Tur Promosi KCBN Muarajambi
Tur Candi Muaro Jambi Seri II, Koto Mahligai: Pohon Sialang dan Akar Menembus Candi
Tur Promosi KCBN Muarajambi hari pertama, Minggu (18/5/2025), berlanjut dari Candi Kedaton ke Candi Koto Mahligai. Ada akar pohon menembus candi.
Penulis: Yoso Muliawan | Editor: Yoso Muliawan
“Kami mengembalikan sesuai kondisi aslinya. Kami tidak menggunakan batu bata baru, kami menggunakan batu bata asli dari reruntuhan,” tutur Kurnia.
Untuk pengerjaan satu bangunan candi, biasanya membutuhkan waktu 1-2 tahun.
Kurnia mencontohkan salah satu bangunan candi, mulai dari perencanaan pada 2022, kemudian proses ekskavasi hingga restorasi struktur bangunan candi termasuk pagarnya, bisa rampung pada 2024.
“Yang terlibat di Candi Koto Mahligai ini ada 150 orang pekerja. Mereka warga sekitar kawasan candi,” ujar Kurnia.
Naik Perahu Listrik
Setelah mengeksplorasi Candi Koto Mahligai, peserta tur beranjak. Tujuannya adalah sebuah dermaga.
Bukan becak atau sepeda, peserta kali ini akan menaiki perahu listrik untuk menyusuri anak sungai.
Penyelenggara tur dari Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan serta BPK V Wilayah Jambi telah memesan beberapa perahu listrik.
Satu perahu listrik berkapasitas 6-7 orang. Ada perahu listrik yang beratap, ada yang tanpa atap.
Di antara bangku-bangku tersedia teko aluminium berisi air dan gelas untuk peserta minum.
Jurnalis Tribunjambi.com menaiki sebuah perahu listrik bersama jurnalis Republika, National Geographic, Berita Harian Singapore, dan Good News for Indonesia.
Dalam perjalanan, suara perahu listrik cukup halus. Tak seperti perahu yang menggunakan mesin dan berbahan bakar solar.

Pepohonan di kanan dan kiri di tepi anak sungai mewarnai susur anak sungai. Suara burung bersahut-sahutan.
Sesekali pula berpapasan dengan perahu listrik lainnya. Dua tiga kali perahu listrik berbelok saat bertemu simpang dua maupun simpang tiga anak sungai.
Di satu alur anak sungai, pandangan terhenti pada sebuah bangunan yang melintang di atas anak sungai.
Kian dekat, kian tampak bangunan terakota dengan satu lorong sempit yang hanya muat satu perahu untuk melintas.
“Ini anggap aja kita di Venesia (Italia), ya,” kata seorang jurnalis.
“Ya ya, ala ala gondola (perahu tradisional khas Venesia) lah ya,” timpa jurnalis lainnya.
Susur anak sungai berakhir di sebuah dermaga buatan. Semacam dermaga apung yang tersusun dari rangkaian kubus berbahan plastik, dengan satu kubusnya berukuran sekitar 0,5 x 0,5 meter.
Dari dermaga, peserta tur naik ke tepi sungai. Di sini terdapat pondokan.
Penyelenggara tur mempersilakan peserta untuk coffee break: minum kopi atau teh dan mencicipi beberapa camilan.
Menjelang sore, selepas bersantai, peserta kembali ke Kota Jambi. (Yoso Muliawan)
Candi Muaro Jambi
Candi Koto Mahligai
Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi
BPK V Wilayah Jambi
kementerian kebudayaan
Tribunjambi.com
Tur Candi Muaro Jambi Seri VI, Kearifan Lokal dari Kuliner dan Seni Tradisional |
![]() |
---|
Tur Candi Muaro Jambi Seri V, Arca Prajna Paramita Tanpa Kepala |
![]() |
---|
Tur Candi Muaro Jambi Seri IV: Cetiyaghara, Koin Cina, dan Arca-arca |
![]() |
---|
Tur Candi Muaro Jambi Seri III, Stupa-stupa Candi Parit Duku |
![]() |
---|
Tur Candi Muaro Jambi Seri I, Candi Kedaton Tempatnya Ibadah dan Belajar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.