Berita Viral
PENYEBAB Pria Disabilitas Jalan Kaki 26 Hari dari Prabumulih Temui Dedi Mulyadi, 4 Sandal Putus
Terkuak alasan pria keterbatasan fisik nekat jalan kaki dari Prabumulih selama 26 hari demi temui Dedi Mulyadi.
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Terkuak alasan pria disabilitas nekat jalan kaki dari Prabumulih selama 26 hari demi temui Dedi Mulyadi.
Diketahui pria bernama Randi ini kesehariannya berjualan kerupuk.
Selama perjalanannya menemui Dedi Mulyadi, Randi mengaku sudah 4 sendalnya putus dalam perjalanan.
Ya, Randi nekat jalan kaki dari Prabumulih, Sumatera Selatan, ke Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.
Tak ada maksud lain, apa yang dilakuka Randi ini hanya bisa berfoto dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Selama jalan kaki 26 hari, Randi melintasi banyak kota, seperti Batu Raja, Martapura, Way Kanan, Kotabumi, Bandar Jaya, Bandar Lampung, hingga Bakauheni.
Baca juga: PERSELINGKUHAN Istri dengan Kurir Paket Dibongkar Suami, Ada Chat Kirim Foto Celana Dalam dan Video
Baca juga: BOCOR Data Intelijen AS Dibantah Utusan Donald Trump, Klaim Serangan Hancurkan Pengayaan Uranium
Baca juga: NGAKU Gadis Perawan Rupanya Janda Tiga Kali, Pernikahan Langsung Ricuh, Mahar 20 Gram Sudah Dikasih
Hal itu diungkapkan Randi seperti dilansir dari YouTube Dedi Mulyadi, Rabu (25/6/2025).
“Dari Bakauheni nyeberang ke Pelabuhan Merak. Dari sana jalan kaki lagi, Pak. Kemarin saya Lebaran (Idul Adha) di Serang,” ujar Randi.
Dedi Mulyadi pun menanyakan keperluan pria tersebut.
“Ga capek, Pak? Kakinya ga sakit? 26 hari loh, ada (keperluan apa) bertemu saya?” jawab Dedi.
“Saya ingin berfoto dengan Bapak,” tutur Randi.
Dedi pun menanyakan kembali tujuan Randi datang ke Lembur Pakuan.
Pasalnya, perjalanan 26 hari dengan berjalan kaki bukan sesuatu yang mudah.
Randi pun meyakinkan ia tidak memiliki maksud lain selain berfoto dengan Dedi Mulyadi.
Hal itu karena pria yang akrab disapa KDM itu disebut terkenal di Prabumulih dan Palembang.
“Bapak berjalan kaki pakai sepatu apa? Kan itu panas kalau siang hari di jalan raya?” tanya Dedi.
“Saya jalan kaki pakai sandal, Pak, habis empat karena putus,” jawab Randi.
“Oh…sandalnya rusak?” tanya Dedi.
“Bukan, Pak. Sandalnya rusak. Karena kaki saya (sebelah) agak cacat. Mata saya juga (kurang) karena lahir prematur. Kalau sepatu ga muat, karena kaki saya lebar sebelah,” ungkap Randi memperlihatkan kakinya.
Selama perjalanan, ia menginap di pom bensin, musala, masjid, ataupun emperan ruko. Untuk mandi, ia memanfaatkan fasilitas SPBU.

Penjual kerupuk
Randi ternyata seorang penjual kerupuk keliling di Palembang.
Ia sudah bercerai an mempunyai dua orang anak.
Salah satunya, anak perempuan yang berusia 13 tahun yang tahun ini akan masuk SMP.
Selama perjalanan menuju Subang, anaknya dititipkan i rumah saudara.
Untuk mengobati rasa rindu, Randi dan anaknya kerap saling mengirim pesan.
“Saya jualan kerupuk Palembang pak, modal Rp 8.000, dijual Rp 10.000,” ungkap dia.
Dedi pun menawarkan Randi untuk pulang menggunakan pesawat, namun pria itu menolak.
Ia lebih memilih menggunakan bus untuk kemudian dilanjutkan dengan kereta api.
Randi menolak naik pesawat lantaran takut.
Ia khawatir pesawat yang ditumpanginya kecelakaan dan jasadnya tidak utuh.
“Takut naik pesawat, takut kalau mati hilang jasadnya. Kalau kecelakaan bus kan jasadnya ada jadi bisa dibawa pulang ke Prabumulih, anak masih bisa lihat,” ucapnya sambil tersenyum.
Dedi pun sempat video call dengan anak dan saudara Randi yang tinggal di Palembang.
pria
Randi
disabilitas
Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat
Prabumulih
Sumatera Selatan
jalan kaki
Tribunjambi.com
viral
Amarah Rasman Habisi Ayah Pakai Parang di Masjid, Pelaku Kesal Kerap Diomelin |
![]() |
---|
Jokowi Blak-blakan Dukung Prabowo-Gibran Dua Periode, Pengamat: Seharusnya Bicara Integritas |
![]() |
---|
Bocor Chat Tukang Bengkel ke Siswi SD, Ayah Murka Putrinya Jadi Korban Asusila |
![]() |
---|
4000 Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, Istana Minta Maaf |
![]() |
---|
Pilu Mahasiswi Korban Asusila di Travel, Nekat Melawan Diturunkan di Jalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.