Rekam Jejak Jokowi Bersama PDIP, Mulai 2005 di Pilkada Solo, Pilkada Jakarta, Presiden RI 2 Periode
Rekam jejak Joko Widodo atau Jokowi bersama PDI Perjuangan, dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, 2 periode Presiden RI hingga dipecat.
Jokowi dan PDIP
TRIBUNJAMBI.COM - Rekam jejak Joko Widodo atau Jokowi bersama PDI Perjuangan, dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, 2 periode Presiden RI hingga dipecat.
Diketahui, pada Senin (16/12/2024), PDI Perjuangan atau PDIP memecat Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dari keanggotaan partai.
Pemecatan itu dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 tentang pemecatan Joko Widodo dari keanggotaan PDI-P.
Surat tersebut sudah ditetapkan sejak tanggal 14 Desember 2024 dan ditandatangani oleh Ketua DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
Melalui surat pemecatan ini, PDI-P menegaskan bahwa Jokowi bukan lagi bagian dari keluarga besar partai banteng.
Jokowi juga dilarang mengatasnamakan PDI-P untuk berkegiatan atau menduduki jabatan tertentu.
Baca juga: Daftar 27 Kader PDIP yang Dipecat Selain Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution hingga Alasan Pemecatan
Baca juga: Jokowi Disebut Berpeluang Berpolitik Tanpa Partai Usai Dipecat PDIP, Apa Sebabnya?
Bagaimana rekam jejak Jokowi bersama PDIP?
Jokowi bukanlah orang baru di PDI-P.
Perjalan panjang karier politiknya hingga menjadi presiden 2 periode tidak terlepas dari peran PDI-P sebagai partai yang menaunginya.
Pilkada Solo 2005
Debut perdana Jokowi bersama PDIP dimulai saat Pilkada solo 2005.
Saat itu Jokowi yang berstatus kader PDI-P maju menjadi calon wali kota bersama FX Hadi Rudyatmo.
Meski hanya didukung PDIP, Jokowi-FX Hadi Rudyatmo memenangkan Pilkada dan menumbangkan 3 calon lainnya.
Dua kader PDI-P ini pun akhirnya dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta untuk masa jabatan 2005-2010.
Popularitas Jokowi sebagai Wali Kota Solo melonjak, dan dimanfaatkan lagi diPilkada solo 2010.
Jokowi yang kembali disandingkan dengan FX Rudy kembali menang.
Mereka pun dilantik lagi sebagai wali kota dan wakil wali kota untuk masa jabatan 2010-2015.
Pilkada DKI Jakarta
Belum tuntas masa jabatannya sebagai Wali Kota Solo, Jokowi ditugaskan PDI-P untuk menjadi kandidat di Pilkada Jakarta 2012.
Jokowi pun mundur dari jabatannya demi menjadi calon gubernur Jakarta.
Baca juga: Nasib Kadispora Sungai Penuh yang Pingsan Setelan 9 Jam Diperiksa Kejari, Siuman Jadi Tersangka
Saat itu, PDI-P yang berkoalisi dengan Gerindra menduetkan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk bersaing melawan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Duet kader PDI-P dan Gerindra itu pun keluar sebagai pemenang.
Jokowi dan Ahok kemudian dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta periode 2012-2017.
Sosok Jokowi pun semakin menjadi tenar karena posisinya sebagai gubernur di Ibu Kota Negara.
Banyaknya pemberitaan soal Jokowi berkunjung ke pasar dan pemukiman warga, bahkan masuk ke gorong-gorong Ibu Kota, membuatnya semakin banyak dikenal publik.
Melihat semakin tingginya elektabilitas Jokowi, PDI-P mengutusnya untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
Jokowi pun siap untuk menjalankan perintah partai dan mundur dari posisi “DKI 1”, meski baru 2 tahun menjabat.
"Saya telah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan. Dengan mengucap bismillah, saya siap melaksanakan," kata Jokowi saat blusukan ke kawasan Marunda, Jakarta Utara, 14 Maret 2014.
Pilpres 2014 dan 2019
Pada Pilpres 2014, PDIP membentuk koalisi bersama PKB, Nasdem dan Hanura dan mengusung Jokowi sebagai calon presiden (capres).
Jokowi dipasangkan dengan politisi senior Golkar sekaligus Wakil Presiden (Wapres) ke-10 Jusuf Kalla (JK).
Jokowi-JK pun berhadapan dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP dan PBB.
Gabungan partai ini menamakan diri Koalisi Merah Putih.
Kebersamaan PDI-P dan Jokowi dalam Pemilu lagi-lagi membuah hasil yang memuaskan.
Jokowi-JK menang atas Prabowo-Hatta di Pilpres 2014.
Jokowi pun kemudian menuntaskan masa jabatannya sebagai Presiden RI selama 5 tahun penuh untuk periode 2014-2019.
Namun, melejitnya karier politik Jokowi tak hanya berhenti sampai sini.
Baca juga: Daftar Lengkap UMP Jambi 2025 dan UMK 11 Daerah dari Tanjab, Batanghari, Bungo s/d Kerinci
Baca juga: Dianggap Gila karena Setia pada AS Roma, Daniele De Rossi Kenang Karier di Ibu Kota
Menjelang Pilpres 2019, PDI-P lagi-lagi memutuskan untuk mengusung Jokowi sebagai Capres.
Kali ini, Jokowi disandingkan dengan Ma’ruf Amin, seorang kiai yang saat itu dikenal sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sedangkan lawannya adalah Prabowo yang berpasangan dengan anaknya buahnya di Gerindra, yakni Sandiaga Uno.
Tetapi, kemenangan rupanya masih berpihak kepada Jokowi dan PDI-P.
Jokowi-Ma’ruf yang diusung PDI-P, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, PSI, dan PBB, mendapatkan 55,5 persen suara.
Sedangkan Prabowo-Sandi yang diusung Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, dan Berkarya, hanya memperoleh perolehan 44,5 persen suara.
Jokowi dan PDIP Retak
Menjelang Pilpres 2024, keretakan hubungan Jokowi dan PDI-P muncul, seiring dengan kabar Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres) dari Prabowo.
Tak lama kemudian, Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang mengubah syarat usia capres-cawapres. Aturan yang diputuskan oleh Ketua MK Anwar Usman -adik ipar Jokowi- ini membuka jalan untuk Gibran mencalonkan diri.
Setelahnya, Prabowo kemudian mengumumkan bahwa Gibran akan menjadi Cawapresnya. Pendaftaran pun dilaksanakan pada Rabu (25/10/2023).
Jokowi pun memberi restu kepada putra sulungnya untuk berlaga bersama Prabowo di Pilpres 2024.
Menantu Jokowi, yakni Bobby Nasution bahkan secara terbuka menyatakan dukungan buat kakak iparnya itu.
Merespons hal ini, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Jokowi telah meninggal partai yang selama ini membersamainya.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilese yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," tutur Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (29/10/2023).
Meski begitu, PDI-P tak langsung mengambil sikap terhadap Jokowi, Gibran dan Bobby, walaupun dianggap tidak tegak lurus dengan instruksi partai yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
PDI-P baru memutuskan untuk memecat Jokowi setelah masa jabatannya sebagai presiden selesai dan Gibran telah resmi menduduki posisi Wapres RI, Senin (16/12/2024).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jejak Karier Jokowi Bersama PDIP: Dari Wali Kota, Presiden dan Kini Dipecat",
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Daftar 27 Kader PDIP yang Dipecat Selain Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution hingga Alasan Pemecatan
Baca juga: 3 Zodiak Bernasib Baik Selasa 17 Desember 2024: Kabar Bagus bagi Taurus, Virgo dan Sagitarius
Baca juga: Lokasi dan Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan Samsat Jambi, Sisa 11 Hari Lagi
3 Zodiak Bernasib Baik Selasa 17 Desember 2024: Kabar Bagus bagi Taurus, Virgo dan Sagitarius |
![]() |
---|
Daftar 27 Kader PDIP yang Dipecat Selain Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution hingga Alasan Pemecatan |
![]() |
---|
Lokasi dan Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan Samsat Jambi, Sisa 11 Hari Lagi |
![]() |
---|
Jokowi Disebut Berpeluang Berpolitik Tanpa Partai Usai Dipecat PDIP, Apa Sebabnya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.