Tur Promosi KCBN Muarajambi

Tur Candi Muaro Jambi Seri V, Arca Prajna Paramita Tanpa Kepala

Tersimpan cerita tentang arca Prajna Paramita dan teori Ekspedisi Pamalayu di kompleks Candi Gumpung.

Penulis: Yoso Muliawan | Editor: Yoso Muliawan
Tribunjambi.com/Yoso Muliawan
Cetiyaghara Candi Gumpung - Pemandangan Cetiyaghara atau bangunan induk Candi Gumpung di kompleks Candi Muaro Jambi. 

Rupa ukiran-ukiran Makara Cetiyaghara Candi Gumpung terbilang rumit. Berbentuk seperti kepala hewan, sekilas mirip kepala gajah yang tidak terlalu besar. 

Sisi kanan dan kirinya seperti belalai gajah yang ujungnya membentuk lingkaran kecil atau spiral. Ada pula ukiran seperti bola mata.

Makara Candi Gumpung
Makara Candi Gumpung - Bentuk makara di sisi kanan anak tangga Cetiyaghara atau bangunan induk Candi Gumpung.

Penempatan makara di bagian depan Cetiyaghara bermakna semacam kekuatan untuk menolak bala atau energi negatif.

Ia seolah melindungi ketenangan dan kesucian Cetiyaghara yang menjadi tempat beribadah, ritual, dan meditasi.

Arca Prajna Paramita

Di Cetiyaghara, candi induk Gumpung, ada temuan arca sebagai petunjuk berkembangnya tradisi kebijaksanaan Budha Mahayana pada masanya.

Arca itu adalah Prajna Paramita.

Sama seperti arca Gadjahsingha dan Dwarapala dari Candi Gedong II, arca Prajna Paramita dari Candi Gumpung sekarang tersimpan di storage atau tempat penyimpanan di Museum KCBN Muarajambi.

Wujud arca Prajna Paramita berupa dewi yang duduk dengan kaki bersila di atas alas berukir.

Posisi kedua pergelangan tangan layaknya sedang bermeditasi. 

Arca Prajna Paramita memakai seperti kain, dengan kalung melingkar di leher.

Sayangnya, bagian kepala dan lengannya sudah tidak ada.

Baca juga: Tur Candi Muaro Jambi Seri II, Koto Mahligai: Pohon Sialang dan Akar Menembus Candi

Sigit Ario Nugroho, pemandu tur, menjelaskan, saat penemuan pertama kali, arca Prajna Paramita terletak di dalam Cetiyaghara.

“Tidak ada di candi lain (di kawasan Candi Muaro Jambi). Mirip dengan arca Prajna Paramita di Candi Singosari di Jawa Timur (peninggalan Kerajaan Singosari),” ujarnya. 

Ia lantas menyampaikan dugaan adanya hubungan antara arca Prajna Paramita di Candi Muaro Jambi dengan di Candi Singosari melalui “teori” ekspedisi Pamalayu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved