Berita Viral
PERANG TOTAL Mentan Amran dengan Mafia Pangan: 260 Kasus Dilimpahkan ke Hukum
Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan perang terbuka terhadap mafia pangan dan para pelaku korupsi yang merongrong kedaulatan pangan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan perang terbuka terhadap mafia pangan dan para pelaku korupsi yang merongrong kedaulatan pangan nasional.
Dengan nada tegas, Amran menyatakan tidak ada kompromi dalam memberantas praktik-praktik curang ini.
Bahkan mengungkap bahwa dalam 10 bulan terakhir, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melimpahkan 260 kasus mafia pangan ke aparat penegak hukum.
Bongkar Skandal Pupuk Palsu hingga Pengoplosan Beras Ratusan Merek
Amran menyoroti betapa maraknya praktik curang dalam distribusi pangan yang telah merugikan negara dan rakyat kecil.
Dia mencontohkan kasus peredaran lima jenis pupuk palsu di Jawa Tengah.
Kasus itu berpotensi merugikan petani hingga Rp3,2 triliun.
Kasus besar ini telah dilimpahkan ke aparat hukum.
Baca juga: MALUNYA Wasit Da Silva Ditangkap Polisi di Tengah Lapangan: Mafia Pengaturan Skor, Jaringan Narkoba
Baca juga: GIBRAN di Ujung Tanduk? Puan Maharani Ungkap DPR RI Masih Analisa Surat Pemakzulan Wapres
Baca juga: SINDIKAT Penjual Bayi Dibongkar Polisi: Sejak dalam Kandungan, Target Singapura
Tidak hanya pupuk, Amran juga menyebutkan bahwa 20 mafia minyak goreng telah diserahkan ke penegak hukum.
Terbaru dan paling mencengangkan, Kementan bersama Satgas Pangan, Bapanas, dan Kejaksaan Agung berhasil mengungkap praktik pengoplosan beras oleh 212 merek.
"Kalau ini (pengoplosan beras) terjadi selama 10 tahun, kerugiannya bisa mencapai Rp1.000 triliun. Ini harus kita selesaikan bersama,” tegas Amran saat menghadiri wisuda mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar, Senin (14/7/2025).
Jeritan Petani dan Rakyat Miskin
Mentan Amran sangat menyesalkan praktik pengoplosan beras ini, karena dampaknya langsung terasa oleh rakyat kecil.
Dia menekankan bahwa kenaikan harga beras sekecil apapun akan sangat memukul masyarakat, terutama mereka yang hidup di garis kemiskinan.
“Kalau beras naik Rp3.000 per kilo, apa tidak kasihan dengan saudara-saudara kita yang berada di garis kemiskinan? Kalau beras dioplos lalu dijual lebih mahal, itu tidak beradab. Kita tidak bisa diam," tutur Amran.
Amran menegaskan bahwa Kementan sedang berbenah dan hasilnya sudah mulai terlihat.
Ia pun memohon dukungan dari semua pihak untuk memberantas para mafia ini demi mewujudkan kedaulatan pangan yang sejati.
"Kita harus kerja keras," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.