Berita Viral

Viral Jual Beli Data Retina di WorlID di Bekasi, Sumber Dana Disebut dari Rusia

Viral warga di Bekasi yang ramai-ramai menjual data biometrik retina mata dengan imbalan uang dari WorldID.

Editor: Suci Rahayu PK
Dok. World
SUMBER DANA WORLD.ID - (kiri) Tampilan aplikasi World yang ramai dibicarakan publik lantaran memindai atau scan retina mata dapat menerima uang hingga Rp800 ribu. (kanan) Ilustrasi, Warga Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu rela antre untuk melakukan scan retina mata melalui alat canggih bernama The Orb. 

TRIBUNJAMBI.COM- Viral sumber dana WorldID disebut berasal dari Rusia yang beli data retina dari warga di Bekasi.

Viral warga di Bekasi yang ramai-ramai menjual data biometrik retina mata dengan imbalan uang dari WorldID.

Diketahui kabar tersebut mencuat setelah seorang warga mengaku telah menjual data retina matanya karena imbalan uang tunai sebesar Rp 265.000.

Kasus ini menjadi sorotan setelah sejumlah tetangga Meri juga ikut-ikutan menjual data retina mata mereka ke WorldID.

Meri mengatakan proses pendaftaran untuk menjual data retina sangat mudah.

Menurutnya, pendaftaran melalui aplikasi World App tidak memerlukan identitas seperti KTP.

"Enggak dimintai KTP, cuma nama, tanggal lahir, dan lainnya," ujar Meri saat ditemui di depan ruko WorldID di Narogong, Senin (5/5/2025).

Baca juga: PLTA Kerinci Jambi Siap Beroperasi, Gubernur Al Haris Tunggu Jadwal Presiden untuk Peresmian

Baca juga: 5 Berita Populer Jambi, Lucu Preman di Jalan Lintas Sarolangun Dibawa Jalan-jalan di Kap Mobil

Sehari setelah mendaftar, Meri datang ke kantor WorldID untuk melakukan pemindaian retina mata.

Namun, ia sempat bertanya-tanya mengapa hanya dengan memindahkan biometrik retina mata, ia bisa mendapatkan uang Rp 265.000.

Ia kemudian bertanya asal muasal uang tersebut kepada seorang pekerja WorldID sebelum memindahkan retina matanya.

"Saya bertanya juga, sebenarnya duit apa? Saya nanya gitu, 'Ini Bu, ini duit dari Rusia, jadi Rusia ingin berbagi ke masyarakat mana saja'. Bilangnya cuma untuk berbagi," jelas Meri.

Setelah mendengar penjelasan tersebut, Meri yang tak menaruh kecurigaan kemudian mengikuti arahan pekerja WorldID untuk melakukan pemindaian retina mata.

Lantaran tergiur cerita Meri yang mendapatkan imbalan uang dari WorldID, sang suami dan sejumlah tetangganya pun tergiur ikut menjual data retina mata mereka.

Namun, tidak semuanya beruntung dan mendapatkan imbalan.

Beberapa tetangga Meri tidak menerima imbalan yang dijanjikan meskipun sudah melakukan pemindaian data retina mata.

"Tetangga ada yang enggak dapat. Katanya kemarin disuruh datang, tapi kok ini enggak keluar uang, katanya sehari doang," jelasnya.

Warga yang telah mendaftar, diminta datang langsung ke ruko WorldID untuk pemindaian retina menggunakan kamera khusus berbentuk bola yang disebut Orb.

Kala itu, Meri menjalani proses pemindaian retina mata ini bersama sembilan peserta lainnya.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus ALS Tujuan Medan-Bekasi di Padang Panjang

Setelah proses pemindaian selesai, Meri menerima koin digital yang langsung dapat dicairkan dalam bentuk uang sebesar Rp 265.000.

"Besoknya saya dapat uangnya. Saya dapat Rp 265.000, anak saya juga dapat," kata Meri.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah membekukan sementara tanda daftar penyelenggara sistem elektronik Worldcoin dan WorldID akibat laporan aktivitas mencurigakan.

"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat," ujar Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar.

Kemkomdigi juga berencana memanggil perusahaan terkait, yakni PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara, untuk klarifikasi lebih lanjut mengenai dugaan pelanggaran aturan sistem elektronik.

Namun apa sebenarnya bahaya penjualan data retina mata?

Dilansir dari Kompas.com, pemindaian retina mata memiliki beberapa risiko yang harus diwaspadai, seperti potensi penyalahgunaan data untuk pencurian identitas, risiko keamanan digital dari peretasan data biometrik, ketidakjelasan pemanfaatan data, dan kurangnya regulasi pengawasan.

Meski begitu, pakar keamanan siber Vaksin.com, Alfons Tanujaya, menyatakan, kekhawatiran terhadap penyalahgunaan data retina mata agak berlebihan.

Ia menekankan bahwa yang terpenting dari keamanan data bukanlah jenis data biometriknya, tetapi bagaimana data itu dikelola.

"Penyimpanan data retina dilakukan dalam bentuk digital terenkripsi yang kemudian dipecah dan disimpan di server yang berbeda," jelas Alfons.

Untuk membobol data ini, kata Alfons, seseorang harus mengakses beberapa server sekaligus dan memecahkan sistem enkripsinya.

Namun, ia menambahkan, seperti halnya sistem digital lain, teknologi pemindaian retina pun tetap memiliki risiko penyalahgunaan data, bahkan walau dari perusahaan besar.

"Kalau World.ID menyalahgunakan data, bisa saja. Sama seperti Google, Meta, atau Microsoft. Apakah bisa disalahgunakan? Ya bisa. Risikonya ya sebesar data yang disalahgunakan," jelas Alfons.

Beredar pula kabar seperti dilansir TribunJatim.com dari TribunSolo.com bahwa kabarnya sumber dana perekaman biometrik ini berasal dari negara Rusia.

Sementara itu, kabar terbarunya, ruko tempat WorldID menggelar perekaman biometrik itu belakangan malah tutup.

Sementara ruko WorldID di Ampera, Kecamatan Bekasi Timur tutup.

Ruko tersebut sudah tidak beroperasi dan tak ada aktivitas pekerja.

Warga mengaku kecewa karena hal ini.

Pantauan Kompas.com di lokasi, warga mulai berdatangan sejak pukul 08.30 WIB.

 Namun hingga pukul 10.00 WIB, ruko WorldID belum juga dibuka.

Setelah warga menunggu 2 jam lebih, petugas mengumumkan bahwa layanan verifikasi WorldID ditutup sementara.

“Kita tutup sementara hari ini, kemungkinan bukanya tiga hari ke depan,” ujar salah satu petugas di lokasi, Senin.

Menurut petugas, penutupan sementara disebabkan alat verifikasi WorldID perlu diperbaiki.

“Kita lagi perbaikan alat, jadi alatnya kita bawa dulu untuk pembaruan,” jelasnya.

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sumber Dana WorldID untuk Bayar Warga yang Jual Data Retina Mata, Proses Pendaftaran Mudah, 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor Chelsea vs Djurgardens IF Semifinal Conference League Jumat 9/6/2025 Pukul 02.00 WIB

Baca juga: 5 Berita Populer Jambi, Lucu Preman di Jalan Lintas Sarolangun Dibawa Jalan-jalan di Kap Mobil

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus ALS Tujuan Medan-Bekasi di Padang Panjang

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved