LIPUTAN KHUSUS

Konsep 'Kota Kanal' Percandian Muaro Jambi Bakal Jadi Saingan Venesia Italia, Ada 'Candi Hitam'

Penataan saat ini sudah menyasar ke arah timur. Sudah ada beberapa candi yang sudah dikupas, seperti Candi Kota Mahligai berprogres 50 persen

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Tribun Jambi edisi 10 Juni 2024 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kompleks Percandian Muaro Jambi atau yang kini dikenal sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, bakal memiliki konsep "kota kanal".

Situs peninggalan Buddha yang terluas di Asia Tenggara seluas 3.981 hektare itu akan direvitalisasi, termasuk jaringan kanal/sungai di dalamnya.

Proses revitalisasi telah dimulai sejak 2022 dan masih berlangsung hingga sekarang ini. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pun menggelontorkan dana besar, yaitu Rp850 miliar pada 2023 dan Rp600 miliar pada 2024.

Direktur Jendral Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan jika revitalisasi rampung dalam lima tahun ke depan, maka Percandian Muaro Jambi ditargetkan jadi situs yang lebih hebat dari Angkor Wat di Kamboja.

"KCBN MuaraJambi lebih hebat dari Angkor Wat dalam lima tahun ke depan. Dan itu bisa kita pastikan, karena potensinya ada, jadi sama-sama dari semua unsur kita bangun untuk memastikan KCBN Muarajambi menjadi situs terpenting di Asia Tenggara," kata Hilmar saat di acara peletakan batu pertama Museum

Diakuinya situs di KCBN Muaro Jambi ini sebagai tempat pendidikan dalam memperdalam Agama Buddha.

"Jadi orang datang ke sini untuk belajar, memang catatan sejarahnya juga menunjukan begitu bahwa orang datang dari berbagai tempat ke Asia ke sini (Candi Muaro Jambi; red) untuk belajar Bahasa Sankrit, memperdalam agama Buddha dan seterusnya," jelasnya.

Kegiatan revitalisasi KCBN Muara Jambi melalui ekskavasi arkeologi akan terus dilakukan agar pengetahuan masyarakat bisa bertambah.

“Penataan lingkungan saat ini sudah menyasar ke arah timur, sudah ada beberapa candi yang sudah dikupas seperti Candi Kota Mahligai yang saat ini berprogres 50 persen, dan kita pertahanankan tanaman di atas reruntuhan itu. Konsep penataan lingkungannya seperti itu sekarang,” ujarnya.

Jaringan Sungai Perahu Lokal

Sementara itu, untuk jaringan sungai atau kanal juga dilakukan revitalisasi. Namun secara bersamaan, pihaknya sudah membuat perahu berdasarkan pengetahuan tradisional lokal.

"Masyarakat lokal masih menggunakan kanal, ya, untuk kepentingan transportasi. Kita berharap ke depan kanal-kanal ini hidup kembali. Jadi wisatawan bisa berkeliling di wilayah ini menggunakan perahu," ucapnya.

Hilmar mengatakan, dengan begitu, KCBN Muarajambi layaknya kota kanal yang dikenal di benua Eropa, yaitu Venesia.

"Tapi saya menilai ini lebih hebat, karena Venesia luasnya tidak sampai 4.000 hektare, sementara KCBN Muarajambi 4.000 hektare dengan jalinan kanal yang cukup kompleks.

Suasanya juga cukup berbeda. Jadi dimensi nilainya juga akan berbeda, mungkin dari segi spiritualitas juga jauh lebih kuat di sini," tuturnya.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved