Siapa Tan Joe Hok, Legenda Bulutangkis Indonesia yang Meninggal Dunia, Semua Kalah Senior

Tan Joe Hok, legenda bulutangkis Indonesia yang meninggal dunia pada Senin, 2 Juni 2025, pukul 10.52 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
WESHLEY HUTAGALUNG/BOLASPOT.COM
TAN JOE HOK - Sosok Tan Joe Hok (kiri) bersama Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto saat acara makan malam di markas PD Djarum, Kudus, Jawa Tengah (6/9/2018). (WESHLEY HUTAGALUNG/BOLASPOT.COM) 

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Tanah Air. Tan Joe Hok, legenda bulutangkis Indonesia yang meninggal dunia pada Senin, 2 Juni 2025, pukul 10.52 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Pria yang tutup usia dalam usia 87 tahun.namanya melegenda sebelum era Rudy Hartono hingga Taufik Hidayat, 

Bagi generasi muda, nama Tan Joe Hok mungkin tak sepopuler atlet bulutangkis masa kini.

Namun dalam sejarah panjang bulutangkis Indonesia, semua kalah senior dengan kiprah pria bernama asli Hendra Kartanegara ini.

 Ia adalah pelopor kejayaan bulutangkis Indonesia di kancah internasional, sosok yang lebih dulu mengharumkan nama bangsa jauh sebelum Indonesia dikenal sebagai kekuatan besar dalam cabang olahraga ini.

Tan Joe Hok adalah putra Indonesia pertama yang menjuarai turnamen All England pada tahun 1959.

Kemenangan ini bukan hanya prestasi pribadi, melainkan tonggak penting lahirnya kepercayaan diri Indonesia di ajang internasional. Dalam final itu, ia menundukkan kompatriotnya sendiri, Ferry Sonneville.

Tak hanya itu, ia turut membawa Indonesia merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya pada 1958. Bersama rekan-rekannya, ia dijuluki sebagai bagian dari “Tujuh Pendekar Bulu Tangkis Indonesia,” generasi emas yang membuka jalan bagi kejayaan yang terus berlanjut hingga kini.

PBSI menyampaikan belasungkawa lewat media sosial, mengenangnya sebagai sosok yang jasanya tak akan pernah terlupakan. “Selamat jalan Tan Joe Hok. Warisanmu untuk bulu tangkis akan abadi,” tulis PBSI. Ungkapan duka juga datang dari mantan atlet nasional Yuni Kartika dan berbagai tokoh olahraga.

Setelah gantung raket, Tan tak berhenti berkontribusi. Ia menjadi pelatih di berbagai negara seperti Meksiko dan Hongkong, dan kembali membawa Indonesia juara Piala Thomas tahun 1984, menumbangkan kekuatan besar saat itu: China. Ia pun dianugerahi penghargaan Pelatih Terbaik oleh SIWO/PWI Jaya.

Meski prestasinya segudang, Tan Joe Hok dikenal rendah hati. Ia enggan disebut sebagai pahlawan, dan memilih menyebut dirinya sebagai "pionir bulu tangkis Indonesia."

Film biografi berjudul Tan kini tengah dalam tahap produksi, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi panjangnya dalam dunia olahraga.

Kini, Indonesia kehilangan satu tokoh kunci dalam sejarah olahraganya. Namun, nama dan perjuangan Tan Joe Hok akan terus hidup dan menjadi inspirasi bagi para atlet dan pecinta bulutangkis di masa depan. (TRIBUNJAMBI.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Baca juga: Kabar Duka, Mbok Yem sang Legenda Gunung Lawu Meninggal Dunia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved