Keanehan Dialami Guido Hutagalung Punxgoaran saat  Syuting Video Klip, Ada Khodam

"Tapi memang, banyak orang yang bilang, aku punya khodam (roh penjaga)". Demikian diungkapkan Guido Hutagalung Punxgoaran saat berada di sana.

Editor: Duanto AS
ISTIMEWA
Guido Hutagalung Punxgoaran saat rekaman video klip di kawasan tanah adat Sihaporas, Kecamatan Pematangsidamanik, Kabupaten Simalaungun, Sumatera Utara. 

“Setelah lagu jadi, di saat pembuatan video klip, kita berkunjung ke kuburan (Makam) Ompu Mamontang Laut Ambarita (Tuan SIhaporas). Ternyata Ompu Mamontang Laut punya dua istri; boru  Sinaga dan boru Sitio. Kedua istri Ompu Mamontang Laut, semarga dengan dua orang komposer lagu tadi,” kata Guido.

“Aku heran, kenapa semua kebetulan berhubungan dengan apa yang aku bawa,” ujar Guido. Ia menyebut kru bernama Leo Sinaga dan Raden Saragih. Dua istri Tuan Sihaporas Ompu Mamontang Laut adalah boru Sinaga (istri pertama) dan boru Sitio (Saragi/Saragih). 

Ada Campur Tangan Siapa?

Guido menuturkan kisah pencipatan lagu Ro Jo hamu. Ia mengaku marasakan ada dorongan dari luar tubuh yang menggerakkan hatinya  untuk memberikan persembahan lagu kepada masyarakat.

Pada saat diajak teman untuk melihat situasi masyarakat adat diSihaporas, ia ringan langkah berangkat untuk  mendengarkan langsung cerita-cerita warga.  

“Ya, aku merasa sangat terkejut lah. Ternyata masih ada gitu, lingkungan atau komunitas masyarakat yang sangat mengerikan dan menakutkan terhadap intimidasi sehari-hari baik itu untuk anak-anak ataupun orangtua. Itu yang aku lihat,” kata Guido. 

Menurut catatan Guru Sekolah Adat Lamtoras Sihaporas, Putri br Ambarita, Guido dan kawan pertama kali berkunjung ke Sihaporas 25 Juli 2024. 

Itu tiga hari berselang setelah terjadi penangkapan lima warga setempat dari gubuk perjuangan tanah adat.

“Jadi, kenapa aku bilang seperti ada gitu yang menggerakkan? Karena dari situasi atau misalnya dari strategi-strategi aku membuat lagu, aku tidak terlalu pintar berdilektika untuk mengarang lagu, apalagi tentang lagu batak.”

Keesokan hari setelah melalukan perjalanan ke Desa Sihaporas, tiba-tiba Osen Hutasoit, pencipa lagu, menepati janjinya kepada Guido, yaitu membuatkan lagu yang pernah dijanjikannya setahun yang lalu. 

Lagu ini sangat menceritakan tentang kegelisahaan orang-orang Batak di kampungnya yang tertindas. 

"Tiba-tiba dia mengirim lagu itu. Dan ku pikir, lagu (Ro Jo Hamu) ini terinspirasi oleh penderitaan mereka," kata Guido.

Guido masih bagian personel  Band Punxgoaran. Namun untuk Ro Jo Hamu,dia  tergerak untuk sendiri aja. 

"Pada saat nyanyi solo ini, aku mengajak 2 teman ku yang merupakan komposer lagu. Setelah lagu jadi, di saat pembuatan video klip, kita berkunjung ke kuburan (Makam) Ompu Mamontang Laut Ambarita (Tuan SIhaporas). Ternyata Ompu Mamontang Laut punya dua sitri. Kedua Istri Ompu Mamontang Laut semarga dengan dua orang komposer lagu tadi,   Sinaga dan  Sitio (Saragih). Aku heran, kenapa semua berhubungan dengan apa yang aku bawa," ujarnya.

Lelaki kelahiran Pematangsiantar itu mengaku suka memberikan tantangan pada diri  sendiri. Ia berusaha menjawab sesuatu yang ia sanksikan. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved