Berita Viral

MENGAMUK Iran Serang Israel Bertubi-tubi, Kini Pakai Drone Bunuh Diri, Rudal hingga Pesawat Tempur

Lebih dari 100 pesawat tak berawak, termasuk berbagai pesawat tempur dan drone bunuh diri dikerahkan dalam operasi ke Israel.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
MENGAMUK Iran Serang Israel Bertubi-tubi, Kini Pakai Drone Bunuh Diri, Rudal hingga Pesawat Tempur 

TRIBUNJAMBI.COM - Kini Iran mulai habis-habisan menyerang Israel melalui Korps Pengawal Revolusi Islam atau IRGC.

Terbaru IRGC melakukan operasi militer balasan terhadap rezim Zionis melalui serangan hibrida (hybrid attack) atau serangan yang menggabungkan beberapa jenis serangan siber untuk meningkatkan efektivitasnya.

Diketahui IRGC meluncurkan rudal balistik dan segerombolan drone dalam serangan terkoordinasi yang terjadi Kamis (19/6/2025).

Dalam pernyataannya, IRGC mengumumkan rincian soal gelombang serangan ke-15 di bawah Operasi True Promise 3 terhadap rezmi zionis.

Dijelaskan IRGC jika rudal dan drone dikerahkan dalam serangan hibrida untuk menyerang target militer dan lokasi industri yang terhubung industri militer Israel di Haifa dan Tel Aviv.

Lebih dari 100 pesawat tak berawak, termasuk berbagai pesawat tempur dan drone bunuh diri dikerahkan dalam operasi tersebut.

Baca juga: MURKA Petinggi KKB Kalenak Murib Istrinya Selingkuh, Tembak Mati 3 Orang hingga 11 Rumah Dibakar

Baca juga: NGAMUK Menteri Pertahanan Israel Usai Rudal Iran Hantam Rumah Sakit, Ancam Habisi Nyawa Khamenei

Baca juga: IRAN Tolak Menyerah ke Israel, Khamenei Balas Donald Trump Ancam Amerika: Kerusakan akan Fatal

Target utama serangan Iran yakni fasilitas militer Israel, dan secara khusus menargetkan sistem pertahanan udara anti-rudal yang terletak di daerah tersebut.

Pernyataan itu menyoroti, IRGC telah memprioritaskan penerapan tren yang berkembang dari operasi rudal berorientasi efisiensi yang bertujuan menargetkan instalasi militer dan fasilitas industri pertahanan Israel.

Juru bicara Operasi True Promise 3, Letnan Kolonel Iman Tajik, mengumumkan sebelumnya, gelombang ke-14 Operasi True Promise 3 diluncurkan, menggabungkan drone bunuh diri dan rudal strategis.

Dan klaimnya secara tepat menyerang pusat komando dan intelijen militer rezim Israel di dekat rumah sakit dengan akurasi ekstrem.

Juru bicara itu menambahkan, operasi itu sekarang telah menunjukkan kepada dunia kemampuan intelijen canggih dan akurasi yang tepat dari angkatan bersenjata Republik Islam Iran.

Sementara Iran juga mengklaim semua wilayah rezim Israel telah berubah menjadi barak militer karena keputusasaan dan kecemasan mereka yang semakin meningkat.

“Militer Israel telah mengevakuasi semua pusat komandonya dan mengerahkan sistem pertahanan rudal di daerah perkotaan, membubarkan aktifitas di pusat kota,” kata Letnan Kolonel Tajik.

“Kami sebelumnya telah memperingatkan bahwa seluruh wilayah udara rezim Israel benar-benar tidak dipertahankan, tidak aman," lanjutnya.

Selain itu, Letnan Kolonel Tajik juga mengatakan, Israel juga akan menghadapi gerusan ekonomi yang akan terus merugi akibat perang.

Iran mulai habis-habisan menyerang Israel melalui Korp Pengawal Revolusi Iran atau IRGC.
Iran mulai habis-habisan menyerang Israel melalui Korp Pengawal Revolusi Iran atau IRGC.

Netanyahu Marah

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah-marah setelah rudal Iran menghantam rumah sakit (RS) Soroka Medical Center di Israel pada Kamis (19/6/2025).

Sebuah rudal Iran menghantam RS utama di Israel selatan tersebut pada Kamis dini hari, sebagaimana dilansir ABC News.

Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah di rumah sakit, tetapi tidak ada korban luka serius. 

"Kami akan menuntut harga penuh dari para tiran di Teheran," kata Netanyahu.

Rudal lainnya menghantam gedung bertingkat tinggi dan beberapa bangunan tempat tinggal lainnya di dekat Tel Aviv.

 Dua dokter mengatakan kepada AP bahwa rudal tersebut menghantam seketika setelah sirene serangan udara berbunyi, menyebabkan ledakan keras yang dapat didengar dari ruang aman. 

Mereka berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk memberi tahu media.

Pihak RS mengatakan, dampak utama terjadi pada gedung bedah lama yang telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir. 

Setelah serangan itu, fasilitas medis ditutup untuk semua pasien kecuali untuk kasus yang mengancam jiwa. 

RS Soroka Medical Center memiliki lebih dari 1.000 tempat tidur dan menyediakan layanan untuk sekitar 1 juta penduduk di selatan Israel.

Jawaban Iran

Sementara itu, Iran mengatakan bahwa target utama serangan rudal yang menghantam RS Soroka Medical Center adalah pangkalan militer dan intelijen Israel, bukan fasilitas kesehatan.

"Target utama serangan itu adalah Pangkalan Komando dan Intelijen Angkatan Darat Israel (IDF C4I) dan Kamp Intelijen Angkatan Darat di Taman Teknologi Gav-Yam, yang terletak di sekitar Rumah Sakit Soroka," lapor kantor berita negara IRNA.

Dikatakan bahwa rumah sakit itu hanya terkena gelombang ledakan, dan bahwa targetnya adalah fasilitas militer.

Korps Garda Revolusi Iran atau IRGC juga mengeluarkan pernyataan tentang serangan itu, sebagaimana dilansir AFP.

"Dalam operasi ini, pusat komando dan intelijen rezim di dekat sebuah rumah sakit menjadi sasaran rudal yang sangat akurat dan berpemandu," kata IRGC.

Pernyataan ini datang setelah rentetan rudal menghantam beberapa lokasi di Israel, termasuk Rumah Sakit Soroka dan dua kota dekat Tel Aviv.

Sementara itu, media Israel menampilkan rekaman visual kerusakan di rumah sakit, termasuk jendela-jendela pecah dan asap hitam pekat.

Pejabat layanan medis darurat Israel melaporkan sedikitnya 65 orang terluka, dua di antaranya dalam kondisi serius.

Kebakaran terjadi di gedung 6 lantai rumah sakit dan petugas penyelamat masih terus mengevakuasi pasien ke area yang lebih aman.

Komandan polisi setempat, Haim Bublil menyatakan bahwa kebakaran menyulitkan evakuasi, terutama di area dengan pasien yang menggunakan ventilator atau yang sulit dipindahkan cepat. 

Rumah sakit telah mengaktifkan rencana darurat dan mengonversi area parkir bawah tanah menjadi ruang perawatan sejak awal pekan ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai aksi teror. 

“Kami akan menuntut harga penuh dari para tiran di Teheran,” katanya melalui akun X (dulu Twitter).

Menteri Kesehatan Israel, Uriel Bosso, menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran batas merah dan kejahatan perang terhadap warga sipil tak bersenjata serta tim medis.”

Ia menambahkan bahwa evakuasi dini dan kesiapan rumah sakit berhasil mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.

 Rumah Sakit Soroka adalah pusat medis strategis yang menyediakan layanan bagi sekitar satu juta penduduk Israel bagian selatan, dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur.

Serangan Iran ini terjadi bersamaan dengan serangan balasan Israel ke berbagai situs strategis di Iran, termasuk reaktor air berat Arak, pusat riset nuklir penting milik Teheran. 

Televisi pemerintah Iran menyatakan bahwa reaktor itu telah dievakuasi dan tidak mengalami kerusakan berarti. 

Mereka juga memastikan tidak ada risiko radiasi terhadap penduduk sekitar.

Konflik yang sudah berlangsung selama tujuh hari ini dimulai dari serangan udara mendadak Israel terhadap target militer dan nuklir Iran

Menurut laporan, kampanye militer tersebut telah menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran

Sebagai balasan, Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal dan ratusan drone tempur ke wilayah Israel

Sejauh ini, data terbaru menunjukkan bahwa akibat serangan udara Israel, sedikitnya 585 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya terluka di Iran.

Sementara di sisi Israel, lebih dari 47 orang dilaporkan tewas akibat serangan rudal Iran dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Serangan terhadap reaktor Arak yang terletak sekitar 250 km dari Teheran juga menjadi sorotan dunia. 

Air berat di reaktor itu digunakan dalam proses pendinginan dan berpotensi menghasilkan plutonium, bahan yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir. 

Iran sebelumnya telah sepakat dalam kesepakatan nuklir 2015 untuk merombak fasilitas tersebut demi meredakan kekhawatiran internasional.

Namun, setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir tersebut pada 2018, proyek desain ulang reaktor sebagian besar terhenti.

Sementara Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB, telah memperingatkan Israel untuk tidak menyerang situs nuklir Iran, ketegangan yang terus meningkat kini menimbulkan kekhawatiran internasional terhadap eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved