Warga Sarolangun Terafiliasi NII

30 Warga Sarolangun Jambi Terafiliasi NII, Bagaimana Sepak Terjang NII?

30 warga Sarolangun terafiliasi dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII), lantas siapakah jaringan NII ini dan bagaimana sepak terjangnya.

Editor: Suci Rahayu PK
ist
30 orang warga Sarolangun terafiliasi dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII). 

TRIBUNJAMBI.COM - 30 warga Sarolangun terafiliasi dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII), lantas siapakah jaringan NII ini dan bagaimana sepak terjangnya.

30 warga Sarolangun terafiliasi NII terkuak saat ada koordinasi antara pihak Forkopimda Kabupaten Sarolangun dengan Kasatgaswil Jambi Densus 88 Anti Teror Polri.

Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sarolangun Hudri menyebut, terhadap 30 orang yang terafiliasi dengan jaringan NII ini diminta dan berkeinginan untuk kembali dan menyatakan baiat atau ikrar dalam konteks NKRI.

"Sedikit mengejutkan dari 30 orang yang sudah disampaikan Kasatgaswil Jambi Densus 88 Anti Teror Polri ini, satu diantara nya adalah ASN," sebut Hudri.

Namun pihahknya bersyukur lantaran yang bersangkutan sudah menyatakan siap kembali ke NKRI.

Baca juga: Resmi Cerai dari Anji dan Menangkan Hak Asuh Anak, Wina Natalia: Harus Bisa Kompak sebagai Orang Tua

Baca juga: Perceraian Bergulir, Kimberly Ryder Kembali Syuting setelah Punya Anak: Perlu Cari Duit untuk Mereka

Mengenal NII dan sepak terjangnya

Dikutip dari Kompas.com, NII pertama kali diprakarsai oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau SM Kartsoewirjo.

Kartsoewirjo adalah tokoh Islam Indonesia yang memimpin pemberontakan Darul Islam melawan pemerintah Indonesia sejak 1949 hingga 1962.

Alasan Kartosoewirjo melakukan perlawanan ini adalah karena rasa kecewanya terhadap pemerintah pusat Indonesia.

Oleh sebab itu, untuk melampiaskannya, ia mendirikan Negara Islam Indonesia sebagai bentuk perlawanannya pada 7 Agustus 1949.

Awal Mula Pendirian hingga Kuasai Tiga Daerah

Awalnya pada tahun 1945-1949, Kartosoewirjo turut terlibat aktif dalam masa perang kemerdekaan Indonesia.

Namun, sikap kerasnya membuat Kartosoewirjo kerap bertolak belakang dengan pemerintah.

Ia sempat menolak pemerintah pusat agar seluruh Divisi Siliwangi melakukan long march ke Jawa Tengah.

Perintah long march tersebut merupakan konsekuensi dari Perjanjian Renville.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved