Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
Galian C Motif Penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan oleh AKP Dadang, Ada 28 Tambang Ilegal
Diduga tambang ilegal jadi penyebab polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan. AKP Ulil Ryanto Anshar, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan tewas
Tambang ilegal di Solok Selatan
TRIBUJAMBI.COM - Diduga tambang ilegal jadi penyebab polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan.
AKP Ulil Ryanto Anshar, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan tewas ditembak rekannya sendiri, AKP Dadang Iskandar yang merupakan Kabag Ops.
Penembakan ini terjadi setelah AKP Ulil menangkap pelaku tambang ilegal.
Lantas seperti apa tambang ilegal di Solok?
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menduga AKP Dadang Iskandar melindungi aktivitas tambang ilegal.
Diketahui Solok Selatan merupakan surga pertambangan.
Bahkan, harta karun tersembunyi di daerah Solok Selatan seluas 28.840 hektar menjadi incaran negara lain.
Baca juga: Sinopsis Janji Cinta Inspektur Virat 23 November 2024, Sai Mengingatkan Virat Akan Janjinya
Baca juga: Sinopsis Dua Hati Satu Cinta 23 November 2024, Gazal Cemas dengan Ancaman
Karena itu Solok Selatan dijuluki 'Bukit Emas' karena kekayaan alamnya yang melimpah, terutama dalam bentuk emas yang hampir selalu ditemukan di setiap bukit di wilayah Solok Selatan.
Sejarah mencatat bahwa aktivitas penambangan emas pertama kali dimulai oleh pemerintahan Belanda di wilayah ini.
Harta karun yang tersebar luas di Solok Selatan menjadi sasaran ambisi bagi para pemburu harta, baik dari tingkat lokal maupun internasional, termasuk dari China dan bahkan dari luar Sumatera Barat.
Lokasi tambang emas ternama di Solok Selatan berada di kawasan Jorong Jujutan Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, Sumatera Barat.
Menariknya, kabar telah tersebar bahwa China juga turut serta dalam aktivitas penambangan di area ini, dengan fokus pada penggalian harta karun berupa emas murni.
Diperkirakan, setiap bulannya mereka mampu menghasilkan hingga 30 Kg emas, memberikan kontribusi yang signifikan bagi produksi emas di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, berbagai metode digunakan untuk mengeksplorasi harta karun yang kaya akan emas murni.
Mulai dari teknik tradisional seperti manjae (mendulang) hingga penggunaan mesin modern seperti mendompeng (mesin PK), kapal, dan alat berat.
Tambang emas ilegal di Solok Selatan juga marak. Selain emas para penambang ilegal juga mengeruk material dari dasar Sungai Batang Hari.
Kapal-kapal kecil beratap terpal di pinggir Sungai Batang Hari juga sering terlihat guna mengangkut material yang diambil dari dasar sungai.
Berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup(Walhi) Sumatera Barat.
Baca juga: Bawaslu Kota Jambi Periksa Saksi Fakta dalam Kasus Dugaan Pelanggaran Pemilu Cawako Jambi
Baca juga: Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini 23/11/2024 Kompak Naik Lagi
Aktivitas penambangan emas di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat tersebar di beberapa titik diantaranya di sepanjang aliran Sungai Batang Hari, Sungai Batang Bangko serta di Tambang Pamong dan Panggualan di Kecamatan Sangir.
Hasil investigasi Walhi pada tahun 2019, sedikitnya terdapat 28 titik tambang emas ilegal di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan 22 diantaranya sudah tidak aktif dan ditinggalkan begitu saja tanpa adanya upaya reklamasi. Sedangkan enam titik lainnya di aliran Sungai Batang Bangko masih aktif.
Tambang emas ilegal di Sumatera Barat menurut Walhi tidak pernah tersentuh hukum.
Hal tersebut dapat dilihat secara gamblang dengan maraknya aktivitas tambang. Bahkan lokasinya ada di pinggir jalan nasional.
Selain itu, ketika ada penangkapan oleh aparat terhadap pelaku tambang di Sumatera Barat yang ditangkap itu hanya pekerja di lapangan.
Tidak ada pelaku atau pemiliknya yang ditangkap.
Bahkan imbas dari aktivitas tambang ilegal tersebut pada 18 April 2020 terjadi bencana tanah longsor di Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Kemudian terjadi tanah longsor lagi pada 11 Januari 2021 sebanyak enam penambang tertimbun longsor di lokasi tambang emas di Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Saat itu empat orang dinyatakan meninggal dunia dan dua orang lainnya selamat.
Di lokasi yang sama, Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari sebanyak delapan orang meninggal akibat longsor di lubang tambang emas ilegal pada 10 Mei 2021.
Selanjutnya 21 Agustus 2022, sebanyak tiga orang penambang tewas tertimbun bekas galian tambang emas di Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Terbaru, pada 30 Oktober 2023 seorang penambang emas tewas tertimbun longsoran di lokasi tambang Kimbahan Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Ditangani Polda Sumbar
Kasus penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari oleh rekannya, Kabag Ops Dadang Iskandar diproses oleh Polda Sumbar.
Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti mengatakan, pelaku sudah diamankan dan kini sedang diperiksa oleh Bidpropam Polda Sumbar.
"Saat ini pelaku masih dalam pemeriksaan di Polda Sumbar," katanya saat dihubungi tribunpadang.com, Jumat (22/11/2024).
Sebelumnya kasus polisi tembak polisi ini terjadi di Mapolres Solok Selatan yang berlokasi di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, sekitar pukul 00.43 WIB.
Kasus ini terjadi setelah Sat Reskrim Polres Solok Selatan mengungkap dan menangkap pelaku tambang galian C.
Dari laporan polisi yang diterima tribunpadang.com, mulanya Ulil Ryanto mendapat telepon dari Dadang Iskandar terkait penangkapan terhadap pelaku tambang galian C yang dilakukan timnya.
Saat itu, pelaku yang diamankan sedang dalam perjalanan ke Mapolres dan sesampainya di ruang Reskrim Polres Solok Selatan, penyidik pun melakukan pemeriksaan.
Saat pemeriksaan itu berlangsung, penyidik yang memeriksa pelaku mendengar bunyi tembakan dari luar ruangan dan saat itu melihat Kasat Reskrim tergeletak dengan luka tembakan.
Sementara itu Kabag Ops yang diduga sebagai pelaku terlihat pergi meninggalkan Mapolres dengan mobil dinas Polri.
Saat dibawa dan diperiksa di Puskesmas setempat, Ulil Ryanto terkena dua tembakan di bagian kepala, yakni di bagian pelipis dan pipi kanan.
Kabag Ops diduga menembak menggunakan senjata api pendek jenis pistol. Barang bukti tersebut sudah diamakan bersamaan dengan beberapa selongsong peluru.
"Saat terjadi penembakan hanya terdapat Kabag Ops dan Kasat Reskrim di TKP (lokasi kejadian)," sebagaimana tertulis dalam laporan polisi yang diterima, Jumat pagi.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistywan, membenarkan peristiwa ini.
"Iya benar telah terjadi penembakan, untuk kasusnya masih tahap penyelidikan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TERKUAK Ada 28 Titik Tambang Ilegal di Solok hingga Berujung AKP Ulil Tewas, Sudah Disorot Walhi,
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Download Lagu MP3 DJ Batak DJ Remix Asyik Viral 2024 Bisa Dengar di Spotify
Baca juga: Calon Bupati Biak Numfor Papua Ditangkap Kasus Asusila dengan Bocah Laki-laki
Baca juga: Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini 23/11/2024 Kompak Naik Lagi
Sinopsis Dua Hati Satu Cinta 23 November 2024, Gazal Cemas dengan Ancaman |
![]() |
---|
Motif Kabag Ops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim, Terkait Tambang Ilegal |
![]() |
---|
Calon Bupati Biak Numfor Papua Ditangkap Kasus Asusila dengan Bocah Laki-laki |
![]() |
---|
Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini 23/11/2024 Kompak Naik Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.