Menurut pemuda yang mengaku pernah bercita-cita menjadi “passobis” setelah digembleng di Jogyakarta itu, kelompok “passobis Sidrap” menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatian warga.
Setiap orang dalam kelompok itu memiliki tugas masing-masing, tentunya dengan upah yang menggiurkan.
Bagian pemasaran tugasnya mencari daerah yang masyarakatnya dianggap berpenghasilan menengah ke bawah.
Pertimbangan menyasar daerah itu dengan harapan korban lebih banyak terjaring.
Bagian pemasaran merental mobil untuk menjangkau daerah terget operasi.
Kupon yang tercantum di dalamnya merek terkenal dilengkapi hadiah menggiurkan seperti kendaraan roda empat dan uang tunai ditebar dini hari di daerah pesisir.
Kontak person atas nama perusahaan terkenal dilengkapi dengan website juga tercantum di kupon itu.
Ada juga bagian operator yang bertugas menerima layanan telepon.
Staf di bagian ini hanya duduk di tengah ruangan.
Setiap operator menangani nomor telepon berbeda.
Setiap ada penelepon masuk, mereka harus memperdengarkan hiruk pikuk suasana kantor yang ramai dengan obrolan penelepon. Bagian operator wajib mengarahkan korban hinga proses transaksi.
“Kelompok "passobis" tidak pernah menetap lama jika sudah menjaring satu korbannya.