Berita Nasional

Daftar 10 Tambang Nikel Terbesar di Dunia dan Pemiliknya, Weda Bay Indonesia Nomor 1

Berikut ini daftar 10 tambang nikel terbesar di dunia, Indonesia berada di urutan paling atas.

Editor: asto s
kontan
ILUSTRASI daftar 10 tambang nikel terbesar di dunia. Nomor 1 ada di Indonesia. 

Fasilitas ini menghasilkan endapan hidroksida campuran yang mengandung sekitar 37 persen nikel, yang merupakan salah satu produk antara dengan kemurnian tertinggi di sektor pertambangan Indonesia.

Pencapaian ini telah menjadikan Lygend sebagai pemimpin teknis dalam pemrosesan laterit.

Seluruh proses aliran material operasi telah didigitalkan menggunakan sensor Industrial Internet of Things (IIoT), menciptakan apa yang disebut oleh pejabat perusahaan sebagai "kembaran digital" dari operasi fisik yang mengoptimalkan laju produksi dan pemulihan secara real-time.

3. Tambang Taganito (Filipina)

Produksi tahunan: 70.410 ton nikel (2023)

Pemilik: Nickel Asia

Jenis tambang: Permukaan (greenfield)

Lokasi: Surigao del Norte, Filipina

Perkiraan penutupan: 2049

Tambang Taganito merupakan operasi nikel terbesar di Filipina dan salah satu proyek pertambangan terpenting di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi besar dan proyeksi umur operasional panjang.

Kemitraan Nickel Asia dengan Sumitomo Metal Mining telah memungkinkan pengembangan pabrik pemrosesan HPAL yang berdekatan, menjadikan Taganito salah satu dari sedikit operasi Filipina yang memproduksi produk antara bernilai tinggi daripada mengekspor bijih mentah.

Fasilitas ini merupakan investasi sebesar $1,7 miliar dalam pemrosesan hilir.

Tambang laterit di tambang ini mencakup sekitar 4.376 hektar dengan kadar rata-rata nikel 1,44 persen.

Sisa masa pakainya yang mencapai 25+ tahun menjadikannya aset penting bagi sektor pertambangan Filipina, terutama karena tambang besar lainnya seperti Rio Tuba akan segera ditutup.

Taganito telah menerapkan metode rehabilitasi inovatif, termasuk penggunaan spesies pohon asli dan teknik bioteknologi yang telah memulihkan sekitar 300 hektar area yang sebelumnya ditambang menjadi penggunaan produktif.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved