Analisis Politik, HAR vs Maulana vs Budi Setiawan dan Perhitungan Kursi Parpol di Pilwako Jambi

Simak analisis soal tiga bakal calon wali kota, yaitu H Abdul Rahman (HAR), Maulana dan Budi Setiawan, yang bakal berebut partai di Pilwako Jambi

|
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Adu kuat tiga tokoh di Pilwako Jambi 2024. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pertarungan di Pemilihan Wali Kota atau Pilwako Jambi 2024 bakal seru.

Tiga bakal calon wali kota, yaitu H Abdul Rahman (HAR), Maulana dan Budi Setiawan, bakal berebut partai.

Saat ini, Maulana yang telah didukung PAN dan PKS serta PBB, telah memenuhi persyaratan sembilan kursi legislatif, jika tak ada perubahan peta koalisi ke depannya.

Sementara, Budi Setiawan yang kini telah mendapatkan surat tugas dari Partai Golkar yang memiliki delapan kursi legislatif, membutuhkan satu kursi lagi untuk bisa maju di pilwako.

Dan HAR yang resmi mengantongi enam kursi legislatif Partai NasDem, hanya menbutuhkan tiga kursi lagi.

Namun, HAR mengungkapkan bahwa pekan depan akan ada partai yang akan memberikan rekomendasi kepadanya.

Dengan kondisi dukungan partai politik saat ini dan kondisi tiap bakal calon saling berharap dukungan, bagaimana keunggulan masing-masing kandidat jika bersaing di Pilwako Jambi?

Pengamat politik Universitas Nurdin Hamzah Jambi, Dr Pahrudin HM, mengatakan pada dasarnya tidak ada garis lurus antara banyaknya dukungan partai politik terhadap kemenangan di pilkada.

Menurutnya, banyaknya partai yang mendukung nantinya, bukan menjadi jaminan kandidat tersebut akan menang. Karena ada banyak kasus kandidat yang didukung minoritas partai, tapi bisa menang.

Tetapi yang lebih penting, kata Pahrudin, untuk konteks pilkada adalah dukungan masyarakat secara luas.

"Dukungan partai politik itu sebetulnya aspek administrasi saja, yang penting adalah dukungan masyarakat luas," ucapnya, Minggu (9/6/2024).

Dalam konteks kontestasi di Pilwako Jambi, berbagai riset dan survei saat ini memang masih menempatkan Maulana sebagai kandidat yang paling unggul untuk bisa menjadi wali kota.

Karena sampai dengan hari ini, Maulana memiliki dukungan partai dengan sembilan kursi di DPRD, dan yang sudah memenuhi persyaratan pendaftaran ke KPU.

Pahrudin memprediksi jumlah partai politik yang akan merapat ke Maulana berkemungkinan bertambah.

Sedangkan Budi Setiawan, saat ini baru memperoleh surat tugas dari Partai Golkar, belum rekomendasi secara resmi.

Ditambah lagi, dalam survei internal Golkar justru menempatkan Maulana di posisi teratas, dengan margin yang cukup jauh dengan Budi Setiawan di posisi kedua.

"Artinya sampai hari ini yang leading (unggul), paling siap untuk maju itu, ya, Maulana," ujarnya.

Kata Pahrudin, jika nantinya head to head antara Maulana vs Budi di Pilwako Jambi, Maulana akan lebih diuntungkan.

"Kalau head to head antara Maulana dengan Budi, ya, secara objektif harus kita sampaikan Maulana di atas angin," ungkapnya.

Lantas bagaimana dengan HAR?

Pahrudin mengatakan dukungan saat ini baru dari Partai NasDem.

Artinya, jika bicara keunggulan, kesiapan partai dari Maulana lebih siap.

Namun perlu diingat, survei yang dilakukan Public Trust Institute (Putin), menempatkan HAR pada posisi kedua di bawah Maulana.

"Posisi kedua itu sebetulnya dari berbagai riset, terutama di Putin bukan Budi Setiawan, tapi kan HAR," ucapnya.

Namun, Pahrudin mengatakan itu adalah peta politik hari ini. Bisa saja berubah dalam beberapa bulan menjelang pemilihan.

"Karena dalam politik semua dinamis dan perubahananya bisa berlangsung secara cepat," kata Pahrudin.

Perkirakan Waktu

Pahrudin mengingatkan ketiganya untuk dapat menentukan wakil dengan tepat.

Menurutnya, posisi wakil itu cukup penting untuk bisa mengisi kekurangan dari dari calon wali kotanya.

Keduanya harus saling melengkapi, baik dari sisi geografis atau kewilayahan, segi etnis, atau pun kelompok tertentu lain dalam masyarakat.

"Posisi wakil itu melengkapi puzzle yang mungkin dianggap kurang dari calon, baik itu mungkin dari sisi geografisnya kewilayahan atau dari sisi etnisitas atau kelompok tertentu dalam masyarakat ," ucapnya, Minggu (9/6/2024).

Sehingga, kata Pahrudin, posisi wakil cukup menentukan atau bisa menjadi faktor kemenangan dalam pertarungan sebagai orang nomor 1 di Kota Jambi itu.

"Jadi posisi wakil itu sebetulnya cukup menentukan dalam kemenangan kandidat, karena dia melengkapi puzzle dari calon wali kota," ujarnya.

Meskipun kata dia berdasarkan riset, bahwa pilihan masyarakat lebih banyak karena faktor calon kepala daerahnya.

Namun dalam kompetisi yang ketat, tingkat elektabilitas yang tidak terpaut jauh antar calon kepala daerah, maka posisi calon wakil yang sangat menentukan.

"Ketika kompetisi begitu ketat, posisi wakil justru sangat menentukan, karena dia bisa menjadi pelengkap atau penyumbang suara dari kandidat Wali Kota," tuturnya. (dna)

Baca juga: Adu Kuat 3 Tokoh Jelang Pilwako Jambi, Misteri Wakil & Parpol Pendukung Maulana, HAR, Budi Setiawan

Baca juga: Analisis Politik, Mengapa Golkar Belum Putuskan Calon di Pilgub Jambi 2024

Baca juga: Jokowi dan Prabowo Duet Maut, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, Seri I

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved