Berita Viral
VIRAL! Kisah Ahmad Bajuri si Kades Mungil yang Tak Dianggap Dewasa tapi Jadi Panutan
Seorang kepala desa di Kalimantan Tengah mendadak viral di media sosial karena posturnya yang mungil, hingga kerap disangka anak-anak.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang Kepala Desa di Kalimantan Tengah mendadak viral di media sosial. Bukan karena kontroversi, melainkan karena posturnya yang mungil, hingga kerap disangka anak-anak.
Dialah Ahmad Bajuri, sosok inspiratif di balik cerita yang kini ramai diperbincangkan publik.
Dalam video memperlihatkan Bajuri tengah berfoto bersama para Kepala Desa lain di sebuah acara resmi diunggah oleh akun TikTok @lusiam.marhani pada 22 Mei 2025.
Tak butuh waktu lama, video itu langsung menyedot perhatian warganet.
Senyum khas dan sikap ramah Ahmad Bajuri menjadi sorotan, terlebih saat berdiri di antara para kades lain membuat perbedaan fisik semakin mencolok, namun justru memikat.
Ahmad Bajuri adalah Kepala Desa Palampai, Kecamatan Kapuas Kuala, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Dia hadir dalam rapat koordinasi Kepala Desa se-Kalteng di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Palangkaraya.
Dari sanalah kisahnya menyebar ke berbagai lini masa media sosial.
Baca juga: Ahmad Bajuri yang Dikira Anak Kecil Rupanya Kades Viral, Sosoknya Punya Segudang Kisah
Baca juga: KKB Papua Umumkan Wamena Jadi Medan Perang, Warga Mulai Mengungsi, Diminta Tak Terprovokasi
“Yang rekam saya itu Pak Lusiam, kades dari Kabupaten Tulang Pisau. Saya malah nggak tahu bakal viral,” ujar Ahmad Bajuri sambil tertawa, saat dihubungi wartawan.
Hingga Sabtu (31/5/2025), video tersebut sudah ditonton lebih dari 800 ribu kali.
Komentar pun banjir pujian, terutama karena latar belakang Ahmad sebagai lulusan pondok pesantren dan dedikasinya sebagai pemimpin desa yang merakyat.
Namun di balik viralnya sosok Ahmad, ada cerita haru dan penuh semangat.
Ahmad Bajuri mengaku sejak lama terbiasa dianggap sebagai anak kecil karena postur tubuhnya.
Salah satu pengalaman yang masih diingatnya adalah saat menemani sang kakak melahirkan di rumah sakit di Banjarmasin.
“Saya nggak boleh masuk, dikira anak-anak. Untung keponakan saya marah dan bilang, ‘Ini paman saya, udah punya KTP,’” kisah Ahmad mengenang kejadian itu.
Kejadian serupa terulang bahkan saat dirinya sudah menjabat sebagai Kepala Desa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.