Daging Ayam Menghilang Lebih Awal, Dari Puluhan Hanya Empat Pedagang yang Menggelar Lapak
Ada yang beda di Pasar Tradisional Kramat Tinggi Batanghari Senin (7/5) siang. Pasalnya baru pukul 9.30 kios penjual ayam sudah
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Ada yang beda di Pasar Tradisional Kramat Tinggi Batanghari Senin (7/5) siang. Pasalnya baru pukul 9.30 kios penjual ayam sudah sepi karena stok ayam habis.
Pantauan Tribunjambi.com di lapangan, kondisi tersebut terbilang langka. Pasalnya untuk jenis ayam pada hari-hari sebelumnnya masih dapat dijumpai pedagang ayam yang menawarkan diatas pukul 11. Namun berbeda dengan hari ini, karena pasokan ayam yang diterima pedagang memang sedikit berkurang akhir akhir ini.
Baca: Pemkab Menjamin Ketersediaan Bahan Pokok Aman Selama Puasa
Dari sekitar 20 pedagang ayam potong di Pasar Kramat tinggi biasanya, pada hari ini hanya empat orang pedagang saja yang terlihat nenjajakan dagangan.
"Karno stoknyo kurang dag semuo pedagang julan hari ni, yang jualan cuman empat orang bentar bae diserbu pembeli abisla," ujar pedagang, Mas Pur.
Pada hari ini pasokan ayam potong terbatas hanya satu setengah ton saja sehingga menjelang siang daging ayam di pasaran telah habis terjual. Biasanya dalam sehari pedagang bisa menghabiskan daging ayam hingga 4 ton.
"Kalau katonyo kekurangan ayam di pasar tradisional ni karno pasokan daging ayam di tingkat kontributor mengalami kekurangan. Bahkan mereka harus mendatangkan daging ayam dari luar wilayah seperti Bungo, Sarolangun dan Tebo kalau Batanghari sendiri kosong," ujarnya.
Banyak juga dari luar wilayah Provinsi Jambi seperti Sumatra Selatan juga mengambil pasokan ayam dalam wilayah Provinsi Jambi, sehingga pasokan ayam di daerah itu tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat yang meningkat menjalang Ramadan ini.
Baca: HUT Satpol PP - Cek Endra Minta Tingkatkan Kesiapsiagaan Jelang Pilpres dan Pilgub
Baca: Menjamurnya Pasar Desa Penanda Ekonomi Warga Meningkat, Namun. . .
"Kalo lah macamni hargo jelasla bergejolak dari harga standarnyo Rp28 ribu perkilo, kini naik menjadi Rp32 bahkan sampe angko Rp40 ribu perkilonya," jelasnya.
Kurangnya pasokan daging ayam tersebut diprediksi akan terjadi hingga satu pekan selama Ramadan. Selama Ramadan daging ayam tersebut diprediksi normal dan akan meningkat kembali menjelang hari raya.
Selain daging ayam, pasokan daging sapi dan kerbau juga alami kekurangan. Namun kurangnya pasokan daging sapi dan kerbau tersebut disebabkan oleh pedagang daging sapi dan kerbau yang mengurangi pasokan karena permintaan daging sapi yang cenderung menurun, dan harga daging yang cenderung meningkat.
"Hari ini hanya memotong satu ekor kerbau, biasanya dua atau tiga kerbau. Hal itu karena permintaan daging ini cenderung menurun," ujar seorang pedagang daging.
Sementara itu, Dinas Koperindag Batanghari melalui Kabid Perdagangan Suparno mengatakan kurangnya pasokan daging ayam tersebut merupakan permainan dari kontributor yang ingin menaikkan harga daging ayam. Sehingga pasokan daging ayam dikurangi.