Kisah Kernet Bus Jadi Kopassus, Praka Jingko Bikin Bangga Indonesia di Dunia Militer Internasional

Sebelum menjadi seorang Kopassus, calon prajurit harus memenuhi persyaratan umum dan khusus. Praka Jingko Lewi Kase berhasil melaluinya dan menorehkan

Editor: Duanto AS
ISTIMEWA
Anggota Kopassus Praka Jingko Lewi Kase, pasukan elite TNI AD. 

Sebelum menjadi seorang Kopassus, calon prajurit harus memenuhi persyaratan umum dan khusus. Praka Jingko Lewi Kase berhasil melaluinya dan menorehkan prestasi gemilang.

TRIBUNJAMBI.COM - Perjuangan dan tekad kuad, akhirnya membawa Jingko Lewi Kase menjadi anggota Kopassus.

Sebelumnya, Jingko Lewi Kase merupakan seorang kernet bus.

Kini dia menjadi anggota pasukan elite yang berprestasi hingga luar negeri dan internasional.

Siapa sebenarnya Praka Jingko anggota Komando Pasukan Khusus ini?

Praka Jingko dari Korps Baret Merah ini juga berhasil menorehkan prestasinya hingga luar negeri.

Jingko menjadi siswa terbaik dalam latihan militer lintas negara di Adelaide, Australia, Sabtu (29/6/2024).

Dia membawa nama baik Kopassus di ajang internasional.

Perjalanan Jingko Lewi Kase untuk masuk anggota pasukan elite TNI AD ini sangat panjang.

Sebelum bergabung Kopassus, rupanya Jingko sempat menjadi kernet bus.

Instagram Kopassus @penkopassus pada 1 Oktober 2024 mengunggah penggalan video pengakuan kisah masa lalu Praka Jingko Lewi Kase.

"Praka Jingko Lewi Kase menerima penghargaan sebagai siswa terbaik dalam program Section Commander Course (Sub 1 Corporal Course) di Australia pada Juli 2024.

Praka Jingko mendapat nilai 'excellent' dalam latihan lintas militer tingkat tamtama ini.

Praka Jingko yang pernah menjadi kenek bus di kampung halamannya, punya cita-cita besar dan selalu ingin jadi terbaik." 

Demikian informasi di  akun Instagram @penkopassus.

Di instagram tersebut, Praka Jingko pun terang-terangan mengaku dahulu merupakan seorang kondektur bus di kampung halamannya.

"Jadi dulu sebelum saya bergabung jadi tentara, saya ini kenek bis di kampung.

Orang bertanya, kenapa sampai mau jadi Kopassus?

Saya harus berada di tengah-tengah satuan terbaik." 

Demikian penjelasan Praka Jingko dalam video tersebut.

Keinginan Jingko masuk Kopassus sangat kuat.

Dia memang berasal dari keluarga sederhana, bukan kalangan mampu secara ekonomi.

Praka Jingko sempat mengungkap keunggulan pasukan Kopassus yang membuatnya berhasil menjadi prajurit terbaik di Australia.

Baca juga: Pasukan Elite TNI vs Bajak Laut Somalia, Kopassus Kopaska dan Denjaka Habisi Perompak

Keinginan kuat menjadi pendorong untuk meraih keberhasilan.

Jingko Lewi Kase harus belajar bahasa Inggris secara otodidak.

"Halo sahabat Kartika Podcast Angkatan Darat!.

Hari ini kita kedatangan tamu yang istimewa.

Yaitu seorang prajurit TNI AD yang baru saja mendapatkan penghargaan menjadi siswa internasional terbaik lulusan kurses militer lintas negara di Australia," ujar pembawa acara seperti dikutip dari video akun YouTube TNI AD pada 17 Juli 2024.

Dalam podcast TNI AD, Praka Jingko Lewi Kase ditanyai yang menjadi tantangan selama di Australia.

"Paling berkesan dan menantang di sana, jadi di Indonesia we learn American English, jadi kami belajar bahasa Inggrisnya itu bahasa Inggris Amerika.

Jadi seperti lagu-lagu yang kita dengar, terus sehari-hari yang kita dengar itu bahasa Inggris, bahasa Inggris Amerika.

Dan saat kami sampai di Australia, everything is different.

Semuanya berbeda, jadi cara mereka berbicara, tekanannya dan di Australia terkenal dengan namanya slank, atau bahasa-bahasa gaul mereka dan ada beberapa istilah militer.

Dan itu pertama kali kami ke sana yang agak susah bagi kami.

Tapi, setelah satu minggu selesai, dua minggu, tiga minggu kami menyesuaikan.

Dan kami bisa melakukan seperti apa yang mereka lakukan," jelas Jingko.

"Dari segi cuaca ada perbedaan tidak dari Indonesia dengan di sana?," tanya pembawa acara.

"Sangat berbeda, karena kita di Indonesia kan panas, kalau di sana saat kami, kalau di tempat pendidikannnya di Adelaide itu kami masih kebanyakan kegiatan di dalam ruang kelas.

