Khazanah Islami

Puasa Asyura dan Anjuran Rasulullah Mengerjakannya di 10 Muharram

Puasa Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah.

|
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
ISTIMEWA
PUASA ASYURA -Puasa Asyura dan Anjuran Rasulullah Mengerjakannya di 10 Muharram. 

 


TRIBUNJAMBI.COM – Puasa Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah.

Puasa Asyura merupakan salah satu ibadah sunah yang memiliki sejarah panjang dalam tradisi Islam. 

Banyak umat Muslim mengenalnya sebagai puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW

Apabila kita merujuk pada hadits lain, khususnya yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, akan terlihat bahwa sejarah puasa Asyura telah berlangsung jauh sebelum peristiwa hijrah ke Madinah.

Dalam hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Aisyah RA menuturkan:

"Dari Aisyah RA, sesungguhnya orang-orang Quraisy dahulu pada masa jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah SAW pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan. 

Rasulullah SAW kemudian bersabda: Barang siapa yang hendak berpuasa, silakan berpuasa. Dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, maka tidak mengapa." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi bukti bahwa Rasulullah SAW sudah mengenal dan melaksanakan puasa Asyura sebelum beliau berhijrah ke Madinah. 

Bahkan, beliau telah menganjurkan kaum Muslimin untuk melakukannya saat masih di Mekah.


Menurut penjelasan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al-Bari, Nabi Muhammad SAW memang telah melaksanakan puasa Asyura ketika masih tinggal di Mekah. 

Beliau melakukannya bersama dengan orang-orang Quraisy, yang telah lebih dahulu menjadikan hari Asyura sebagai waktu berpuasa karena diyakini memiliki keistimewaan tersendiri.

Setelah hijrah ke Madinah dan menyaksikan bahwa orang-orang Yahudi juga melaksanakan puasa pada hari Asyura sebagai bentuk peringatan atas diselamatkannya Nabi Musa AS dari Firaun.

Kemudian Rasulullah SAW semakin menegaskan anjuran untuk berpuasa pada hari itu. 

Namun, setelah turun perintah wajib puasa Ramadhan, puasa Asyura tidak lagi diwajibkan, melainkan menjadi amalan sunah yang dianjurkan.

Pernyataan Rasulullah SAW yang menyebutkan, “Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah. Barang siapa yang tidak ingin, maka tidak mengapa,” hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Hadis tersebut menjelaskan bahwa puasa pada hari Asyura adalah sunnah dan tidak wajib. 

Meskipun tidak lagi wajib, puasa Asyura tetap disyariatkan karena keutamaannya yang besar, seperti diampuni dosa-dosa kecil selama satu tahun.

Dengan demikian, jika ditinjau secara lebih luas, praktik puasa Asyura merupakan ibadah yang telah dikenal sejak sebelum Islam datang secara sempurna.

Kemudian diteguhkan oleh Rasulullah SAW di Mekah, dan diperkuat kembali dengan konteks keimanan dan syariat Islam yang beliau bawa di Madinah.

Kesimpulannya, hadits Aisyah RA memberikan sudut pandang penting bahwa puasa Asyura  telah  dipraktikkan Rasulullah SAW sebelum bertemu dengan kaum Yahudi di Madinah. 

Maka, tradisi puasa Asyura memiliki akar sejarah yang lebih dalam, baik secara budaya maupun spiritual dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Kalender Islam Global, Jadwal Puasa Tasua, Asyura dan Ayyamul Bidh Selama Muharam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved