Berita Internasional
NGERI! Nuklir Iran Bakal Lepaskan Radiasi Tinggi ke Lingkungan Jika Terkena Serangan Israel
Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir milik Iran yang terus menerus dikhawatirkan akan memicu pelepasan radiasi tinggi terhadap lingkungan sekitar
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir milik Iran yang terus menerus dikhawatirkan akan memicu pelepasan radiasi tinggi terhadap lingkungan sekitar.
Kekhawatiran itu disampaikan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
IAEA yang memperingatkan dampak serangan tersebut memicu kekhawatiran global semakin meningkat.
Serangan tersebut kata IAEA, dapat memicu pelepasan radiasi dalam jumlah besar ke lingkungan.
Peringatan itu disampaikan Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi dalam rapat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (20/6/2025) di New York.
“Jika terjadi serangan langsung ke pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr, akan ada pelepasan radioaktif dalam jumlah sangat tinggi ke lingkungan,” ujar Grossi dikutip Tribunjambi.com dari The National pada Sabtu (21/6/2025).
Dia menegaskan, fasilitas di Bushehr adalah satu-satunya reaktor nuklir komersial yang aktif di Iran.
Reaktor tersebut menyimpan ribuan kilogram material nuklir.
Baca juga: NGAMUK Menteri Pertahanan Israel Usai Rudal Iran Hantam Rumah Sakit, Ancam Habisi Nyawa Khamenei
Baca juga: Minibus Diduga Pelangsir BBM Terbakar di Jalan Lintas Jambi-Batang Hari
Baca juga: KKB Papua Berulah, Kelompok Klenak Murib Tewaskan 3 Warga Sipil dan Bakar 11 Honai
Menurut Grossi, negara-negara di kawasan Timur Tengah telah menghubunginya dalam beberapa jam terakhir untuk menyampaikan kekhawatiran serius atas potensi bencana akibat serangan Israel ke wilayah tersebut.
Pengkhianatan terhadap Diplomasi
Pernyataan IAEA tersebut disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Terutama setelah Iran menyebut serangan militer Israel sebagai bentuk "pengkhianatan diplomasi."
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pidatonya di Dewan HAM PBB menyebut serangan Israel berlangsung di saat Iran dan Amerika Serikat sebenarnya tengah menuju kesepakatan damai terkait program nuklir Iran.
“Kami seharusnya bertemu dengan Amerika pada 15 Juni lalu untuk menyusun kesepakatan damai atas isu-isu seputar program nuklir kami,” kata Araghchi.
“Namun yang terjadi justru penghianatan terhadap diplomasi, dan pukulan telak terhadap hukum internasional serta sistem PBB," tegasnya.
Kejahatan Perang Berat
Lebih lanjut, Araghchi menilai serangan terhadap instalasi nuklir—termasuk yang terjadi di Bushehr, Arak, dan Isfahan—dapat dikategorikan sebagai “kejahatan perang berat.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.