3 Dimensi Kehidupan Seorang Muslim yang Membangun Karakter

Baik dalam keluarga, mendidik anak-anak. 
Sehingga dalam rumah itu harus ada ruang yang mencerminkan kebaikan.

Sehingga di rumah itu sebaiknya ada musholla, maka ketika kita melihatnya hati kita tergerak untuk sembahyang. 

Ada Alquran, ada sajadah membuat hati kita tergerak membaca dan membuka Alquran. 

Di sudut rumah kita ada tasbih dan tempat-tempat kaligrafi keislaman dan sebagainya. 

Situasi inilah yang memberikan dampak positif bagi kita. 

Karena kita berinteraksi selalu dengan ruang-ruang yang di mana kita sering duduk di situ, dan berinteraksi dengan ruang itu. 

Oleh karenanya rumah merupakan hal kedua untuk membingkai kepribadian seseorang menjadi baik atau menjadi buruk.

Lalu yang ketiga adalah ruang yang dimaksud ada lingkungan. 

Nabi sering menyampaikan kepada kita semua "seseorang itu agamanya tergantung dengan di mana dia dekat".

Kalau dia tinggal di lingkungan rukun tetangga rukun warga, maka lingkungan itu memberikan dampak positif, kontribusi positif bagi kita semuanya. 

Tetapi apabila lingkungannya buruk dan tidak memberikan kontribusi positif maka tidak mungkin akan bisa berharap banyak, apalagi muncul orang-orang yang baik di tengah kita. 

Oleh karena itu kalau kita mampu menata hati kita menjadi tempat terbaik bagi kita lalu merasakan kelapangan, baru rumah yang isinya hati yang lapang itu pun juga mencerminkan nilai-nilai positif, kebaikan kemaslahatan, memancarkan nuansa positif. 

Dan nanti akan membingkai pribadi yang mulia dan terpuji dalam rumah tangga kita.

Tetapi itu tidak cukup, seseorang yang memiliki keimanan yang baik, lingkungan yang baik. 

Kalau lingkungan di luar rumahnya tidak memberikan aura positif atau kontribusi yang baik maka kita tidak bisa juga berharap banyak akan muncul orang-orang yang baik dalam lingkungan kita.