Berita Viral
KAGETNYA 3 Mahasiswa di Semarang Temukan 39 Butir Peluru Aktif di Kedai Es Teh: Kaliber 5.56 mm
Tiga mahasiswa di Semarang, Jawa Tengah dibuat kaget saat menemukan peluru aktif di sebuah kedai es teh.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kasubdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung, Komisaris Polisi (Kompol) Zaldi Kurniawan, mengonfirmasi Agung Budi Taliroso merupakan Ketua Perbakin Purbalingga.
"Benar, tersangka ABT ini ketua aktif Perbakin Purbalingga.
Kita sudah lakukan klarifikasi saat menemukan kartu anggota yang bersangkutan," kata Zaldi saat dihubungi, Jumat (27/6/2025).
Zaldi mengatakan, tersangka ABT termasuk jaringan dari kasus pemodifikasian dan pembuatan senjata api (senpi) rakitan yang diungkap Polda Lampung.
Baca juga: Mayjen Kristomei Jawab Tuduhan KKB Papua Sebut Warga Sipil Tertembak: Itu Peluru Siapa?TNI atau OPM?
Baca juga: KKB Papua Tuding TNI Lagi, Bilang Ambil Alih Gedung SD di Puncak dan Siksa Warga Sipil di Yahukimo
Dari rumah tersangka ABT, polisi menyita lebih dari 8.000 butir peluru berbagai macam ukuran kaliber.
Setelah dilakukan inventarisasi terhadap barang bukti peluru yang disita, kepolisian menemukan sejumlah amunisi buatan PT Pindad yang seharusnya hanya beredar secara resmi untuk logistik TNI, Polri, dan kegiatan olahraga menembak dengan izin ketat.
“Benar, ada amunisi Pindad di tangan tersangka Agung.
Itu dipesan melalui jalur ilegal dan dipasok ke Bandar Lampung," kata dia.
Amunisi-amunisi itu antara lain, kaliber 5,56 x 72 mm sebanyak 1.460 butir, kaliber 5,56 x 45 mm (1.775 butir), dan kaliber 9 mm (1.330 butir).
Kemudian, kaliber 22 mm sebanyak 973 butir, kaliber 76,2 mm (210 butir), kaliber sniper 7,62 mm (514 butir), amunisi shotgun dan FN 46, serta campuran berbagai jenis kaliber lainnya sebanyak 277 butir.
Menurut Zaldi, sebagian besar dari peluru tersebut adalah tipe militer dan kepolisian.
Bukan untuk konsumsi umum, apalagi pasar gelap.
Dugaan awal, tersangka ABT menyalahgunakan jabatannya sebagai Ketua Perbakin Purbalingga untuk memanipulasi data kebutuhan peluru anggota demi mendapatkan stok berlebih yang kemudian dijual bebas.
"Kami masih mendalami temuan jual-beli amunisi secara ilegal ini," kata dia.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.