Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 16 September 2024 - Menemukan Damai dalam Perselisihan

Bacaan ayat: Kisah Para Rasul 15:39 (TB)  Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga serta

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 16 September 2024 - Menemukan Damai dalam Perselisihan

Bacaan ayat: Kisah Para Rasul 15:39 (TB)  Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Apapun alasannya, perselisihan itu tidak baik bagi kehidupan.

 Pertama, pasti menimbulkan luka bagi yang mengalami; baik itu luka sesungguhnya karena baku hantam, maupun luka tidak berdarah karena menyimpan dendam.

Kedua, relasi pasti retak. Kata orang, gelas yang sudah pecah akan sulit ditata ulang kembali. Andaikan berhasil ditata ulang menjadi gelas yang utuh, bekas retakan akan terkenang sepanjang masa. 

Ketiga, perselisihan menghancurkan kehidupan. Bagaimana tidak, perselisihan akan terus berdampak pada banyak hal. Berselisih dengan satu orang, bisa diceritakan kepada yang lain.

 Cerita meluas dan melebar. Ujung-ujungnya, seringkali tidak sama dengah realita sebenarnya.

Bahkan seiring waktu, yang berselisih sudah berdamai, namun ceritanya masih hangat dari mulut ke mulut. Kita perlu paham bahwa berselisih selalu berawal dari sebuah penilaian yang melahirkan pendapat. 

Dari pendapat yang berbeda muncul adu argumentasi untuk menguatkan. Ketika masing-masing merasa menjadi pihak yang paling benar, maka perselisihan pun terjadi. 

Paulus dan Barnabas berselisih tentang Markus. Barnabas menghendaki agar Markus turut serta dalam perjalanan berikutnya namun Paulus menolak.

Alasannya logis, bahwa Markus telah kedapatan tidak setia dengah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau bekerja sama. 

Meskipun demikian Barnabas tetap ingin menyertakan Markus. Perselisihan tersebut menjadi tajam. Mereka bertengkar keras yang berujung pada perpisahan perjalanan. 

Paulus bersama Silas, sementara Barnabas memilih Markus untuk menyertainya. 

Membaca kisah ini, setiap kita pasti setuju bahwa mereka telah memberikan teladan yang buruk bagi pelayanan. Apapun alasannya perpisahan itu menyakitkan. 

Lukas, penulis Kisah Para Rasul, dengan jujur menampilkan cerita tersebut sebagai realita kehidupan. Bahwa adanya perselisihan dalam pelayanan, itu bisa saja terjadi. Hari itu mereka mengambil keputusan untuk berpisah. 

Bisa kita bayangkan kedongkolan dan kemarahan yang masih tersisa dalam perjalanan selanjutnya.

 Apapun persoalannya, perselisihan itu menghancurkan relasi! Apakah cerita berhenti sampai disini? Ternyata dari hal yang sangat tidak baik inipun, dalam karya penyelamatan Allah, dapat tetap Ia rekakan untuk sebuah kebaikan.

 Berpisahnya Paulus dan Barnabas justru memperluas cakupan wilayah pelayanan. Ada dua ujung tombak pelayanan yang berbeda. Dengan demikian, Kabar Baik mengalami percepatan penyebarannya.

Dan yang sangat menggembirakan, Paulus akhirnya dapat kembali menerima Markus dalam sebuah rekonsiliasi. Ini terekam dalam suratnya kepada Timotius yang memintanya menjemput Markus, sebab Markus penting bagi Paulus. 

Sangat tidak disarankan untuk berselisih, atau membenarkan perselisihan terjadi, apapun alasannya. Meskipun demikian, tidak bisa dihindari perselisihan bisa saja terjadi.

Dan jika perselisihan terjadi, sangat penting untuk tetap merendahkan diri dihadapan Tuhan agar tidak tersesat, apalagi memberi peluang kepada Iblis untuk diuntungkan. 

Dengan cara inilah kita bisa tetap menemukan pekerjaan Allah yang dinyatakan, bahkan dalam perselisihan. 

Ingat berselisih itu akarnya ialah memusatkan ego pada diri sendiri. Tetap fokus pada Allah, agar tidak tersesat. Amin

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved