Ekologi
Kisah di Balik Video Viral Orang Rimba di TNBT Mengeluh Ruang Hidup Makin Sempit
Video Suku Anak Dalam di Tebo, Jambi, mengeluh ke aparat yang mendatanginya, tentang ruang hidup mereka yang semakin sempit, viral di media sosial.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Video Orang Rimba (Suku Anak Dalam) di Tebo, Provinsi Jambi, mengeluh ke aparat yang mendatanginya, tentang ruang hidup mereka yang semakin sempit, sedang viral di media sosial.
Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi, Sukmareni, kepada Tribun mengungkapkan, kejadian di dalam video itu sekitar satu bulan yang lalu.
"Videonya ramai beberapa hari ini. Tapi informasi yang kami dapat, itu peristiwanya sekitar satu bulan yang lalu," kata Reni melalui sambungan telepon, Sabtu (20/7/2024).
Pada video tersebut, terlihat seorang pria yang tak memakai baju menyampaikan unek-uneknya kepada aparat Balai Taman Nasional Bukit Tigapulih (TNBT), polisi, dan TNI.
Konteks aparat mendatangi Orang Rimba ini belum diketahui pasti. "Kami belum dapat informasi pasti soal tujuannya untuk apa," kata Reni.
Sementara pria tak berbaju yang menghadapi sejumlah aparat negara itu, merupakan pemimpin di kelompok tersebut yang bernama Telaman. Dia adalah tumenggung di sana.
Orang Rimba hidup secara berkelompok, umumnya seminomaden. Tiap kelompok dipimpin seorang tumenggung.
Kepada aparat yang datang, Tumenggung Telaman mengungkapkan curahan hati yang sangat menyentuh. Mereka merasa terusir dari wilayah mereka sendiri.
"Katanya (ini) Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Kami ini mau ditaruh di mana?" kata Tumenggung Telaman.

Dia melanjutkan, keberadaan binatang pun mendapat perhatian dari pemerintah, memberi tempat untuk satwa. "Apalagi kami ini manusia, dan asli pribumi di sini," ucapnya.
Meraka sangat mengharapkan solusi permasalahan mereka yang tak lagi tersedia lokasi untuk ditempati.
"Jadi kalau ada solusi yang dipersiapkan bapak-bapak, kami bisa tinggalkan TNBT ini," katanya.
Selama tinggal di wilayah TNBT, mereka memenuhi aturan dari pemerintah untuk tidak merusaknya. Tumenggung menyebut ia tidak menanami kelapa sawit di sana.
"Bahkan sebatang sawit pun tak punya karena mematuhi hukum pemerintah. Tak boleh dibuka, hutan itu punya pemerintah," katanya.
Informasi yang disampaikan Sukmareni, kelompok ini dulunya lebih banyak berada di jalan koridor KM 18. Tempat yang kini ditempati juga merupakan ruang jelajahnya.
Hanya saja saat ini mereka lebih banyak tinggal di tempat saat ini, yakni TNBT, karena wilayah ruang hidupnya di KM 18 sudah berubah total.
Saat ini wilayah KM 18 itu sudah disesaki pendatang dari berbagai daerah, yang mengubah kawasan hutan itu, yang dulu ruang hidup Orang Rimba, menjadi kebun kelapa sawit.
Terjadinya perubahan yang sangat drastis ini membuat Orang Rimba yang terdiri dari beberapa kelompok, makin terjepit.
"Bisa dikatakan, mereka tidak mampu beradaptasi secepat perubahan yang terjadi di sana, sehingga tersingkir," ujar Sukmareni.
Sebelum kehadiran perambah, ancaman pada Orang Rimba sudah didahului maraknya perusahaan yang beroperasi di kawasan itu. Umumnya bergerak di bidang perkebunan dan kehutanan.
Reni menyarankan pemerintah memberikan perlindungan kepada Orang Rimba untuk menghadapi perubahan yang sangat cepat di sekitar sekitar ruang hidupnya.
"Negara harus membantu dan menjaga mereka agar adaptasinya bisa sejalan kultur dan budayanya," jelasnya.
Hasil survei warsi beberapa tahun silam, di wilayah ini ada hampir 1000 jiwa Orang Rimba. Menurut Reni, TNBT ini memang tak ideal bagi kelompok rentan itu, karena topografinya yang berbukit-bukit.
"Ada di wilayah Selatan TNBT yang relatif datar. Itu juga kawasan hutan. Bisa jadi alternatif, tapi harus benar-benar ada perlindungan dan pemberdayaan," jelasnya.
Orang Rimba adalah kelompok masyarakat yang hidupnya lebih dominan berburu dan meramu. Sementara pertanian yang mereka lakukan masih sederhana.
Mereka belum mampu menjangkau teknologi pertanian seperti yang telah dilakukan oleh perusahaan maupun pendatang yang menggerogoti ruang hidupnya. (*)
Baca juga: Duka Orang Rimba di Jambi karena Penasihat Temenggung Meninggal, Malah Divideokan Orang
Baca juga: Memahami Duka Orang Rimba: Mengulas Aksi Meratop di Jalan Kawasan Citra Raya City Jambi
Biocarbon Fund Diyakini Membantu Konservasi dan Pengelolaan Hutan Jambi Lebih Efektif |
![]() |
---|
KKI Warsi: Perubahan Iklim Memperparah Kebakaran Hutan Jambi |
![]() |
---|
Antara Manusia, Keegoisan, dan Sumber Daya |
![]() |
---|
Inilah Luas Deforestasi di Jambi Tahun 2015-2022 Berdasarkan Data BPS |
![]() |
---|
Diskusi Publik SIEJ, Deforestasi di Jambi Mencapai 2,5 Juta Hektare Dalam 50 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.