Berita Viral
MENTERI AGAMA Ungkap Penyebab Pembubaran Rumah Ibadah: Bukan Doktrin Agama, Misunderstanding
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa konflik yang berujung pada pembubaran rumah ibadah bukan disebabkan oleh ajaran agama.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa konflik yang berujung pada pembubaran rumah ibadah bukan disebabkan oleh ajaran agama.
Kata dia, hal itu melainkan oleh kesalahpahaman (misunderstanding) antar kelompok masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara Silaturahmi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (Silatnas FKUB) dan Lembaga Keagamaan 2025 di Tangerang, Banten, Rabu (6/8/2025).
Menurut Nasaruddin Umar, kasus pembubaran yang sempat menghebohkan publik seperti yang terjadi pada jemaat Gereja Kristen Sumatera Indonesia (GKSI) Anugrah Padang, Sumatera Barat, telah berhasil diselesaikan.
Dia menekankan pentingnya persatuan untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
"Sebetulnya, konflik itu bukan disebabkan oleh doktrin agama ya, tetapi lebih disebabkan oleh misunderstanding antara satu kelompok dengan kelompok lain. Kita berdoa, bersatu untuk bersama. Jangan lagi ada kasus-kasus seperti itu," ujar Nasaruddin.
Pemerintah Perkuat Hubungan Antarumat Beragama
Lebih lanjut, Nasaruddin mengungkapkan bahwa pemerintah akan memperkuat hubungan antarumat beragama melalui berbagai forum kebersamaan.
Baca juga: Viral Rumah Ibadah di Padang Dirusak, 9 Orang Terduga Pelaku Diamankan
Baca juga: PECATAN Tentara Terlibat Curanmor, Polisi Amankan 4 Pelaku: 2 DPO, 15 TKP
Baca juga: DAFTAR Aksi Kejahatan Mayer Wenda, Pentolan KKB Papua Sebelum Tewas di Tangan TNI: Brutal
Langkah ini diharapkan dapat menciptakan "hegemoni sosial yang akrab" di tengah masyarakat.
"Jadi maka itu kita akan nanti menciptakan satu hegemoni sosial yang akrab satu sama lain. Ada forum-forum kebersamaan yang kita lakukan secara interfaith," jelasnya.
Nasaruddin menambahkan, forum-forum ini akan membuat hubungan antarumat beragama menjadi lebih cair dan tidak kaku, menumbuhkan rasa solidaritas yang fundamental.
Hal ini sejalan dengan fungsi hakiki rumah ibadah yang bukan hanya sebagai tempat ritual, tetapi juga sebagai pusat spiritualitas, identitas kolektif, dan tempat pembinaan moral serta kerukunan.
"Sehingga dengan demikian kita akan cair, tidak kaku, dan insya Allah akan menganggap teman-teman kita itu adalah sangat solidaritas yang sangat fundamental gitu kan," tutupnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Antisipasi Korsleting, PLN Ingatkan Masyarakat Saat Memasang Umbul Umbul
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 53 : Orangutan
Baca juga: Pelaku Rudapaksa Anak 15 Tahun di Jambi Dilimpahkan ke Jaksa
Baca juga: Telkomsel Perkenalkan Paket IndiHome dan Telkomsel One Terbaru yang Lebih Atraktif
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.