Tapi saat melaksanakan latihan luar kelas di Muraibridge, nama tempatnya Muraibridge itu kan, kita kalau di TNI itu namanya berganda, latihan luar.

Jadi di sana, musuh terberat kami mungkin sebagai orang Asia, khususnya Indonesia, itu cuaca.

Karena kadang min 2 derajat, min 1 derajat, itu sangat dingin sekali," ujar Anggota Kopassus ini.

"Tapi kita nggak kaget, karena di Kopassus juga kan kita banyak latihan-latihan di tempat dingin mungkin di Sukabumi, di Situ Lembang dan penugasan-penugasan di Papua pun kita berada di tempat-tempat dingin.

Memang itu tantangan tapi harus kita takhlukkan, karena kita dilahrikan untuk menakhlukkan tantangan gitu," lanjut anggota Kopassus itu.

Syarat Jadi Anggota Kopassus

Banyak kisah Kopassus yang menginspirasi banyak orang, karena kuat dalam tekat, disiplin melakukan sesuatu.

Kopassus merupakan pasukan elite TNI Angkatan Darat yang anggota prajurit pilihan.

Untuk menjadi anggota Kopassus ada seleksi ketat.

EA Natanegara dan Iwan Santosa dalam bukunya berjudul "Kopassus untuk Indonesia" menuliskan syarat menjadi seorang Kopassus ada persyaratan umum dan khusus.

Prajurit TNI harus menuntaskan pendidikan (diksus) kepada perwira yang berusia di bawah 35 tahun. 

Sementara itu, untuk tamtama dan bintara, yang berusia di bawah 27 tahun, harus  bisa melewati tes fisik.

Syarat ini sangat berat. 

Calon prajurit para komando Kopassus harus bisa lari 2,4 Km dalam waktu 12 menit, 40 kali push up dalam satu menit, 10 pull up dalam satu menit tanpa mengayunkan badan dan posisi kaki lurus.

Selain itu, calon Kopassus harus bisa berenang dalam jarak 50 meter, serta 35-40 sit up dalam satu menit.

Syarat lainnya, calon prajurit tidak takut ketinggian.

Kemudian ada tes psikologi, calon Kopassus harus di atas rata-rata nilai >100 atau lebih dari seratus.

Sehat dan tidak memiliki penyakit sama sekali.

Selain itu, ada syarat khusus Kopassus.

Jika calon Kopassus memenuhi syarat umum yang ditentukan, dia harus melewati beberapa tahapan pendidikan perekrutan.

Pendidikan Tahap Basis Calon Kopassus

Pada tahap ini dilakukan pemusatan latihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus atau Pusdiksus Batujajar, Bandung, Jawa Barat. 

Calon Kopassus dilatih keterampilan dasar.

Seperti perebutan cepat, serangan unit komando, menembak, teknik dan taktik tempur, navigasi darat, serta keterampilan lainnya.
 
Pendidikan Tahap Hutan Gunung Calon Kopassus

Pada tahap ini ada di hutan gunung yang berlokasi di Citatah, Bandung, Jawa Barat. 

Calon Kopassus harus melewati serangkaian pelatihan menjadi pendaki serbu, survival (keterampilan bertahan hidup) di tengah hutan, penjejakan, dan anti-penjejakan.

Calon prajurit harus mampu bertahan hidup di hutan. 

Kemudian long march dari Situ Lembang-Bandung menuju Cilacap dengan membawa amunisi, perlengkapan perorangan, senjata, dan tambang peluncur.

Baca juga: Kopassus dan Misteri Lembah X di Papua, Berawal dari Temuan Potongan Kaki Anak Miliarder Amerika

Artinya, calon pasukan elite Kopassus harus berjalan kaki ratusan kilometer.
 
Pendidikan Tahap Rawa Laut Calon Kopassus

Calon Kopassus akan melaksanakan pelatihan, seperti navigasi laut, pelolosan, pendaratan menggunakan perahu karet, survival laut, dan renang ponco. 

Calon parakomando harus bisa berenang melintasi selat, mulai dari Cilacap hingga Nusakambangan.

Ini bukan hal mudah, karena gelombang laut di sana besar dan berisiko tinggi.

Nilai Standar Calon Kopassus

EA Natanegara dan Iwan Santosa juga menuliskan soal nilai standar calon Kopassus.

Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando, yakni 61. 

Apabila ingin mengikuti tes prajurit komando, nilai yang diperlukan minimal 70. 

Nilai ini termasuk kemampuan menembak dan berenang tanpa henti sejauh 2 Km. 

Seleksi dan pendidikan anggota Kopassus dilakukan selama tujuh bulan.

Ikuti kisah-kisah pasukan elite TNI di Tribunjambi.com

(*)

Baca juga: Kisah 3 Menit Operasi Woyla, Kopassus Bebaskan Sandera dan Pramugari Pesawat Garuda di Thailand

Baca juga: Sersan Badri Menyamar Jadi Penjual Durian, Penyamaran Kopassus Kelabui Lawan dan Kawan Sendiri

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved