Polemik di Papua

Kemenlu Bilang Tak Beri Izin Negara Lain Bangun Pangkalan Militer di RI, Termasuk Rusia di Papua?

Pemerintah menegaskan tidak akan memberikan izin pembangunan pangkalan militer negara lain di Indonesia.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
TEGAS: ilustrasi pangkalan militer dan papua. Pemerintah menegaskan tidak akan memberikan izin pembangunan pangkalan militer negara lain di Indonesia. (foto:istimewa) 

TRIBUNJAMBI.COM - Pemerintah menegaskan tidak akan memberikan izin pembangunan pangkalan militer negara lain di Indonesia.

Penegasan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri melalui Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat (Roy).

Seperti diketahui, sebelumnya beredar rumor Rusia akan membangun pangkalan di Papua, tepatnya di Biak.

Merespon wacana pembangunan pangkalan militer itu, Roy mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan memberi izin bagi negara manapun.

"Indonesia tidak pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk membangun atau memiliki pangkalan militer di Indonesia," kata Roy dalam pernyataan itu dalam keterangan tertulis pada Rabu (16/4).

Kata dia, Indonesia sebagai negara yang memiliki tradisi politik luar negeri yang bebas aktif.

Hanya akan menerima dan mengizinkan pesawat atau kapal militer negara lain dalam misi damai untuk berkunjung ke Indonesia.

Roy menerangkan Indonesia punya rencana untuk membangun tempat peluncuran satelit di Biak.

Baca juga: Kemenlu Tak Tahu, Kemenhan Belum Pantau Soal Rumor Rusia Bakal Buat Pangkalan Militer di Papua

Baca juga: Lolos dari Maut Serangan KKB Papua: 2 Pendulang Emas Bertahan 8 Hari di Tengah Hutan

"Pembicaraan mengenai hal tersebut telah dimulai beberapa tahun yang lalu namun belum sampai kepada keputusan apapun," ungkap Roy.

Situs militer Amerika Serikat, Janes, merilis laporan berjudul "Indonesia pertimbangkan opsi usai Rusia berupaya akses ke pangkalan AU" pada Selasa (14/4).

Dalam situs itu, Janes melaporkan Jakarta menerima permintaan resmi dari Moskow soal izin pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) untuk ditempatkan di sebuah fasilitas di provinsi paling timur Indonesia.

Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi ke Janes permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.

Dalam dokumen yang diterima Janes soal permintaan tersebut, Rusia berupaya menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.

Pangkalan udara Biak merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.

Sejumlah media Australia juga memberitakan laporan tersebut. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan pemerintah sudah "berkomunikasi" dengan Indonesia soal laporan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved