Revand Narya Akui Cuek ke Faby Marcelia: Aku Kira Aman Ternyata Dia Nahan

TRIBUNJAMBI.COM - Revand Narya dan Faby Marcelia, pasangan yang menikah sejak tahun 2013, resmi bercerai pada akhir Februari 2024. 

Dari pernikahan mereka, lahir dua orang anak yang menjadi kebanggaan keduanya. 

Namun, di balik perjalanan panjang itu, berbagai dinamika rumah tangga turut mengiringi hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.

Baca juga: Pengakuan Revand Narya Perceraian dengan Faby Marcelia: Aku Merasa Pernikahan Seperti Cerita Disney

Revand Narya mengungkapkan beberapa hal yang terjadi selama perjalanan pernikahannya bersama Faby.

Revand berbagi cerita tentang masa-masa ketika Faby sering mengalami serangan asam lambung. 

“Aku juga nemenin dia, setiap dia ke rumah sakit. Kan dia enggak sendirian, ada aku di situ setiap dia kambuh asam lambungnya,” ungkap Revand dikutip dari YouTube Feny Rose (17/11/2024).

Kondisi kesehatan Faby semakin serius selama dua tahun terakhir, terutama sejak dia menjalani syuting yang intens. 

“Sebelum syuting itu, ke rumah sakit kayak enggak enak badan gitu kan, asam lambung, dia infus. Kan ada aku juga di situ sampai pernah lima kali gitu,” kenangnya.

Baca juga: Sinopsis Janji Cinta Inspektur Virat 17 November 2024, Kondisi Devi Memburuk

Dokter bahkan sempat menyampaikan bahwa masalah ini bukan semata-mata karena fisik, melainkan juga dipicu oleh stres. 

“Dokter sampai bingung, ini bukan asam lambung, ini dari pikiran,” kata Revand.

Revand juga bercerita tentang masa-masa sulit di awal pernikahan mereka, termasuk konflik yang cukup besar hingga membawa mereka ke psikiater. 

“Di awal pernikahan kita sempat berantem hebat. Ya, aku bilang kalau mau penyelesaian, sebaiknya kita ke profesional,” jelas Revand.

Namun, usulan tersebut sempat disalahartikan oleh Faby. 

Baca juga: Kemarin Sesumbar Ancam Ferry Irwandi, Kini Akun YouTube Malam Mencekam Bikin Video Klafirikasi

“Dia sempat agak kurang setuju karena kan kalau ke psikiater tuh cenderung untuk orang-orang yang sakit jiwa. Dia bilang, kalau menurut aku enggak, bukan itu aja. Psikiater juga bisa jadi penengah, ibaratnya gitu kan,” tambahnya.

Akhirnya, mereka sepakat untuk berkonsultasi dengan psikiater bersama-sama.