Ternyata Tak Hanya Valyano Boni Raphael, Ada 2 Siswa Dikeluarkan dari SPN atas Pelanggaran
Kasus pemberhentian atau pemecatan siswa bintara dari Sekolah Polisi Negara (SPN) tidak hanya terjadi pada Valyano Boni Raphael.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Menurut Dede, ada empat pelanggaran yang dilakukan Boni, di mana dua di antaranya merupakan pelanggaran berat.
Baca juga: Valyano Boni Dipecat H-6 Pelantikan Jadi Anggota Polri, SPN Polda Jabar: 2 Aspek
Seperti berbohong mengenai perawatan di RS Siloam Purwakarta dan insiden pemukulan yang disebut SPN Polda Jabar, merupakan karangan Boni.
Dalam paparan yang disampaikan Dede, tertuliskan Boni dirawat di RS Siloam Purwakarta dan RSB Sartika Asih berdasarkan kemauan sendiri, bukan rekomendasi dokter terkait.
"Siswa Valyano telah dirawat di RS Siloam Purwakarta dan RSB Sartika Asih, bukan atas rekomendasi dari dokter terkait, melainkan atas dasar kemauan sendiri," bunyi paparan itu.
Kebohongan kedua, adalah saat Boni mengaku dipukul oleh orang tidak dikenal menggunakan sapu lidi.
Tetapi, menurut kesaksian seorang rekannya, PS, ia mengaku diminta Boni memukul punggung Boni bagian belakang, untuk ditunjukkan kepada orang tuanya.
"Yang Bersangkutan mengarang cerita seolah-olah mendapatkan penindakan pemukulan dari orang tidak dikenal yang menggunakan topi dan masker."
Namun hasil pemeriksaan Provos terhadap saksi siswa PS, menerangkan PS disuruh oleh siswa Valyano untuk memukul punggung bagian belakang menggunakan sapu lidi.
Dengan alasan ingin ditunjukkan kepada orang tuanya.
Baca juga: Kekayaan AKBP Bonifacius, Ayah Valyano Siswa SPN Polda Jabar Dipecat H-6 Pelantikan Capai Rp5M
Bahkan menurut kesaksian PS, ia diminta Boni berbohong dengan berkata pada orang tua Boni, sang anak dipukul di bagian pipi.
"Siswa Valyano menyuruh siswa PS saat nanti bertemu orang tua Yang Bersangkutan, untuk memberi tahu bahwa Yang Bersangkutan habis dipukul di bagian pipi," bunyi kesaksian PS.
Selain PS, siswa lainnya, RAR, mengaku melihat Boni baik-baik saja saat berada di Poliklinik.
"Berdasarkan keterangan Siswa RAR, justru saat kejadian pemukulan, Siswa RAR melihat Valyani sedang tertidur di Poliklinik dan baik-baik saja."
Selain itu, ia juga mengajak rekan-rekannya bolos apel hingga tak takut dikeluarkan. Boni disebut memprovokasi teman-temannya untuk tidak mengikuti kegiatan apel dan pembinaan fisik.
Hal ini diketahui lewat pemeriksaan Provos yang tertuang dalam berita acara saksi. Selain itu, Boni juga disebutkan, pernah berkata tidak takut jika harus dikeluarkan dari SPN Polda Jabar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.