Berita Nasional

Ternyata Polisi Sudah 4 Kali Razia Tambang Emas Ilegal yang Sebabkan 13 Orang Tertimbun Longsor

Tanah longsor yang terjadi di tambang emas ilegal dengan 13 korban meninggal dunia ternyata sudah empat kali dilakukan razia.

Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV/ kolase Tribun Jambi
Tanah longsor yang terjadi di tambang emas ilegal dengan 13 korban meninggal dunia ternyata sudah empat kali dilakukan razia. 

Tambang emas ilegal.

TRIBUNJAMBI.COM - Tanah longsor yang terjadi di tambang emas ilegal dengan 13 korban meninggal dunia ternyata sudah empat kali dilakukan razia.

Belasan korban tersebut berhasil ditemukan dan dievakuasi.

Terkait lokasi longsor itu, Kapolres Solok AKBP Muari memastikan tambang yang runtuh di Kabupaten Solok, Sumatera Barat adalah tambang ilegal. 

Bahkan pihaknya sudah berulang kali melakukan razia di lokasi tambang itu, namun selalu bocor. 

"Sejak saya di sini sudah empat kali saya lakukan razia. Tahun 2023 satu kali dan tahun 2024 ini sebanyak tiga kali," kata Muari yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/9/2024). 

Muari mengatakan, pada razia pada Mei dan Juni 2024, pihaknya menemukan alat berat dan komputer, namun orang yang bekerja tidak ada. 

"Ada alat berupa ekskavator dan komputer. Komputer kita sita, namun ekskavator kita kesulitan membawanya," jelas Muari.

Menurut Muari, lokasi yang jauh dari permukiman dan harus melewati hutan belantara membuat akses ke lokasi itu harus jalan kaki selama 4 jam. 

Mimpi Indonesia Setara Artikel Kompas.id Muari menduga, alat berat itu didatangkan dari perbatasan antara Solok Selatan atau Sijunjung. 

Baca juga: Tambang Emas Ilegal Makan Korban, 13 Orang Tewas Tertimbun Longsor

Baca juga: Empat Orang Tertimbun Longsor Tambang Emas Ilegal di Sarolangun, Polisi Turun ke Lokasi

Untuk menyelidikinya, kata Muari, pihaknya sudah memeriksa empat orang, namun baru sebatas saksi. 

"Sedang kita lakukan penyelidikan. Kita kesulitan karena tidak tertangkap tangan," kata Muari. 

Menurut Muari, pihaknya saat ini fokus pada evakuasi korban. Kemudian baru melanjutkan penyelidikan. 

"Kita fokus evakuasi dulu ya. Nanti kita lanjutkan penyelidikan," jelas Muari. 

13 Orang Meninggal 

Aktivitas penambangan emas ilegal di Kabupaten Solok, Sumatera Barat memakan korban jiwa.

Jumlah korban yang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor sebanyak 13 orang.

kabar terbaru, belasan korban tersebut berhasil ditemukan dan dievakuasi.

Saat evakuasi tersebut ditemukan satu orang korban selamat.

Sementara satu orang lainya meninggal dunia.

Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi dua petambang yang sempat dinyatakan hilang di Nagari Sungai Abu, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Pada Minggu (29/09/2024) sekitar pukul 03.00 WIB, seorang penambang emas yang diselamatkan mengalami luka-luka.

Satu lainnya dievakuasi pada Minggu (29/09/2024) pagi dalam keadaan meninggal dunia.

Baca juga: 8 Pekerja Tambang Emas Ilegal di Banyumas Terjebak di Kedalaman 60 Meter, 3 Hari Belum Dievakuasi

Hingga saat ini total korban meninggal pada Minggu pagi mencapai 13 orang. 

Korban dibawa menyeberangi sungai yang masih dalam kawasan hutan lindung. 

Tim SAR gabungan membawa korban ke permukiman penduduk terdekat dengan berjalan kaki dan menempuh waktu berjam-jam.

Lantas, bagaimana kronologi peristiwa tersebut terjadi?

Kronologi 

Kapolres Solok AKBP Muari mengungkapkan, peristiwa nahas itu berawal dari hujan deras yang mengguyur wilayah Solok sejak Kamis siang.

Meski begitu, warga tetap menambang di lokasi menggunakan linggis dan menggali terowongan mirip gua sedalam 30-40 meter.

Namun, karena kondisi tanah yang keropos dan berlubang, tambang tersebut longsor dan menimbun warga yang sedang beraktivitas.

"Mereka ada yang terjebak di dalam lubang dan ada juga di luar. Tapi kondisinya yang tiba-tiba tidak bisa membuat mereka mengelak," kata Muari dikutip dari Kompas.com.

Muari menjelaskan, lokasi tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu itu merupakan bekas tambang emas ilegal yang dibuka dengan alat berat.

Sebelumnya, polisi juga sudah pernah melakukan razia dan bahkan menutup lokasi itu pada 2023 dan 2024.

Dalam operasi terakhir yang digelar pada Mei 2024 lalu, polisi menyita laptop para penambang agar tidak bisa mengoperasikan alat berat seperti ekskavator.

Namun alat berat tidak bisa disita karena medannya sulit ditempuh dan butuh waktu dan biaya untuk mengeluarkannya.

Karena berulang-ulang dirazia dan ditutup polisi, lokasi tambang emas ilegal itu lantas ditinggalkan penambang yang menggunakan alat berat.

Baca juga: Satreskrim Polres Merangin Gerebek Tambang Emas Ilegal, Tiga Pelaku Diamakan

Namun, warga belakangan ini justru kembali membuka tambang itu secara manual.

Kegiatan mereka pun sulit terpantau karena berada di sekitar kawasan hutan dengan medan sulit ditempuh, tidak ada sinyal, dan warga cenderung tertutup.

Dan pada akhirnya, terjadilah insiden longsor itu di lokasi tambang emas tersebut pada Kamis sore.

”Selain warga sekitar, yang jadi korban juga warga dari (Nagari Persiapan) Pekonina, (Kecamatan Pauh Duo,) Kabupaten Solok Selatan,” tutur Muari. 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Download Minecraft MOD APK Terbaru 2024, Full Skin, Diamond dan Minecoin Unlimited +999999

Baca juga: Kami Semua Kehilangan Rektor UIN STS Jambi Prof Asad Isma Berpulang, Karangan Bunga 800 Meter

Baca juga: Tambang Emas Ilegal Makan Korban, 13 Orang Tewas Tertimbun Longsor

Baca juga: Destinasi Wisata Populer di Jambi yang Jadi Favorit Wisatawan

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved