Candi Solok Sipin, Warisan Budaya yang Terabaikan di Jambi
Sebuah provinsi yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Salah satunya adalah Candi Solok Sipin, sebuah situs
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sebuah provinsi yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Salah satunya adalah Candi Solok Sipin, sebuah situs arkeologi yang terletak di tengah hutan dan sering kali terabaikan oleh perhatian publik.
Kurnia Sandi, seorang arkeolog Jambi dan pendiri Jejak Kebudayaan Jambi, menjelaskan bahwa Candi Solok Sipin telah menjadi bagian penting dari sejarah Jambi, meskipun perjalanan penelitian dan pelestariannya penuh tantangan.
Candi ini pertama kali diekskavasi pada tahun 1983 oleh tim peneliti arkeologi, dan hasilnya sangat mengesankan. Banyak artefak unik ditemukan, seperti arca dan Makara Setupa, yang hingga kini masih menyisakan banyak pertanyaan bagi para peneliti.
“Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa Candi Solok Sipin dulunya memiliki fungsi yang sangat penting, tetapi hingga saat ini, kita masih kesulitan untuk mengidentifikasi secara tepat apa fungsi dari candi ini,” kata Kurnia.
Meskipun candi ini menyimpan nilai sejarah yang tinggi, perhatian terhadapnya mulai menurun setelah penelitian awal. Fokus para peneliti beralih ke bidang-bidang lain, dan Candi Solok Sipin pun perlahan terlupakan.
“Selama puluhan tahun, tidak ada penelitian yang signifikan. Bahkan, masyarakat di sekitar candi sering kali tidak menyadari pentingnya situs ini,” imbuh Kurnia.
Masuk ke tahun 2000-an, upaya untuk menghidupkan kembali penelitian Candi Solok Sipin mulai dilakukan. Tim peneliti kecil dari Universitas di Jambi kembali mengeksplorasi situs ini. Namun, penelitian tersebut belum mampu mengungkap misteri yang ada.
“Kami masih perlu melakukan banyak kajian untuk menggali lebih dalam mengenai sejarah dan cerita di balik Candi Solok Sipin,” tutur Kurnia.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran masyarakat akan warisan budayanya. Kurnia menyoroti bahwa Candi Solok Sipin tidak hanya penting bagi para peneliti, tetapi juga bagi identitas masyarakat Jambi.
“Sejarah adalah cermin peradaban kita. Jika kita mengabaikan situs-situs seperti ini, kita juga mengabaikan identitas kita sebagai masyarakat,” jelasnya.
Sayangnya, Candi Solok Sipin tidak hanya terabaikan, tetapi juga dalam kondisi kurang terawat.
“Masyarakat sekitar tahu akan keberadaan candi ini, tetapi banyak yang tidak memahami arti dan sejarahnya. Kami perlu melakukan lebih banyak edukasi,” tambah Kurnia.
Tanpa perhatian dan perawatan yang tepat, Candi Solok Sipin berisiko hilang dari ingatan masyarakat.
Kurnia berharap bahwa dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya Candi Solok Sipin, akan muncul dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk melakukan upaya pelestarian yang lebih baik.
“Kami percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, Candi Solok Sipin bisa menjadi salah satu daya tarik wisata yang tidak hanya memperkenalkan sejarah Jambi, tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal,” ungkapnya penuh harap.
AJI Desak Polisi Usut Tuntas Massa Kepung 10 Jurnalis dan Bakar Mobil Pempred Tribun Jambi Saat Aksi |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni ke Singapura, Massa Gasak Isu Rumah dan Teriak "Duit Rakyat" |
![]() |
---|
Demo Ricuh di Jambi, Psikolog Ungkap Peran Media Sosial dalam Menggiring Emosi Massa |
![]() |
---|
Terungkap Misteri Keberadaan Ahmad Sahroni saat Rumah Dijarah Massa |
![]() |
---|
Suasana Hening, Gedung DPRD Jambi Menyisakan Puing dan Sampah Pasca Aksi Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.