Human Insterest Story

Kisah Orang Rimba di Merangin Jambi Lepas dari Tuberkulosis, Seri III

DESA Pelakar Jaya, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Merangin, menjadi saksi perubahan besar dalam kehidupan Orang Rimba. 

Penulis: Khusnul Khotimah | Editor: asto s
Tribun Jambi/Khusnul Khotimah
Orang Rimba di Desa Pelakar Jaya, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, sedang berkumpul. 

DESA Pelakar Jaya, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Merangin, menjadi saksi perubahan besar dalam kehidupan Orang Rimba

Dari komunitas nomaden yang dulu bergantung pada rimba dan sungai, kini mereka perlahan beradaptasi dengan kehidupan menetap, lebih sehat, lebih teratur, dan perlahan, lebih sejahtera.

Ayep, Kepala Desa Pelakar Jaya, mengenang awal mula perubahan itu. 

"Dulu, sebelum mereka tinggal di pemukiman tetap, kondisinya memprihatinkan. Banyak anak-anak yang terkena TB (tuberkulosis) paru, dan kita tak berdaya,” katanya, Minggu (20/7/2025).

Namun semua berubah sejak pendampingan intensif dilakukan. 

Layanan kesehatan rutin mulai menjangkau komunitas Orang Rimba. 

Sebanyak 24 rumah untuk Orang Rimba dibangun di Desa Pelakar Jaya, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin.
Sebanyak 24 rumah untuk Orang Rimba dibangun di Desa Pelakar Jaya, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin. (Tribun Jambi/Khusnul Khotimah)

Hasilnya pun terasa. Angka penderita tuberkulosis menurun drastis. 

Kematian karena penyakit paru tak lagi terdengar dalam beberapa tahun terakhir. 

Bagi Ayep dan tim pendamping, itu bukan sekadar pencapaian, melainkan harapan yang nyata.

Meski begitu, jalan mereka belum sepenuhnya mulus. 

Di balik keberhasilan sektor kesehatan, tantangan ekonomi masih membayangi.

Sebagian warga telah mencoba bertanam padi dan sayuran dalam program ketahanan pangan. 

Namun, kenyataan pasar membuat mereka kembali pada hasil buruan baru: berondolan sawit. 

“Sayur-sayuran sulit laku dijual. Mereka merasa lebih untung cari berondolan, meski sebenarnya itu tidak pasti,” tutur Ayep.

Tapi angin perubahan tetap berembus. 

Figur Tumenggung Yudi, salah satu tokoh lokal, menjadi panutan baru. 

Ia memelopori peternakan kecil-kecilan yang kini mulai diikuti warga lain. 

“Sudah ada yang mulai beternak. Mereka melihat hasilnya lebih jelas dan menjanjikan,” ujar Ayep optimistis.

Dari segi infrastruktur, kehidupan masyarakat Orang Rimba berubah secara nyata. 

Berkat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sejak 2018, sebanyak 24 rumah layak huni berdiri kokoh. 

Fasilitas MCK, balai pertemuan, dan jalan beton ikut mendukung kehidupan baru mereka.

“Dulu sempat dibangunkan rumah oleh yayasan, tapi tidak layak huni. Sekarang beda, rumah-rumah sudah nyaman dan sehat,” katanya.

Air bersih, kebutuhan vital yang sebelumnya hanya bisa diakses dari sungai atau rawa, kini mengalir dari sambungan PAM. 

Bahkan pada 2026 nanti, desa merencanakan pembangunan sumur bor agar pasokan air lebih stabil.

Kini, sebanyak 33 kepala keluarga (KK) Orang Rimba telah menetap di Desa Pelakar Jaya. Mereka terbagi dalam dua kelompok besar: 24 KK bersama Tumenggung Yudi dan 8 KK di bawah kepemimpinan Pak Abas. 

Jarak antara keduanya sekitar dua kilometer, namun semangat kebersamaan tetap terasa dekat.

“Jumlah jiwa sekarang ada 137 orang. Semuanya sudah tinggal tetap, tidak ada lagi yang berpindah-pindah,” kata Ayep.

Lebih dari sekadar tempat tinggal dan bantuan kesehatan, pemerintah desa juga mendorong pemberdayaan ekonomi dan sosial. 

Pelatihan membuat piring dari lidi sawit menjadi salah satu program unggulan. 

Hasilnya? Tak terduga. 

“Sudah ada 10 pesanan dari warga luar. Produk mereka mulai diminati,” ujar Ayep bangga.

Tak hanya soal ekonomi, integrasi sosial pun terus tumbuh. 

Warga Orang Rimba kini aktif dalam rapat desa. 

Mereka berani menyuarakan pendapat, memberi masukan, dan ikut serta dalam pembangunan. Sesuatu yang mungkin dulu sulit dibayangkan.

“Setiap ada masalah, kami selalu hadir. Mau itu kasus kematian, penganiayaan, atau pengeroyokan, kami dampingi mereka sampai selesai,” tegas Ayep.

Mungkin, di sinilah kunci kepercayaan itu tumbuh. 

Bukan hanya karena bantuan, tetapi karena kehadiran. 

Kehadiran yang tidak bersyarat, yang membuat warga Orang Rimba tahu bahwa mereka tidak sendiri. (Khusnul Khotimah)

Baca juga: Perjalanan Orang Rimba Pelakar Jaya Kenal Berondolan Sawit, Seri I

Baca juga: Orang Rimba di Pelakar Jaya Kabupaten Merangin Mulai Beternak, Seri II

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved