktober lalu penghuni dikosongkan dan dipindah ke tetangga sebelah seperti Lapas Besi, Kembang Kuning, Permisan, dan Lapas Narkotika.
Lapas itu pada November mulai direnovasi, di mana kini sudah siap ditempati.
"Kenapa harus satu sel satu orang, itu karena rawan konflik, rebutan sabun saja bisa memicu perkelahian. Sejak high risk, peraturan pun berubah. Jika dulu boleh menerima bawaaan dari pembesuk, bisa ketemu fisik, dan satu sel bisa lebih dari dua orang, sekarang hal itu tidak bisa lagi," kata Jonggo.
Baca: FOTO: Rahmat Derita dan Usman Ermulan Merapat ke PKS
Lapas Batu juga dilengkapi tim dokter, psikolog, dan perawat.
Selain itu, petugas yang bekerja lapas seluas 9.000 meter persegi itu juga lebih dulu melalui proses seleksi ulang.
Jonggo mengungkapkan, lapas high risk memang dibuat lebih ketat, tetapi tetap menjunjung tinggi hak napi.
Sebab, hal itu penting agar kasus pengendalian narkotika dari lapas tidak terjadi lagi.
Untuk Muslim diberi petunjuk arah kiblat, serta disediakan Alquran dan sajadah. Rokok tidak boleh masuk. Pegawai juga tidak boleh ngobrol dengan napi.
"Mereka yang nanti menghuni Lapas Batu kalau dibilang kasihan ya kasihan, tapi apakah mereka tidak kasihan karena ulahnya satu hari 40-50 ribu orang mati karena nakotika," ujarnya.
Baca: Tak Lazim, Inilah Alasan Buffon Persilakan Tiga Pemain Senior Angkat Trofi Coppa Italia
Terkenal Angker
Pulau Nusakambangan, selain dikenal sebagai penjara yang ketat juga dijuluki Pulau Kematian. Musababnya, ratusan orang bahkan ribuan narapidana mati secara tak wajar.
Kebanyakan dari mereka dieksekusi dan terjangkit wabah malaria, seperti yang diriwayatkan pada masa kolonial Belanda. Tak aneh jika banyak cerita mistis bertebaran.
Tak hanya deretan kengerian di atas, keseraman LP Nusakambangan seakan makin lengkap dengan banyaknya cerita mistis tentang tempat ini.
Baca: Napi Teroris Sandera 6 Brimob, Drama Berlangsung 40 Jam, Wakapolri Sebut Asal Ledakan Bom
Salah satunya tentang angkernya hutan Nusakambangan yang bisa bikin seseorang tidak bisa pulang selamanya.
Pernah ada cerita tentang petugas yang tak bisa menemukan jalan pulang ketika terjebak di dalam hutan.
Mereka pun kebingungan luar biasa. Hingga akhirnya diketahui caranya adalah dengan menenangkan hati dan juga lepaskan niat buruk. Tak lama kemudian para petugas itu bisa keluar.
Tak hanya di hutannya saja, konon di dalam LP-nya sendiri sering terjadi hal-hal seram. Tak mengherankan karena tempat ini sudah ada sejak zaman Belanda.
Baca: Semalam Ada Bom dan Tembakan, Wiranto Sebut Alasan Semua Napi Teroris Menyerahkan Diri
Nah, meskipun penuh dengan kesan horor dan mengerikan.
Namun, banyak yang bilang Nusakambangan sebenarnya sangat menyenangkan. Johny Indo yang pernah tinggal 14 tahun di dalamnya mengatakan jika di sana sangat nyaman.
Petugasnya ramah dan para napinya juga bersahabat. Jadi, mungkin anggapan yang ada tentang penjara satu ini perlu sedikit diluruskan.
(EKOPRASETYO/TRIBUNJAMBI.COM)