Kopassus Duet dengan 3 Pendekar Banten di Mapenduma, Kisah Prabowo Subianto Saat Danjen Kopassus

Operasi Mapenduma berlangsung pada 8 Januari 1996, dipimpin Danjen Kopassus kala itu, Brigjen TNI Prabowo Subianto. Ada tiga pendekar Banten ikut dala

Editor: Duanto AS
ISTIMEWA
Kopassus, pasukan elite TNI AD yang berbaret merah. 

Ketiganya merupakan jawara asal Banten.

Ian Douglas Wilson bercerita tiga jawara itu pemilik ilmu adikodrati.

Mereka berguna untuk menghalau serangan ilmu hitam pihak musuh.

"Waktu itu kami diminta membantu. Tugas kami memberikan perlindungan spiritual para anggota pasukan. Termasuk menangkal illmu gaib yang mungkin dipakai para penyandera," ungkap Sayid Ubaydillah, seturut dikutip Kompas, 9 November 1998.

Kala itu, Kopassus kesulitan menerabas lokasi penculikan di rimba belantara Mapenduma, lantaran tak memiliki peta daerah.

Selain menghalau ilmu gaib musuh, tiga pendekar Banter itu dianggap perlu karena memiliki ilmu kanuragan, dapat melihat, mengendus, dan meraba bahaya tanpa pancaindera sanggup dilakukannya.

Menurut Ian Douglas Wilson, saat operasi Timor-Timur 1988-1989, Prabowo Subianto sebagai komandan Batalyon 328, telah aktif memperkenalkan perguruan pencak silat Satria Muda Indonesia (SMI) kepada para pemuda lokal.

Seorang instruktur senior SMI bercerita pernah ada pelatihan anggota SMI di Timor-Timur.

Pada tahun 1993, lanjut Douglas Wilson, instruktur-instruktur SMI telah melatih para anggota Grup III Kopassus di Batujajar, Bandung.

Lantas dua tahun melatih Korps Marinir, Korps Brigade Mobil (Brimob), Paskhas AU, dan Batalyon 321, 315, 328, dan 330 Kostrad.

Prabowo Subianto menganggap pencak silat merupakan antara sipil dan kehidupan militer.

“Pendidikan Pencak Silat dapat menjadi aspek penting memperkenalkan pertahanan negara Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Melalui Pencak Silat, kita dapat membuat masyarakat bersiap menjadi pertahanan negara dan Sishankamrata,” ungkapnya.

Ide tersebut, kolaborasi grup Silat dan militer, kemudian diterapkan saat operasi pembebasan sandera Mapenduma, Papua.

Tiga pendekar atau jawara asal Banten ikut pada operasi.

“Prabowo beranggapan memperkuat antara grup Pencak Silat dan militer sangat penting untuk pertahanan negara,” tulis Douglas Wilson.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved