Kematian Brigadir Nurhadi

SOSOK Misri Puspita Wanita Jambi Turut Jadi Tersangka Tewasnya Brigadir Nurhadi di Kolam Vila

Sosok Misri Puspita Sari (23), perempuan asal Jambi, turut menjadi tersangka kasus kematian Brigadir Nurhadi oleh Polda NTB.

|
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
SOSOK Misri Puspita (kiri), perempuan asal Jambi, turut menjadi tersangka kematian Brigadir Nurhadi di Kolam Vila. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Misri Puspita Sari (23), perempuan asal Jambi, turut menjadi tersangka dan ditahan di Polda NTB atas kasus kematian Brigadir Nurhadi.

Misri juga bermalam di vila Gili Trawangan setelah menerima Rp 10 juta dari Kompol I Made Yogi Purusa Utama untuk menemani Kompol Yogi berpesta.

Diketahui Misri lulusan SMA di Jambi.

Dia tergolong siswi berprestasi.

Selain itu, Misri merupakan anak yatim yang berasal dari keluarga sederhana.

Ayah Misri yang bekerja sebagai buruh dan penjual ikan sudah lama meninggal dunia.

Baca juga: KEBOHONGAN Kompol Yogi Usai Bunuh Brigadir Nurhadi Ketahuan, Pakai Alat Poligraf Semua Terbongkar

Baca juga: RESMI Kompol Yogi dan Ipda Haris Ditahan Bersama Wanita Asal Jambi, Bunuh Brigadir Nurhadi di Vila

Usai kepergian sang ayah, Misri pun menjadi tulang punggung keluarga hingga menghidupi ibu dan lima saudaranya.

Adapun Kompol Yogi juga merupakan tersangka kasus tersebut bersama Ipda Haris Chandra.

Diketahui, Kompol Yogi dan Ipda Haris adalah atasan langsung Nurhadi di Subbidpaminal Bidang Propam Polda NTB.

LANTAS Bagaimana Misri bisa kenal Kompol Yogi?

"Mereka sudah kenal dari tahun 2024 tapi sepintas saja. Yogi dulu sempat dekat sama perempuan di Jakarta, temannya M," ujar Yan Mangandar Putra, pengacara Misri, kepada Kumparan, Selasa (8/7).

Tiba-tiba suatu ketika, Yogi mengirimkan pesan ke Instagram Misri.

Percakapan berlanjut ke WhatsApp, hingga kemudian percakapan pada 15 April 2025, sehari sebelum pesta dan kematian Brigadir Nurhadi.

"Tanggal 15 itu Yogi mengontak M, membujuk 'Ayo ke Lombok, temani saya liburan di sini sama di Gili Trawangan'," ujar Yan.

Misri pun menyanggupi untuk ke Lombok. 

"Dengan kesepakatan, semuanya ditanggung Yogi, akomodasi, transportasi, dan juga biasa jasa Rp 10 juta satu malam," ujar Yan.

Sesampainya di Lombok, Misri dijemput Nurhadi.

"Nurhadi itu sopirnya Yogi," kata Yan.

Usai diantarkan Nurhadi, Misri pun melihat telah ada tiga orang: Yogi, Haris, dan seorang perempuan yang menemani Haris bernama Melanie Putri, bukan istri Haris.

"Jadi Yogi ditemani M, Haris Chandra ditemani P (Melanie Putri)," ujar Yan.

"Sedangkan si almarhum nggak ada teman perempuan yang menemani, dia hanya jadi sopir," lanjut Yan.

Brigadir Nurhadi Ptewas dibunuh Kompol Yogi dan Ipda Haris
Brigadir Nurhadi (tengah) tewas diduga dibunuh. Kompol Yogi (kanan) dan Ipda Haris (kiri). (ist)

Pesta Narkoba di Teluk Nare

Yan menjelaskan bahwa di Teluk Nare (Nara), Gili Trawangan, Misri sekamar dengan Yogi, dan Haris sekamar dengan Melanie Putri. Nurhadi awalnya ikut Haris.

"Mendekati malam, mereka mulai party-nya. Semuanya konsumsi obat. Jadi ada dua jenis obat, yang pertama obat penenang Riklona, dikonsumsi masing-masing satu biji," ujar Yan.

"Nah kemudian Inex, masing-masing setengah biji. Akhirnya mereka fly, hilang kesadaran," kata Yan.

Dari mana narkoba itu?

Riklona dibeli Misri di Bali, setelah Yogi menyuruhnya dan mentransfer uang Rp 2 juta; sedangkan Inex dibawa oleh Yogi.

Misri menyaksikan Yogi dan Haris menyuruh Nurhadi keluar mencari minuman beralkohol, lalu Nurhadi kembali dan hanya membawa Tequila karena yang tersedia cuma itu.

"M membela si Nurhadi, bilang 'Minum saja apa yang ada'. Mereka (Kompol Yogi dan Ipda Haris) awalnya nggak terima, akhirnya hanya Nurhadi dan Haris yang minum. Yang lain nggak minum, cuma fly," kata Yan.

Nurhadi Disebut Mencium Melanie Putri

"Saat semua mengalami kondisi kurang sadar, M sempat melihat Nurhadi mendekati sampai menciumi P di atas kolam. M menegur Nurhadi dengan mengatakan 'Jangan begitu, itu cewek abangmu'," ujar Yan.

Tak berselang lama, Haris dan Melanie Putri kembali ke kamar mereka (di hotel sebelah).

"Yogi ke kamar tidur-tiduran, sedangkan M duduk di sekitar kolam," ujar Yan.

Misri Sempat Videokan Nurhadi

"Pukul 19.55 WITA, M membuat video 7 detik karena dia kan di bawah kesadaran, tiba-tiba melihat korban (Nurhadi) di kolam 'Kok lucu?'. Jadi video tersebut membuktikan kondisi korban masih sehat pukul 19.55 WITA," kata Yan.

Misri menyaksikan bahwa Haris bolak-balik ke vilanya dari hotelnya sampai tiga kali.

"Kemudian pukul 19.58 WITA, katanya di CCTV hotel terlihat Haris masuk vila yang ketiga kali," ujar Yan.

Nah itulah detik-detik krusial.

"Klien saya tidak bisa mengingat jelas kejadian setelah pukul 19.55 WITA. 

Misri menyaksikan bahwa Haris di kolam renang
Misri menyaksikan bahwa Haris di kolam renang

Dia sempat bangunkan Yogi, kemudian masuk ke kamar mandi cukup lama, lebih dari 20 menit. Kejadian sesaat sebelum masuk kamar mandi dan kejadian sesaat setelah keluar dari kamar mandi, dia benar-benar enggak bisa ingat," ujar Yan.

"Sedangkan di waktu itu adalah waktu yang dimungkinkan meninggalnya korban antara pukul 20.00 sampai dengan 21.00 WITA," kata Yan.

Keterangan Misri, Yogi, dan Haris, menurut Yan, sama: Mereka tidak tahu kejadian tersebut padahal hasil visum et repertum-nya adalah korban mengalami kekerasan yang cukup parah.

"Anehnya, tiga orang ini enggak ada yang menyaksikan kejadian itu, sebagaimana pengakuan di BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Makanya dianggap tiga orang ini bekerja sama," ujar Yan.

Kecurigaan Yan

Yan menilai ada ketidakadilan yang dialami Misri.

"Yang pertama, mereka memanfaatkan ketidakmampuan M untuk mengingat kejadian antara pukul 20.00 sampai 21.00 WITA," ujarnya.

Menurut Yan, wajar bila Misri tidak ingat karena kondisinya fly.

"Yang kedua, M ini ke sana niatnya liburan atas ajakan Yogi, dan karena tuntutan pekerjaan, jadi dia melayani mengikuti pelanggan yang ia layani," ujar Yan.

Maksud Yan, apabila pelanggan mengajak minum alkohol, maka Misri minum; juga kalau pelanggannya minum obat penenang dan ekstasi, maka Misri ikutan.

Misri pun tidak menjadi ketergantungan ekstasi, karena setelah kejadian tanggal 16 April 2025 itu, menurut Yan, Misri selama dua pekan setelahnya masih bisa bekerja full.

Selain itu, Yogi pun sempat meminta Misri untuk tidak menceritakan ke siapa pun soal obat-obatan termasuk Inex yang dikonsumsi.

Kesurupan Arwah Nurhadi

Menurut Yan, ketidakadilan selanjutnya adalah proses hukum yang lama sejak kematian Nurhadi.

"Ini memungkinkan terjadinya proses manipulasi," ujarnya.

Yan bercerita, bahwa Misri sempat dua hari didampingi psikolog hingga ia menjalani proses hipnoterapi. 

Kenapa?

"Sejak ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Juni 2025, M kerap stres bahkan kerasukan arwah Nurhadi yang mengatakan nama pelaku dan cara dibunuhnya," ujar Yan.

"Itu tetap ingatannya tidak bisa dibuka. Saat hipno, dia bilang sulit menceritakan, seakan-akan ada sosok raksasa yang wajahnya enggak kelihatan yang melarang dia tidak boleh bercerita di bagian itu," ujar Yan.

"Saya melihat M, selain dia takut dengan Kompol Yogi, ya dia ada satu jaringan dengan, mohon maaf, mereka yang pemasok, atau 'mami'-nya, perkiraan saya, muncikarinya yang menekan ke M," kata Yan. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved