Polemik di Papua
7 Bulan Sekolah dan Layanan Publik Mati Total Pasca KKB Papua Tembak Pilot Asal Selandia Baru
Aktivitas sekolah hingga pelayanan publik di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah mengalami kelumpuhan total.
TRIBUNJAMBI.COM - Aktivitas sekolah hingga pelayanan publik di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah mengalami kelumpuhan total.
Kondisi selama tujuh bulan terakhir itu dipicu insiden penembakan seorang pilot helikopter asal Selandia Baru pada Agustus 2024 lalu.
Penembakan itu dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
Akibat ulah KKB Papua itu membuat penerbangan pesawat terhenti, mengganggu seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Bahkan pelayanan publik pemerintahan dan kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak berjalan normal.
Warga kesulitan mendapatkan bahan makanan dan terpaksa mengandalkan hasil kebun untuk bertahan hidup.
Kepala Distrik Alama, Ruben Dolame, mengungkapkan, bahwa situasi ini telah dibahas bersama Kapolsek dan tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi.
"Hasil pertemuan ini akan kami sampaikan kepada Pemerintah Daerah Mimika, termasuk Penjabat Bupati dan Penjabat Sekretaris Daerah, agar segera ditindaklanjuti," ujar Ruben di Jalan Cendrawasih, Timika, Sabtu (22/2/2024).
Baca juga: KKB Papua Ngaku Habisi Tukang Ojek di Paniai, Sebut Intelijen yang Sedang Nyamar
Baca juga: Kapolda Papua Ungkap Kronologi Penangkapan KKB Aske Mabel Usai 8 Bulan Kabur dari Polres Yalimo
Salah satu poin penting dalam diskusi tersebut adalah permintaan agar penerbangan pesawat ke Alama segera diaktifkan kembali.
"Besok (Senin) kami akan menyampaikan hal ini kepada Pemda Mimika," tegasnya.
Sementara Tokoh Agama, Pdt Johni Kemong, juga mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan.
"Kami meminta agar pesawat bisa terbang ke Alama. Kondisi ini membuat kehidupan masyarakat semakin terpuruk," ucapnya.
Pdt. Johni menegaskan, bahwa situasi keamanan di Alama kondusif dan masyarakat siap menjamin keselamatan siapa pun yang datang.
"Pemda Mimika harus melihat kondisi ini. Kami sendiri juga terhambat untuk pergi ke sana karena tidak ada penerbangan, yang merupakan satu-satunya akses," jelasnya.
Kepala SD Inpres Bela Alama, Jopi Petrus Kelanangame, pun melaporkan bahwa kegiatan belajar-mengajar di sekolah terhenti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.