Laporan wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Aksi pelajar SMA saat merayakan kelulusan tidak hanya menyebabkan kekacauan lalu lintas, tapi juga merusak simbol kepahlawanan asal Kabupaten Sarolangun. Monumen patung Kolonel Abundjani di lapangan Gunung Kembang, Sarolangun menjadi sasaran tangan jahil. Pada monumen tersebut terlihat banyak coretan dari semprotan cat pilox.
Kelakukan yang dianggap tidak menghagai pejuang ini diduga terjadi saat banyak pelajar SMA yang merayakan kelulusannya di lapangan Gunung Kembang pada Kamis, (3/5) lalu. Setidaknya ada sekitar seratusan pelajar yang membanjiri lapangan tersebut dan mencoret coret berbagai fasilitas yang ada.
Baca: Harga Naik Hingga 350 Persen, Ratusan Batang Kulit Manis Disikat Pencuri di Ladang
Pantauan di lapangan, Senin (7/5), bekas coretan cat pilox terdapat pada dinding penyangga monumen patung Kolonel Abundjani yang terlihat mulai kusam. Henrizal, salah seorang warga yang kebetulan melintas di Lapangan Gunung Kembang mengaku prihatin dengan kondisi monumen pahlawan asal Sarolangun tersebut. Padahal, Kol. Abundjani tidak hanya menjadi kebanggaan warga Sarolangun, tapi juga warga Jambi.
“Mau bilang gimana lagi kalau uda begini. Ke depan harus benar-benar ditertibkan para pelajar agar tidak terulang lagi,” katanya, Senin (7/5).
Dia menuturkan aksi yang dilakukan para pelajar ini memberikan citra buruk. Sebab, tradisi coret-coret menyisakan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada fasilitas umum. Henrizal berharap ada larangan keras dan sanksi tegas dari aksi coret-coret fasilitas umum dan seragam sekolah saat perayaan kelulusan.
"Seragam sekolah yang digunakan itu bisa disumbangkan kepada siswa yang kurang mampu. Dengan begitu, tentunya ini memberikan manfaat dan mempertajam rasa empati bagi generasi muda,” ungkapnya.
Baca: Pembangunan Jalan Marene-Kasang Pudak, Junaidi: Kita Sudah Anggarkan, Tapi Belum Dikerjakan
Baca: Daging Ayam Menghilang Lebih Awal, Dari Puluhan Hanya Empat Pedagang yang Menggelar Lapak
Dia juga mengimbau agar aksi konvoi tidak dilakukan lagi. Selain menyebabkan kemacetan lalu lintas, para pelajar rentan mengalami kecelakaan karena mengendarai kendaraan dengan ugaI-ugalan, tidak memakai helm dan berboncengan melebihi kapasitas kendaraan.
“Sebaiknya para pelajar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi negeri, itu lebih bagus,” imbuhnya.
Untuk diketahui, patung Kolonel Abundjani menjadi monumen kebanggan masyarakat Sarolangun, terlihat gagah dengan mengendarai kuda lengkap dengan sangkur dan juga senjata laras panjang. patung tersebut didirikan sebagai tanda rasa hormat terhadap Kolonel Abundjani sebagai pahlawan Jambi.
Sayangnya, rasa hormat itu mulai berkurang dengan banyak tangan jahil yang tak bertanggung jawab, yang mengotori monumen patung pahlawan, sebagai simbol perlawanan sejarah Jambi pada penjajah Belanda.
Baca: Masalah Antibiotik, Stok Ayam Potong di Jambi Terancam Kosong Pertengahan Puasa Hingga Lebaran
Baca: Pemkab Menjamin Ketersediaan Bahan Pokok Aman Selama Puasa
Baca: HUT Satpol PP - Cek Endra Minta Tingkatkan Kesiapsiagaan Jelang Pilpres dan Pilgub