Berita Internasional
Rencana Indonesia Rawat 2.000 Warga Dikaitkan dengan Pengosongan Gaza, Dukung Israel-AS?
Rencana pemerintah Indonesia untuk merawat 2.000 warga Gaza yang terluka di Pulau Galang, Batam, menuai kritik tajam.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Rencana pemerintah Indonesia untuk merawat 2.000 warga Gaza yang terluka di Pulau Galang, Batam, menuai kritik tajam.
Alih-alih dipandang sebagai aksi kemanusiaan, kebijakan ini justru dicurigai bakal memuluskan rencana Israel dan Amerika Serikat (AS) untuk mencaplok jalur tersebut.
Kekhawatiran ini mencuat dari beberapa pengamat dan tokoh nasional, yang menilai Indonesia berisiko terjebak dalam agenda politik Zionis.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengungkapkan kekhawatirannya jika rencana ini terus berlanjut.
Menurutnya, pemerintah Indonesia berisiko dicap naïf atau bahkan bodoh oleh Israel, terutama setelah muncul laporan diskusi antara kepala badan intelijen Israel (Mossad), David Barnea, dan utusan khusus AS, Steve Witkoff.
Diskusi tersebut membahas insentif bagi negara-negara yang bersedia membantu mengosongkan Gaza.
"Jangan sampai Indonesia nanti dikatakan oleh Israel tidak bisa membedakan antara naïf dengan bodoh," ujar Hikmahanto.
Ia menegaskan, jika Indonesia menerima insentif dari AS atau Israel, tindakan itu akan bertentangan dengan hukum humaniter internasional dan perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka.
Baca juga: MANTAN Pemain Timnas Palestina Tewas Usai Diserang Israel saat Antri Bantuan di Gaza
Baca juga: Peran Nowaiten Telenggen, Anak Buah Egianus Kogoya Diungkap Satgas Cartenz
Baca juga: PDIP akan Terus Bersuara Lantang di Pemerintahan Prabowo, Puan: Jika Program Tak untuk Rakyat
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah ada jaminan warga Gaza yang dirawat di Indonesia bisa kembali ke tanah air mereka yang terancam dicaplok.
Muluskan Ambisi Netanyahu dan Donald Trump?
Kritik serupa datang dari Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas. Ia secara gamblang menyebut bahwa kebijakan ini akan menguntungkan PM Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Presiden AS Donald Trump.
Anwar mengingatkan kembali pernyataan Trump sebelumnya yang berniat mengambil Gaza setelah warganya dipindahkan.
"Bukankah kebijakan yang akan dibuat [Presiden] Prabowo tersebut akan mempermulus terlaksananya rencana busuk Donald Trump dan Netanyahu tersebut?" tanyanya.
Ia juga mempertanyakan nasib warga Gaza yang sudah sehat setelah dirawat.
Apakah mereka bisa kembali, sementara wilayah mereka sudah dicaplok?
Anwar berpendapat, cara terbaik adalah dengan memberikan bantuan medis di dalam wilayah Gaza itu sendiri, bukan dengan memindahkan warganya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.