Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 6 Maret 2025 - Puasa Sebagai Alat Merendahkan Diri

Bacaan ayat: Matius 6:16 (TB)  "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang mel

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Tentu motif dan cara berpuasa yang berbeda, yang diajarkan oleh Yesus. 

Pertama, puasa itu bukan tentang kesombongan rohani sehingga harus ditonjolkan untuk diketahui oleh orang banyak. 

Puasa itu tentang relasi personal dimana orang percaya merendahkan diri dihadapan Tuhan.

Dalam hal ini, puasa pada posisi sebatas alat untuk mendisiplinkan diri untuk fokus membangun relasi dengan Tuhan.

Kedua, puasa itu pilihan dimana pelakunya dapat menentukan sendiri tentang waktu dan cara serta tujuan berpuasanya. Dalam hal ini, puasa tidak boleh menyakiti diri.

Sebaliknya puasa yang dilakukan justru memberikan manfaat baik bagi orang lain. 

Alternatif pilihan berpuasa, antara lain menetapkan batasan waktu tidak makan dan minum dalam waktu tertentu; atau menetapkan untuk mengurangi jumlah makan dalam kurun waktu tertentu; atau menetapkan tidak makan makanan tertentu dalam kurun waktu tertentu. 

Misalnya, tidak makan dan minum selama dua belas jam: maka jatah makan untuk waktu dua belas jam tersebut bisa dikumpulkan untuk diberikan kepada orang lain.

Atau, biasanya makan tiga kali dalam sehari; saat berpuasa menjadi cukup dua kali, maka jatah makan yang sekali dapat dikumpulkan untuk orang lain.

Atau, puasa berpantang makan makanan tertentu, misalnya daging. 

Maka makan cukup dengan sayuran dan jatah beli daging dikumpulkan untuk orang lain. Bahkan anak-anakpun bisa puasa tidak jajan, maka uang jajannya dikumpulkan untuk orang lain. 

Puasa yang demikian dapat dilakukan kapan saja. Gereja mempunyai tradisi baik melakukannya pada saat masa sengsara Tuhan Yesus sebelum disalibkan

. Itu berarti dalam kalender gerejawi dilakukan empat puluh hari sebelum Paska.

 Biasanya diawali dengan tradisi Ibadah Rabu Abu, dimana orang percaya diingatkan kembali akan jati dirinya sebagai yang fana, dari debu tanah, dan karena dosa harus kembali kepada debu tanah.

Ini menjadi kesempatan baik untuk merendahkan diri dihadaoan Tuhan dalam penyesalan akan dosa, sekaligus pengharapan bahwa anugerah keselamatan diberikan dalam Yesus Kristus. 

Maknai dengan iman maka puasa yang dilakukan akan membawa dampak bagi kehidupan. Amin

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved