Polemik Stockpile Batu Bara Jambi

Barisan Perjuangan Rakyat Jambi Nyatakan Sikap Tolak Stockpile Batubara PT SAS

Organisasi Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) secara resmi menyatakan sikap menolak pembangunan stockpile batubara milik PT SAS

|
Penulis: Khusnul Khotimah | Editor: Nurlailis
Tribun Jambi/ Khusnul Khotimah
Warga RT 03 Kelurahan Aur Kenali, Kota Jambi, mendeklarasikan terbentuknya organisasi rakyat bernama Barisan Perjuangan Rakyat.  

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Organisasi Barisan Perjuangan Rakyat (BPR) secara resmi menyatakan sikap menolak pembangunan stockpile batubara milik PT SAS di wilayah Aur Kenali, Mendalo Darat, Penyengat Rendah, dan sekitarnya. 

Pernyataan ini dibacakan langsung oleh Ketua Umum BPR, Rahmat Supriyadi, dalam acara deklarasi dan konferensi pers yang digelar di Pendopo RT 03 Kelurahan Aur Kenali, Kota Jambi.

Dalam pernyataan sikapnya, Rahmat menyampaikan empat poin utama yang menjadi dasar penolakan warga terhadap proyek stockpile PT SAS.

Baca juga: Direktur Walhi Jambi Sebut Pembangunan di Atas Penderitaan Rakyat adalah Pembangkangan Konstitusi

"Kami Barisan Perjuangan Rakyat merupakan organisasi rakyat yang terbentuk dari keresahan warga atas rencana pembangunan stockpile di wilayah kami. Kami berkomitmen dan menyatakan penolakan keras," ujar Rahmat. Sabtu (2/8/2025).

Adapun empat poin pernyataan sikap tersebut adalah: 

1. Mendesak seluruh pihak yang memiliki kewenangan agar segera mencabut seluruh perizinan yang berkaitan dengan pembangunan stockpile PT SAS di wilayah terdampak.

2. Menuntut Pemerintah Kota Jambi dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk memberikan perlindungan terhadap kesehatan dan lingkungan hidup masyarakat.

3. Menuntut transparansi serta pelibatan aktif masyarakat dalam setiap proses perizinan yang berdampak terhadap lingkungan hidup, sosial, dan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Warga RT 03 Aur Kenali Jambi Deklarasikan Organisasi Rakyat Tolak Pembangunan Stockpile PT SAS

4. Menyatakan penolakan tegas terhadap pembangunan stockpile PT SAS karena dianggap berdampak buruk terhadap kualitas hidup warga.

Rahmat menambahkan bahwa wilayah yang direncanakan menjadi lokasi pembangunan berada di tengah permukiman padat penduduk, sehingga risiko dampaknya sangat tinggi terhadap masyarakat sekitar.

"Kalau soal jalan khusus batubara sebenarnya memang bagus, karena memang mereka tidak boleh lewat jalan umum. Tapi masalahnya, lokasi pembangunan jalan dan stockpile ini berada di tengah-tengah pemukiman. Itu yang sangat kami tolak," tegasnya.

Menurut Rahmat, dampak lingkungan yang ditimbulkan tidak hanya akan dirasakan oleh warga Aur Kenali, tapi juga meluas hingga ke Mendalo Darat, Mendalo Laut, Penyengat Rendah dan sekitarnya.

"Pernyataan ini kami bacakan agar masyarakat tahu bahwa kami memiliki komitmen bersama sebagai awal dari perjuangan yang lebih terorganisir," katanya.

Rahmat menjelaskan bahwa penolakan bukan karena menolak pembangunan secara umum, tetapi karena lokasi pembangunan yang tidak tepat dan tidak mempertimbangkan keberadaan warga yang telah lama bermukim di kawasan tersebut.

"Jadi ini bukan soal anti - pembangunan. Tapi soal lokasinya. Wilayah yang mereka pilih sangat berdampak besar bagi masyarakat. Kami sudah sering mengalami banjir, dan pembangunan ini akan memperparah kondisi lingkungan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved