News

Viral Kasus Bayi Diamputasi di NTB, Diduga Malpraktik Puskesmas

Arumi Aghnia Azkayra, bayi perempuan berusia 16 bulan asal Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga jadi korban malpraktik puskesmas

Ist
Arumi Aghnia Azkayra, bayi perempuan berusia 16 bulan asal Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga jadi korban malpraktik puskesmas 

TRIBUNJAMBI.COM – Arumi Aghnia Azkayra, bayi perempuan berusia 16 bulan asal Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan kembali menjalani operasi lanjutan pada Senin, 16 Juni 2025. 

Operasi ini dilakukan setelah tangan Arumi diamputasi karena infeksi parah yang diduga akibat malpraktik di Puskesmas Bolo.

Kondisi Arumi sebelumnya mengundang perhatian publik usai videonya beredar, memperlihatkan bayi mungil ini kehilangan pergelangan tangan akibat dugaan penanganan medis yang tidak sesuai prosedur.

Kabid Hukum RSUD Provinsi NTB, Lalu Dody Setiawan, mengatakan tim medis telah mempersiapkan operasi lanjutan tersebut. 

Operasi akan dilakukan oleh dokter bedah plastik, dengan melibatkan tim dari berbagai disiplin seperti dokter anak, anestesi, dan ortopedi.

"Kalau tidak ada halangan, pekan depan hari Senin akan dilakukan operasi lanjutan oleh dokter bedah plastik RSUD Provinsi NTB," ujar Dodi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (15/6/2025).

RSUD Provinsi NTB juga memastikan perawatan intensif terhadap Arumi tetap berjalan dengan baik.

Kronologi Dugaan Malpraktik

Kasus ini bermula saat Arumi, yang akrab disapa Kibo, mendapat perawatan di Puskesmas Bolo pada 10 April 2025. 

Saat itu, Kibo dipasangi infus yang diduga tidak sesuai prosedur, hingga menyebabkan infeksi hebat pada tangannya.

Infeksi tersebut memburuk dan menjalar ke seluruh lengan, memaksa tim dokter mengambil keputusan berat: amputasi pada 12 Mei 2025.

“Serasa tidak percaya. Hancur rasanya hati saya melihat putri satu-satunya harus menanggung cacat karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Marlina, ibu Arumi, saat ditemui di Mataram, dikutip dari TribunLombok.com.

Keluhan yang Tak Direspons dan Penolakan Rujukan

Marlina mengaku sudah menyampaikan keluhan pembengkakan di tangan anaknya kepada petugas puskesmas, namun responsnya minim. 

Bahkan saat ia meminta rujukan ke rumah sakit lebih besar, permintaannya sempat ditolak.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved