Berita Jambi
Hutan Bambu dan Air Terjun di Hutan Adat Bukit Sembahyang Desa Air Terjun Kerinci Jambi
Desa Air Terjun memiliki bentang alam berupa air terjun yang dikelilingi hutan adat, yang juga penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat
Penulis: tribunjambi | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Komitmen warga untuk menjaga hutan adat sebagai daerah tangkapan air dan sumber kehidupan desa, berbuah penghargaan Wana Lestari dari Menteri Kehutanan.
Penghargaan ini diterima Desa Air Terjun, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Sesuai namanya, Desa Air Terjun memiliki bentang alam berupa air terjun yang dikelilingi hutan adat, yang juga penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat.

Hutan ini didominasi pepohonan dan rumpun bambu yang dikelola secara lestari oleh masyarakat adat Batu Kuho Desa Air Terjun.
Melalui musyawarah adat, masyarakat sepakat menamai kawasan ini Hutan Adat Bukit Sembahyang Padun Gelanggang dan menetapkan aturan larangan penebangan serta membuka lahan baru, meski lokasinya sangat dekat dengan pemukiman.
Terdapat 101 jenis bambu tumbuh subur di dalam hutan bambu di Desa Air Terjun.
Secara turun temurun, mereka menjaga hutan bambu yang dikelilingi beragam tanaman hutan.
Upaya itu ditandai dengan penetapan status hutan larangan. Di dalamnya tumbuh beragam spesies bambu, mulai dari bambu kuning (Bambusa vulgaris var. striata), betung (Dendrocalamus asper), bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea), dan bambu mayan (Gigantochloa robusta Kurz).
Selain bambu, desa itu juga memiliki keindahan air terjun yang bernama Batu Kuho. Itulah sebab desa tersebut dinamai Desa Air Terjun.
Baca juga: Profil Bahtra Banong, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Bela Bupati Sudewo: Sama-sama Kader Gerindra
Baca juga: Kekayaan M Ilyas Panji Alam Wakil DPRD Sumatera Selatan periode 2024-2029, Hartanya Rp9,5 M
KKI Warsi berkolaborasi dengan masyarakat untuk pengelolaan hutan lestari, memperkuat kelembagaan Lembaga Pengelola Hutan Adat (LPHA) Batu Kuho serta mendorong pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang tumbuh subur di dalam dan sekitar hutan.
Pengelolaan hutan adat yang dilakukan masyarakat ini mendapatkan pengakuan dari negara dengan keluarnya SK Hutan Adat Nomor 6737/MENLHK-PSKL/KUM1/12/2016 tentang Penetapan Pencantuman Hutan Adat Bukit Sembahyang Padun Gelanggang pada 28 Desember 2016, dengan luas 39 hektare.
“Kami perlu melindungi kawasan hutan ini untuk menjaga pasokan air sawah yang bersumber dari air terjun. Air itulah yang mengalir ke desa kami,” ujar Kepala Desa Air Terjun Wisal Putra, yang hadir ke Jakarta untuk menerima penghargaan Wana Lestari.
Hasil Produksi Desa Air Terjun
Selain menjaga hutan, masyarakat juga memanfaatkan bambu untuk kerajinan, mebel, dan sedang merintis produksi tusuk sate.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan bantuan peralatan pengolahan bambu untuk mendukung usaha ini.
Tidak hanya itu, masyarakat adat juga memanfaatkan potensi pohon aren untuk memproduksi gula semut.
Melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang anggotanya didominasi perempuan adat secara rutin memproduksi gula semut.
Gula Semut ini telah dipasarkan mulai dari lokal, kabupaten, hingga nasional.
Berkat konsistensi ini, KUPS Gula Semut Desa Air Terjun meraih predikat Platinum dari Kementerian Kehutanan.
Baca juga: Eks Waka DPRD Tebo yang Gunduli Hutan Dapat Remisi 4 Bulan di HUT RI
Dukungan juga datang dari Kementerian Desa dan pemerintah desa yang mengalokasikan dana desa untuk pengembangan usaha berbasis potensi lokal, baik HHBK maupun jasa lingkungan dari hutan adat.
Ade Candra, Koordinator Program KKI Warsi, mengapresiasi penghargaan yang diterima Desa Air Terjun.
“Hutan adat adalah benteng kehidupan masyarakat. Selain menjaga fungsi ekologi seperti air dan kesuburan tanah, hutan juga bisa memberikan manfaat ekonomi jika dikelola dengan baik.
Apa yang dilakukan masyarakat Air Terjun adalah contoh nyata bahwa perlindungan hutan dan kesejahteraan bisa berjalan seiring.
Kami bangga penghargaan Wana Lestari yang diserahkan Menteri Kehutanan hari ini di Manggala Wanabakti menjadi pengakuan atas kerja keras masyarakat,” ujar Ade.
Penghargaan Wana Lestari 2025 ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus menjaga hutan dan memanfaatkannya secara bijak demi keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan masyarakat.
Penyerahan penghargaan di gelar Kementerian Kehutanan dalam acara Temu Karya Teladan Penerima Penghargaan Wana Lestari Tingkat Nasional Tahun 2025 di Jakarta.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memberikan penghargaan kepada 54 teladan kehutanan dari 14 kategori, meliputi perorangan, kelompok, aparatur pemerintah, dan badan usaha yang telah berprestasi dan menjadi teladan dalam pembangunan kehutanan, pelestarian lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan Temu Karya Teladan Penerima Penghargaan Wana Lestari Tahun 2025 yang berlangsung pada 14–18 Agustus 2025 ini menjadi bagian integral dari perayaan kemerdekaan, menegaskan komitmen Indonesia dalam mewujudkan pengelolaan hutan lestari bagi kesejahteraan masyarakat.
Kementerian Kehutanan memberikan apresiasi tinggi terhadap dedikasi dan komitmen bersama ini, yang telah menunjukkan hasil nyata dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.
Hal ini sesuai dengan semangat perayaan kemerdekaan ke-80 yang mengusung tema "Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju". Semoga prestasi ini menjadi motivasi dan teladan bagi seluruh pihak untuk terus berkontribusi menjaga hutan sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.
Penghargaan Wana Lestari merupakan apresiasi dari Pemerintah Republik Indonesia yang di berikan melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam upaya menjaga ekosistem hutan di Indonesia. (*)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi
Baca juga: Masih Ingat Eks Kades Pemayungan Tebo yang Bunuh Selinghkuhan Istri, Kini Dapat Remisi 9 Bulan
Baca juga: Kode Redeem ML Mobile Legends Terbaru Rabu 20 Agustus 2025, Spesial Banjir Skin dan Diamond
Baca juga: 2 Perampok Rp 750 Juta di Sarolangun Jambi Foya-foya dan Main Judol hingga Bentuknya Begini
Diam-diam Istri Ferdy Sambo Dapat Remisi 9 Bulan, Putri Candrawathi: Rajin Donor Darah dan Buat Tas |
![]() |
---|
Masih Ingat Eks Kades Pemayungan Tebo yang Bunuh Selinghkuhan Istri, Kini Dapat Remisi 9 Bulan |
![]() |
---|
Profil Bahtra Banong, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Bela Bupati Sudewo: Sama-sama Kader Gerindra |
![]() |
---|
Insiden Mati Lampu Warnai Peluncurkan Buku Jokowi's White Paper, Roy Suryo Cs Bantah Bermanuver |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.