Polemik di Papua

Aksi Tolak Makan Bergizi Gratis di Papua, Polisi Lepaskan 12 Tembakan, Massa Kena Gas Air Mata

Aksi unjuk rasa tolak program Makan Bergizi Gratis di Papua sempat terjadi kericuhan. Polisi lepaskan 12 tembakan dan gas air mata.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Papua/ Ist
TOLAK MAKAN BERGIZI GRATIS: Sejumlah pelajar menyampaikan aspirasi terkait penolakan Makan Bergizi Gratis dan meminta penddikan gratis, Senin (17/2/2025). Aksi tersebut sempat ricuh hingga dilepaskan 12 tembakan dan gas air mata. (Tribun Papua/Istimewa) 

TRIBUNJAMBI.COM - Aksi unjuk rasa tolak program Makan Bergizi Gratis di Papua sempat terjadi kericuhan.

Kericuhan tersebut antara aparat kepolisian dan massa yang terdiri dari pelajar tersebut.

Unjuk rasa tersebut dilakukan pelajar yang tergabung dalam Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP).

Mereka menggelar unjuk rasa dengan menolak Makan Bergizi Gratis dan meminta mengganti program tersebut denga pendidikan gratis.

Aksi itu berlangsung di di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan pada Senin, (17/2/2025). 

Saat unjuk rasa itu terjadi, aparat kepolisian disebut terpaksa melepaskan tembakan sebanyak 12 kali.

Ketua Koorlap Aksi, Amili A.Walilo pada Senin (17/2/2025) malam menjelaskan unjuk rasa dilakukan di beberapa titik. 

Diantaranya ujung Soba, ujung Pirip dan Pertengahan Ibu Kota Elelim. 

Baca juga: Pelajar di Papua Tolak Makan Bergizi Gratis, Jubir KNPB Singgung Penjajah Datang dengan Dua Wajah

Baca juga: Makan Bergizi Gratis Hari Kedua di Kota Jambi Tanpa Susu

Awalnya, massa dari tiga titik ini mulai bergerak sekitar pukul 07:00 pagi WIT dan aksi berjalan dengan aman terakomodasi oleh korlap di masing-masing titik. 

Namun sekitar pukul 08:30 pagi, massa yang datang dari titik Pirip dan pertengahan Elelim, bertemu di pertigaan kota Elelim jalan Pirip, lalu mulai bergerak perlahan menuju kantor pendidikan. 

Sementara massa yang datang dari titik Soba sudah berada di depan kantor bupati Yalimo. 

Lanjut kata dia, massa aksi yang dari titik Pirip dan Elelim Kota, didatangi oleh Kapolres Yalimo bersama anggota dengan menggunakan mobil hilux hitam. 

Di bagian belakang mobil, terdapat sekitaran 10 anggota polisi. 

"Kami bernegosiasi dengan Kapolres Yalimo, dan permintaan kapolres itu bahwa ia mau lewat jalanan yang dipadati oleh massa aksi tersebut, sehingga kami juga izinkan beliau lewat," katanya.

Namun sambung dia, pihak anggota polres yang berada di belakang hilux, memancing teman-teman pelajar yang sudah di dalam tali komando, sehingga terjadi kericuhan antara teman-teman pelajar Yalimo dan anggota Polres Yalimo.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved