Israel vs Iran

935 Warga Iran Tewas akibat Serangan Israel, termasuk 140 Perempuan dan Anak-Anak

Serangan udara Israel yang dimulai pada Jumat (13/6/2025) mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah besar

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribunjambi.com
ISRAEL VS IRAN -935 warga Iran tewas akibat serangan Israel, termasuk 140 wanita dan anak-anak. 

TRIBUNJAMBI.COM - Serangan udara Israel yang dimulai pada Jumat (13/6/2025) mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah besar, termasuk di antaranya anggota penting Garda Revolusi Iran (IRGC) dan warga sipil.

Pada Senin (30/6/2025), juru bicara kehakiman Iran, Asghar Jahangir, mengungkapkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat serangan tersebut jauh lebih banyak dibanding perkiraan sebelumnya.

Ia menyebut bahwa sebanyak 935 warga Iran tewas, berdasarkan laporan yang dirilis oleh kantor berita IRNA.

Dari jumlah tersebut, diketahui 38 korban adalah anak-anak dan 102 lainnya perempuan.

“Musuh bertujuan mengubah keadaan negara dengan membunuh komandan militer dan ilmuwan, serta bermaksud menyebarkan ketakutan dan tekanan,” tambah Jahangir.

Selain menargetkan individu penting, serangan juga menghantam fasilitas militer dan nuklir strategis Iran, termasuk persenjataan rudal balistik dan beberapa situs nuklir utama.

Menurut laporan dari badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran diketahui terakhir kali menjalankan program senjata nuklir secara terorganisir pada tahun 2003.

Namun begitu, laporan dari Associated Press (AP) menunjukkan bahwa Iran telah memperkaya uranium hingga level 60 persen, mendekati tingkat 90 persen yang diperlukan untuk merakit senjata nuklir.

Dalam pernyataan lanjutan, Jahangir juga mengklaim bahwa Iran telah memenangkan konflik tersebut.

Di sisi lain, walaupun Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan kesediaannya untuk melakukan dialog dengan Amerika Serikat, sejumlah kelompok konservatif di Iran semakin lantang menolak ide kerja sama atau negosiasi dengan negara-negara Barat.

Surat kabar konservatif Iran, Kayhan, dalam tulisan editorial yang ditulis oleh Hossein Shariatmadari, menyindir keras wacana negosiasi tersebut.

Surat kabar itu menyatakan bahwa menjadi “pengkhianat atau bodoh adalah dua sisi dari mata uang yang sama.”

Tak hanya itu, dalam edisi hari Sabtu, Kayhan bahkan menyarankan agar Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, dihukum mati jika ia mengunjungi Iran.

Pernyataan ekstrem tersebut langsung memicu kecaman dari sejumlah negara Eropa dan komunitas internasional.

 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved