Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 6 Februari 2025 - Ruang Bagi Allah Untuk Berkarya

Bacaan ayat: Kejadian 43:14 (TB)  Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 6 Februari 2025 - Ruang Bagi Allah Untuk Berkarya

Bacaan ayat: Kejadian 43:14 (TB)  Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!" 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Dalam perenungan yang dalam, kadang sempat terfikirkan, "Mengapa harus orang percaya yang memberitakan Kabar Baik? Tidakkah Allah tahu bahwa prosentase keberhasilan itu kecil?

Berulang-ulang Kabar Baik diberitakan, tetap saja penolakan yang terjadi. Sebaliknya, justru ancaman yang diperoleh! Mengapa bukan Allah sendiri yang mendatangi seseorang membawa Kabar Baik agar mereka percaya? Bukankah prosentase keberhasilannya lebih besar, jika dibandingkan dengan orang percaya yang memberitakannya?".

 Ini pikiran logis yang nakal.

 Mengapa? Sebab hanya melihat otoritas Allah semata, yang dipastikan bahwa apapun yang dikerjakan-Nya pasti berhasil. Kita perlu paham bahwa manusia diciptakan bukan menjadi robot yang terprogram.

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dengan maksud agar manusia mempunyai kemampuan seperti Allah, demi manjalankan mandat untuk memelihara ciptaan yang lain.

Artinya, dengan sengaja sejak awal Allah memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk berkarya dengan memilih: taat kepada Allah atau memberontak kepada-Nya. 

Yakub telah kehilangan daya untuk mempertahankan anak kesayangannya. Setelah Yusuf hilang dari pelukannya, kini Benyamin pun harus lepas dari pelukannya. Dalam kasus Yusuf, ia tidak tahu yang terjadi.

Ia hanya menduga berdasarkan cerita anaknya yang lain bahwa Yusuf diterkam binatang buas dengan bukti pakaian dengan penuh bercak darah. Dalam hal ini ia tidak bisa berbuat apapun untuk menyelamatkan anaknya. 

Lain cerita dengan Benyamin, dia berupaya untuk mempertahankan. 

Namun pada satu titik, ia harus berhadapan dengan persoalan yang pelik. Kelaparan semakin parah, anaknya yang lain tidak akan pergi tanpa Benyamin sebab telah di ancam; sementara ia kuatir akan kehilangan anak kesayangannya untuk kedua kalinya. 

Sebuah keputusan bijak dipilih ketika Yakub berkata, "Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!" 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved