Gunung Kerinci

Update PVMBG Soal Kondisi Gunung Kerinci Setelah Gempa 1.884 Kali

Aktivitas Gunung Kerinci, gunung api tertinggi di Sumatera, meningkat dan berada pada Level II atau Waspada. Masyarakat dan wisatawan diimbau

Penulis: Herupitra | Editor: Duanto AS
Istimewa
Gunung Kerinci di satu di antara titiknya. 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI- Aktivitas Gunung Kerinci, gunung api tertinggi di Sumatera, meningkat dan berada pada Level II atau Waspada. 

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak mendekati atau beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak Gunng Kerinci guna menghindari potensi bahaya.  

Rilis dari PVMBG Kerinci, berdasarkan pengamatan visual selama Desember menunjukkan asap kawah yang didominasi uap air dengan intensitas tipis hingga sedang setinggi 50-150 meter.

"Meski belum teramati adanya material abu atau batuan, peningkatan kegempaan mulai terjadi pada 21 Desember dini hari dengan tercatat 11 gempa vulkanik dalam dalam waktu dua jam," tulisnya berdasarkan data dari Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid.

Dia menjelaskan, potensi bahaya saat ini mencakup gas vulkanik berkonsentrasi tinggi dan lontaran batuan jika terjadi erupsi tiba-tiba. 

"Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mematuhi rekomendasi resmi dari Badan Geologi dan tidak mudah terpancing informasi yang tidak bertanggung jawab," ucapnya. 

Badan Geologi bekerja sama dengan BNPB, BMKG, pemerintah daerah, dan instansi 
terkait terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Kerinci

Informasi terkini dapat diakses melalui platform resmi seperti Magma Indonesia, PVMBG, atau pos pengamatan setempat. Koordinasi dan pemantauan intensif dilakukan untuk memastikan kesiapan mitigasi guna melindungi keselamatan masyarakat.
.
Penjelasan Kegempaan

Hasil pengamatan visual periode 1-20 Desember 2024, Gunung Kerinci terlihat jelas hingga tertutup kabut. 

Saat cuaca cerah, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-150 meter dari puncak. 

Dari warna embusan gas menunjukkan dominan uap air, tidak ada material batuan/abu yang terbawa ke permukaan. Rekaman kegempaan selama periode yang sama didominasi oleh hempa embusan. 

Jumlah dan jenis gempa yang terekam terdiri dari: 1884 kali gempa Hembusan, 7 kali gempa vulkanik dangkal, 3 kali gempa vulkanik dalam, dan 14 kali gempa tektonik Jauh.

Pada 21 Desember 2024, mulai pukul 03.50 WIB terjadi peningkatan kegempaan, khususnya Gempa Vulkanik Dalam (VA), hingga pukul 05.00 WIB terekam sebanyak 11 kejadian dengan amplitudo maksimum 25 mm dengan durasi 5-25 detik. 

Pengamatan visual pada 21 Desember 2024 ke arah puncak/kawah Gunung Kerinci tertutup kabut. 

Grafik RSAM, yang mencerminkan energi gempa, fluktuatif dan pola sedikit naik pada akhir periode pengamatan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved