Siapa Margono Djojohadikusumo Kakek Prabowo Subianto yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Siapa Margono Djojohadikusumo kakek Prabowo Subianto? Dia lahir 16 Mei 1894 dan meninggal 25 Juli 1978.

Editor: Duanto AS
ISTIMEWA
Margono Djojohadikusomo (duduk kanan), dan cucu-cucunya: Hashim Djojohadikusumo (duduk tengah), Siti Katoemi Wirodihardjo (duduk kiri), Prabowo Subianto (kanan atas) dan kedua saudari Prabowo pada tahun 1963 di Kuala Lumpur 

“RM Margono menjadi pionir dalam menegakkan kedaulatan ekonomi bangsa sekaligus meletakkan dasar-dasar kebijakan perbankan dalam sistem ekonomi Indonesia,” lanjut Eddy. 

Sebagai profesional di bidang perbankan dan keuangan internasional selama 27 tahun, Eddy membayangkan kompleksnya situasi ketika RM Margono memimpin Bank Sentral di negara yang baru merdeka. 

“Pak RM Margono dihadapkan pada situasi sulit tekanan ekonomi Belanda yang menolak kedaulatan Indonesia. Di sisi lain beliau juga harus memberikan pemahaman mengenai literasi keuangan di masyarakat yang waktu itu mayoritas masih buta huruf,” 

“Situasi itu beliau lalui dengan luar biasa hingga di bawah kepemimpinannya BNI menerbitkan Oeang Republik Indonesia pada September 1946. Selain itu BNI juga aktif memberikan kredit dan juga mempersiapkan skema simpanan pada masyarakat,” ungkapnya. 

Untuk mendorong gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono, Eddy mengaku siap mensosialisasikan karya dan jasa RM Margono agar diangkat menjadi Pahlawan Nasional kepada publik dan para fihak terkait. 

“Semua kajian yang sudah dan sedang dilaksanakan mengenai usulan RM Margono sebagai hari Pahlawan Nasional akan terus kami dukung dan fasilitasi untuk disampaikan langsung pada pihak-pihak terkait sebagai pengambil kebijakan,” tutup Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat III Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini.

Cucu Buyut Pengikut Diponegoro

Margono Djojohadikusumo adalah cucu buyut dari Raden Tumenggung Banyakwide atau lebih dikenal dengan sebutan Panglima Banyakwide.

Banyakwide merupakan pengikut setia dari Pangeran Diponegoro yang kemudian diangkat menjadi Bupati Roma (sekarang Karanganyar, Kebumen) dengan gelar Raden Tumenggung Kertanegara IV, dan anak dari asisten Wedana Banyumas

Ia lalu sekolah di Europeesche Lagere School (ELS) Banyumas, sebuah Sekolah Dasar pada zaman kolonial Belanda di Banyumas, mulai tahun 1900 hingga 1907.

Margono dan Mandat dari Bung Karno dan Bung Hatta

Sehari setelah pelantikan Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wapres, dibentuk Kabinet Presidentil dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). 

Sebagai Ketua DPAS yang pertama ditunjuklah R.M. Margono Djojohadikusomo.

Sebagai Ketua DPAS, Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi seperti yang dimaksud dalam UUD '45. 

Soekarno-Mohammad Hatta kemudian memberikan mandat kepada Margono untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada tanggal 16 September 1945.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved