Candi Muaro Jambi, Permata yang Terjepit Akar Pohon Ratusan Tahun Akhirnya Tersibak

Di Menapo Parit Duku terdapat sekira 18 struktur candi, satu di antaranya Candi Induk yang memiliki ukuran terbesar dibanding struktur lainnya.

Penulis: tribun | Editor: asto s
TRIBUN JAMBI
SUMUR KUNO - Temuan sumur kuno di Candi Kedaton, kompleks Percandian Muaro Jambi, Sabtu (5/9/2020) 

Dari situ, lelaki yang akrab disapa Ahok itu menduga pohon-pohon itu telah berusia seratusan tahun.

"Kalau banyaknya di sana duku dan durian. Kalau soal pohon itu endemi asli sana atau bukan, ada penelitian itu," lanjutnya.

Menurut Ahok, kondisi batu bata menapo yang ditumbuhi pohon duku itu kondisinya masih bagus kisaran 60 persen.

"Kalau untuk dipugar lagi masih bisa, karena bata yang in take masih bagus," tuturnya.

Sementara itu, Pemandu Wisata KCBN Muaro Jambi, Rafsanjani, menuturkan vegetasi di lingkungan menapo saat ini rerata ditumbuhi pohon duku.

"Pohon duku ini yang jelas sudah ada era buyut kita. Kalau ditarik belakang menurut catatan S.C Crooke tahun 1820, vegetasi di sini sudah semak belukar, di antaranya ada pohon duku juga," katanya.

Akar dari pepohonan ini menjalar ke mana-mana, mengakibatkan kerusakan dari struktur tersebut.

"Kakek kita dulu mungkin sudah tahu, saat menanam duku itu di bawahnya ada reruntuhan bata, karena mungkin mereka tidak tahu bangunan apa," ujarnya.

Perhatikan Data Saat Pugar

Peneliti Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, BRIN, Retno Purwanti, mengatakan KCBN Muarojambi masih banyak menyimpan reruntuhan bata kuno.

Oleh karena itu untuk kegiatan pengupasan, pemugaran dan penataan, harus pihak yang berkompeten dan kredibel.

Selama kegiatan itu harus memperhatikan data-data arkeologi secara cermat dan seksama.

Akan lebih bagus, jika dalam kegiatannya memperhatikan data arkeologi sehingga bisa digunakan untuk menambah narasi KCBN Muarojambi.

Bagian yang diutamakan, yaitu menapo-menapo yang ada disekitar candi yang sudah dipugar.

Dengan cara itu, selain bisa diketahui bentuk arsitektur menapo, diharapkan juga dapat digunakan untuk mengetahui fungsi bangunannya, serta kaitannya dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.

Ini penting dilakukan untuk mendukung kelengkapan informasi dalam rangka pengajuan Muarojambi sebagai world heritage.

Dilarang Injak Batu

Selama liburan akhir tahun, jumlah pengunjung objek wisata Candi Muara Jambi meningkat.

Berdasarkan data yang petugas penjaga candi, ribuan orang per hari datang ke sana.

Pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah, baik Kota Jambi, kabupaten tetangga hingga wisatawan luar provinsi.

PASAR TERAPUNG - Ibu-ibu berjualan di atas sampan di halaman Candi Astano, Kabupaten Muarojambi, yang terendam banjir luapan Sungai Batanghari, Rabu (17/1).
PASAR TERAPUNG - Ibu-ibu berjualan di atas sampan di halaman Candi Astano, Kabupaten Muarojambi, yang terendam banjir luapan Sungai Batanghari, Rabu (17/1). (TRIBUN JAMBI/A MUSAWIRA)

Palin, penjaga tiket pintu masuk candi, mengatakan jumlah pengunjung sekira 1.000 orang per hari.

Artinya dalam momen libur Natal, jumlah pengunjung sudah lebih dari 1.000 orang.

"Kemarin hingga sore ada 700 orang lebih. Untuk hari ini belum bisa dipastikan," kata Palin.

Untuk menjaga kebersihan dan ketertiban candi, pengunjung tidak diperkenankan untuk membawa bekal atau makanan ke dalam kawasan Candi.

Selain itu, pengunjung juga dilarang menginjak batu bata candi seperti sebelum-sebelumnya.

Pengunjung hanya diperbolehkan berswafoto dari depan atau samping candi.

"Dilarang menginjak batu candi," jelasnya. (wir/sud/zak)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved