Berita Internasional
Jumlah Korban Tewas Akibat Israel dan Iran Saling Serang Rudal, Warga Sipil yang Kena Dampak
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, H. Hossein Kermanpour, menyatakan bahwa 90 persen dari korban tewas adalah warga sipil.
Sebuah kilang minyak rusak di kota utara Israel, Haifa, kata perusahaan yang mengoperasikannya.
Bandara internasional utama Israel dan wilayah udaranya secara keseluruhan juga telah ditutup selama tiga hari.
Netanyahu: Konflik Bisa Berujung pada Perubahan Rezim
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengatakan jika Israel berhenti menyerang Iran, maka pihaknya juga akan berhenti.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengabaikan seruan para pemimpin dunia untuk memghentikan konflik.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Minggu, ia mengatakan perubahan rezim di Iran tentu bisa menjadi hasil dari konflik tersebut.
Tanpa memberikan bukti, Netanyahu juga mengklaim bahwa intelijen Israel mengindikasikan kalau Iran bermaksud memberikan senjata nuklir kepada pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Iran selalu mengatakan program nuklirnya bertujuan damai, dan AS serta sekutu-sekutunya menilai bahwa Iran tidak berkeinginan untuk membuat senjata nuklir sejak tahun 2003.
Namun, beberapa tahun belakangan, diketahui bahwa Iran telah memperkaya persediaan uranium yang semakin besar hingga mendekati tingkat yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir.
Iran diyakini memiliki kapasitas untuk mengembangkan beberapa senjata nuklir hanya dalam hitungan bulan jika mereka memilih untuk melakukannya.
Seorang pejabat senior AS, yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan Washington tetap berkomitmen pada negosiasi dan berharap Iran akan kembali ke meja perundingan.
Kawasan Timur-Tengah pada dekade ini memang dipenuhi dengan eskalasi ketegangan karena Israel berusaha memusnahkan kelompok militan Palestina Hamas, sekutu Iran, di Jalur Gaza, tempat perang yang masih berkecamuk hingga kini.
Warga Palestina Terjebak di Tengah-tengah
Di tengah eskalasi konflik dengan Iran, wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel masih terus diisolasi alias di-lockdown.
Pintu-pintu masuk ke kota maupun desa dilaporkan ditutupi gerbang besi dan penghalang beton, sementara pasukan Israel terus menggencarkan serangan ke Iran.
Saat ini, blokade di wilayah Tepi Barat masih terus berlanjut dengan operasi militer Israel yang semakin intensif di wilayah Palestina.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) per Minggu (15/6/2025), operasi militer di wilayah tersebut telah menewaskan sedikitnya 943 warga Palestina, lebih dari 200 di antaranya anak di bawah umur, sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.
Dikutip dari Al Jazeera, warga Palestina di Tepi Barat menyebut, tindakan Israel ditujukan untuk mencaplok tanah mereka dan memperluas permukiman ilegal.
Diperkirakan, ada tiga juta warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer Israel di kawasan Tepi Barat.
Sejak Januari 2025, telah terjadi operasi Israel di tiga kamp pengungsi di daerah Jenin dan Tulkarem di Tepi Barat.
Setidaknya, 137 warga Palestina, termasuk 27 anak-anak, tewas pada 2025 sejauh ini di Tepi Barat, menurut PBB.
Namun dalam beberapa hari terakhir, saat Israel menyerang Iran dan Iran melakukan serangan, wilayah Tepi Barat justru semakin diisolasi.
Lockdown, Israel Membatasi Pergerakan Warga Palestina di Tepi Barat
Militer Israel memberlakukan karantina wilayah di Tepi Barat, sekaligus membatasi pergerakan warga Palestina untuk keluar-masuk dengan mendirikan pos pemeriksaan.
Israel juga menambah personel militer di sejumlah kota di Tepi Barat, seperti el-Bireh dan Ramallah, menurut kantor berita Palestina, Wafa.
Selain itu, pos-pos pemeriksaan yang ketat juga menghambat pergerakan di Nablus, Hebron, Qalqilya, dan Lembah Yordan.
Sehingga, para petani dan distribusi hasil bumi mereka terganggu.
Karantina wilayah membuat aktivitas sehari-hari di seluruh wilayah Tepi Barat lumpuh, mobilitas warga terganggu, akses ke layanan penting semakin terbatas, dan aktivitas ekonomi turut terdampak.
Sementara, warga Palestina yang berusaha mendekati pos-pos pemeriksaan malah mendapat tembakan langsung dari tentara Israel, dilempari granat kejut, atau diguyur gas air mata.
Sejumlah warga Palestina pun mengalami luka-luka maupun cedera.
Misalnya, Wafa melaporkan, seorang remaja berusia 16 tahun di kamp pengungsi Tulkarem dilaporkan ditembak di kaki oleh pasukan Israel.
Lalu, ada 15 orang yang tertangkap saat pasukan Israel melakukan penggerebekan malam di Tepi Barat.
Bahkan, ambulans kesulitan untuk menjangkau yang terluka karena pergerakan mereka juga terhambat.
Adapun di beberapa wilayah di Tepi Barat, tentara Israel telah mengusir puluhan keluarga dari rumah mereka dan menjadikan rumah-rumah itu sebagai posisi militer
Mengapa Tepi Barat di-lockdown?
Menurut warga Palestina, lockdown di wilayah Tepi Barat tersebut dilakukan untuk mengendalikan mereka.
Berdasarkan laporan Kantor HAM PBB pada Maret 2025, pemerintah Israel meningkatkan pembangunan permukiman dan aneksasi Tepi Barat serta menduduki Yerusalem Timur pada 2024.
Israel juga diduga memanfaatkan momen konflik dengan Iran untuk meningkatkan karantina wilayah terhadap warga Palestina.
Qassim Awwad dari unit pemukiman Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan, sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menambah pos pemeriksaan dan penghalang di Tepi Barat dari 600 menjadi 900.
“Sekarang mereka [Israel] menggunakan waktu ini [perang dengan Iran] untuk meningkatkan penguncian terhadap warga Palestina, mengubah mereka menjadi kantong terisolasi yang terpisah satu sama lain,” kata Qassim.
Sementara itu, operasi militer Israel pada Minggu (15/6) kemarin telah menewaskan sedikitnya 23 orang di Gaza, termasuk 11 orang yang menunggu untuk mendapatkan bantuan.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan 55.297 warga Palestina dan melukai 128.426 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Di tengah karantina wilayah dan pembangunan pos-pos pemeriksaan, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga terus berlanjut.
Rumah dan properti warga Palestina juga terus diserang oleh Israel. (tribunnews/grace sanny vania/tizkianingtyas)
Gereja Spirito Santo alla Ferratella, Penyelenggara Tur ke Roma dan Pastor Perlu Simak Ini |
![]() |
---|
Orang Terkaya Singapura Goh Cheng Liang Meninggal, Nippon Paint dan Warisan Kebaikannya |
![]() |
---|
ART Asal Indonesia Ditangkap, Selundupkan Kokain Senilai Rp8,4 Miliar dari Afrika ke Makau |
![]() |
---|
Rencana Indonesia Rawat 2.000 Warga Dikaitkan dengan Pengosongan Gaza, Dukung Israel-AS? |
![]() |
---|
MANTAN Pemain Timnas Palestina Tewas Usai Diserang Israel saat Antri Bantuan di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.