Human Insterest Story

Kisah Komisioner KPU RI Masuk Hutan Sarolangun Temui Suku Anak Dalam, Betty Kaget Namun Kagum

Rabu (17/7), Betty menyusuri hutan untuk monitoring pelaksanaan coklit data pemilih masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Bukti Suban

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/HASBI SABIRIN
MASUK HUTAN - Betty Epsilon Idroos, Komisioner KPU RI, bersama masyarakat Suku Anak Dalam di Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Rabu (17/7). 

SETELAH tiga jam perjalanan melewati hutan di Kabupaten Sarolangun, Betty Epsilon Idroos, kaget sekaligus terkagum-kagum. Ini merupakan pengalaman pertama Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) itu melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) terekstrem untuk Pilkada Serentak 2024.

Rabu (17/7), Betty menyusuri hutan untuk monitoring pelaksanaan coklit data pemilih masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Bukti Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Dia hadir bersama Anggota KPU Provinsi Jambi dan kabupaten-kota serta Forkopimda Sarolangun.

"Saya memiliki kesan unik, pertama kali bertemu dan bersentuhan langsung dengan Suku Anak Dalam di Sarolangun. SAD turut kuat demokrasi di Indonesia. Dan saya baru kali ini melihat proses coklit terekstrem. Biasanya dari rumah ke rumah. Kalau ini, kita turun ke hutan dan turun ke pondok warga SAD," kata Betty.

Perjalanan beberapa jam menuju lokasi memang cukup ekstrem. Kondisi jalan rusak parah, sebelum akhirnya sampai di pinggir hutan.

Dari situ, rombongan harus berjalan kaki sekira satu jam menyusuri hutan.

Setiba di lokasi, Betty Epsilon Idroos dan rombongan langsung menyapa masyarakat SAD yang bermukim di kawasan Taman Nasional Bukit 12 Sarolangun itu.

Dia melihat proses pencoklitan puluhan SAD yang bermukim di pondok panggung non-permanen, tanpa dinding serta beratap tepal di dalam hutan.

Masyarakat SAD yang berpakaian sederhana itu tidak canggung melihat rombongan yang datang. Mereka terlihat sudah paham dengan administrasi proses pencoklitan yang dilakukan pantarlih.

Saat proses coklit, masyarakat SAD selalu didampingi seorang temenggung. Mereka menggunakan cap jempol, sebagai tanda sudah tercoklit.

Petugas pantarlih Desa Bukit Suban, Aryo, menuturkan di kawasan Bukit 12 ada 150 KK dan 200 orang lebih masyarakat SAD. Mereka sudah terdaftar sebagai pemilih pada pemilu sebelumnya.

"Khusus untuk kelompok SAD tinggal 5 persen lagi yang belum tercoklit.. D dan hari ini kita melakukan coklit 10 KK. sementara yang lainnya sudah tercoklit ," kata Aryo.

Selama proses pencoklitan SAD, dia sempat kesulitan mendatangi tempat tinggalnya, karena para SAD ini selalu pindah-pindah tidak menetap.

"Selain itu, jarak tempuh menuju ke lokasi SAD sangat jauh tidak bisa dilewati kendaraan, mudahan sisanya bisa kita selesaikan," ujarnya.

Menurut Betty, kelompok SAD di Sarolangun turut memperkuat demokrasi di Indonesia. Sebab, di sana ada ratusan SAD yang sudah memiliki NIK KTP dan terdaftar sebagai pemilih DP4.

Sebagai pemilih nomanden (pindah-pindah) SAD di Kecamatan Air Hitam tidak dipasang stiker coklit dan dilakukan pengawasan oleh Bawaslu.

Di sana ada empat lokasi tinggal SAD, yaitu di Kecamatan Air Hitam, Batin VIII, CNG dan Limun, dengan data pemilih 300 orang yang terdaftar dan memiliki NIK KTP.

Dia sangat kagum melihat proses coklit terhadap Suku Anak Dalam.

"Saya berkesimpulan Indonesia maha kay. Proses coklit yang unik baru ditemukan di Sarolangun, karena tidak seperti biasanya, bukti sudah di-coklit ditempel di tempat rumahnya. Namun tidak bagi Suku Anak Dalam, karena tidak memiliki rumah yang menetap," tuturnya..

Alasan melakukan monitoring proses coklit terhadap kelompok SAD, kata Betty, karena awalnya mendapatkan informasi bahwa di Sarolangun sudah ada kelompok SAD yang telah terorganisir.

"Makanya kita turun langsung memonitoring pelaksanaan coklit. Ini pengalaman yang unit saya temui, coklit data pemilih datangi tempat tinggalnya di hutan," tuturnya.

Betty memastikan kelompok SAD di Sarolangun terdaftar sebagai pemilih.

"Kita harus pastikan, semua masyarakat sudah terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Serentak 2024, termasuk kelompok SAD juga kita pastikan terdaftar. Setelah kita cek dan sudah terdaftar. Dan alhamdulillah mereka sudah memiliki KTP elektronik," lanjutnya.

Diketahui, jumlah SAD di Desa Bukit Suban ada 10 kepala keluarga (KK), dengan jumlah pemilih 3-4 orang per KK.

Setelah di-coklit, kelompok SAD di Desa Bukit Suban langsung diberi stiker sebagai bukti bahwa mereka sudah terdaftar sebagai pemilih Daftar Pemuktahiran Penduduk Potensial (DP4).

SAD sempat kesulitan

Sementara itu, Temenggung SAD di Bukit 12 Grib, saat diwawancarai, mengatakan kesulitan SAD ketika mencoblos karena tidak bisa membaca dan menulis.

Maka dari itu, pihaknya selalu berkordinasi dengan para jenang dan temenggung.

"Tidak bisa membaca dan menulis. Biasanya kalau pemilihan, satu suara dengan jenang dan temenggung. Proses pencoblosan bergabung dengan warga di Desa Bukit Suban," tuturnya. (hasbi sabirin)

Baca juga: Fakta Tinggi Badan Yuni Shara yang Tak Jauh Beda dengan Prillu Latuconsina

Baca juga: Peta Politik Pilwako Jambi 2024 Setelah Muncul Sinyal Terkini dari Partai Golkar

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved