Berita Nasional

Apa Pernyataan PCO Hasan Nasbi yang Dikecam Koalisi Masyarakat Sipil Soal Teror Kantor Tempo?

Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi terkait aksi teror di kantor redaksi Tempo.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/Tempo
DIKECAM: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/3/2025). Sejumlah organisasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi terkait aksi teror di kantor redaksi Tempo. (Ist/Tempo) 

Apa Pernyataan PCO Hasan Nasbi yang Dikecam Koalisi Masyarakat Sipil Soal Teror Kantor Tempo?

TRIBUNJAMBI.COM - Sejumlah organisasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi terkait aksi teror di kantor redaksi Tempo.

Pernyataan Hasan dinilai tidak berempati dan mengabaikan prinsip kebebasan pers.

Seperti diketahui, kantor berita di Jakarta itu mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/3035) dan bangkai tikus pada Sabtu (22/3/2025).

Peristiwa ini dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers.

Alih-alih menyampaikan keprihatinan, Hasan Nasbi justru menyatakan kepala babi tersebut sebaiknya “dimasak” saja. 

Pernyataan itu pun menuai kritik dari berbagai pihak.

Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari sejumlah organisasi Hak Asasi Manusia dan demokrasi, menilai pernyataan itu tidak pantas diucapkan oleh pejabat negara. 

“Selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers,” ujar perwakilan Koalisi dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/3/2025).

Baca juga: Kantor Tempo Diteror, Koalisi Jurnalisme Inklusif: Kebebasan Pers Terancam, Pemerintah Tak Peduli

Baca juga: Kantor Tempo Diteror, LPSK: Ancaman Kebebasan Pers dan Pentingnya Mekanisme Perlindungan Jurnalis

"Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden," kata pernyataan tersebut.

Koalisi juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mendiamkan pernyataan tersebut. Menurut mereka, pernyataan Hasan berpotensi mengandung unsur kebencian terhadap jurnalis atau media yang kritis. 

“Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya,” kata pernyataan tersebut.

Selain itu, Koalisi menilai pernyataan Hasan mencerminkan lemahnya komitmen pemerintah terhadap kebebasan sipil. 

“Bukannya menyampaikan, setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, justru seakan mendukung tindakan teror tersebut," kata Koalisi.

Koalisi juga menyoroti rekam jejak Hasan dalam komunikasi publik. Mereka menilai penghapusan cuitannya terkait RUU TNI sebelumnya sudah cukup menjadi alasan untuk mengevaluasi kinerjanya. 

“Kami mendesak kepada Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenaan," ucap Koalisi.

Terakhir, Koalisi Masyarakat Sipil juga menyampaikan solidaritasnya kepada Tempo atas teror yang dialami. Mereka menegaskan bahwa praktik intimidasi seperti ini harus segera diusut.

“Praktik purba yang seharusnya sudah ditinggalkan, justru masih terjadi hari ini. Dengan demikian, penting pengungkapan kasus teror ini dilakukan, hingga pelaku dapat diketahui,” demikian pernyataan tersebut.

Baca juga: Respon Kapolri Soal Kantor Tempo Diteror Lagi, 6 Bangkai Tikus di Kardus Bungkus Kertas Motif Mawar

Seperti diketahui, merespon teror pengiriman kepala babi yang menimpa Francisca Christy Rosana (Cica) jurnalis Tempo, Hasan Nasbi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan justru menyarankan supaya kepala babi itu dimasak.

“Udah dimasak aja,” ujar Hasan dengan gestur tertawa kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025).

Menurut Juru Bicara Presiden itu, Cica dan Tempo selaku pihak yang mendapat teror itu justru dinilainya tidak terancam karena menanggapi dengan santai.

“Saya lihat ya saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo itu, itu dia justru minta dikirimin daging babi. Artinya dia ngga terancam kan, buktinya dia bisa bercanda,” bebernya.

Hasan beranggapan kalau istana tidak bisa menanggapi apa-apa, terkait teror kepala babi itu. Selain itu, dia justru meragukan kebenaran dibalik teror tersebut.

“Problem mereka entah dengan siapa? Siapa yang ngirim? Apakah itu beneran seperti itu? Apakah itu cuman jokes? Karena mereka menanggapinya juga dengan jokes. Jadi tidak usah dibesar-besarkan,” ucapnya.

Ditanya soal komitmen kebebasan pers di era Prabowo Subianto Presiden saat ini, Hasan justru bertanya balik kepada wartawan.

“Ada yang dihalang-halangi bikin berita nggak? Kalau ngga ada yang dihalang-halangi bikin berita itu berarti kebebasan pers kita bagus,” jelasnya.

Baca juga: Menteri HAM Natalius Pigai Bicara soal Teror Kepala Babi di Tempo: Ini Bentuk Ancaman

“Kayak misalnya Tempo masih boleh bikin berita nggak? Boleh kan? Masih boleh siaran Bocor Alus nggak? Tetap boleh kan? Itu artinya pemerintah ngga ikut campur sama sekali, ngga ganggu sama sekali,” sambungnya.

Dia menegaskan pemerintah hanya berusaha meluruskan jika medianya salah paham, terutama yang berkaitan dengan statemen pejabat.

“Kalaupun ada yang merasa dirugikan, lapor ke Dewan Pers. Kan undang-undangnya seperti itu,” jelasnya.

Sebelumnya, Cica jurnalis sekaligus host podcast Bocor Alus Politik (BAP) Tempo mendapat teror berupa kiriman kepala babi dari orang tak dikenal.

Pelaku mengirimkan paket kepala babi dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Tak ada nama pengirim pada kardus paket, namun paket itu ditujukan kepada Francisca, yang akrab disapa Cica.

Paket tersebut diterima keamanan Tempo pada Rabu (19/3/2025) sore, namun baru dibuka Cica pada Kamis (20/3/2025) sore. Saat dibuka, tercium bau aneh yang ternyata berisi kepala babi yang kedua telinganya telah terpotong.

Teror ini diduga karena Cica yang kerap membawakan berita dalam podcas BAP, yang berisikan tentang bocoran dinamika politik, kritik terhadap sejumlah isu di pemerintahan hingga banjir di Jakarta.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: KKB Papua Akui Bakar Sekolah, Menewaskan 6 Guru Asal NTT, Jubir TPNPB:Respon Pernyataan Panglima TNI

Baca juga: Kantor Tempo Diteror, LPSK: Ancaman Kebebasan Pers dan Pentingnya Mekanisme Perlindungan Jurnalis

Baca juga: Kantor Tempo Diteror, Koalisi Jurnalisme Inklusif: Kebebasan Pers Terancam, Pemerintah Tak Peduli

Baca juga: Resep Kastengel Keju Renyah, Cocok untuk Kue Lebaran

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved